16. Find You

21 5 0
                                    

Happy Reading!


"Arin nihh, kemanaa sihh?" gerutu Naya yang berjalan dengan tertatih akibat lutut kakinya sebelah kanan terluka.

"Nayaaa!!" seruan dari orang yang Naya cari akhirnya datang berlari ke arahnya.

"Kamu ngapain sampai siniii?? Kan aku bilang buat tunggu bentar di ruang seni," ucap Arin sesampainya di hadapan Naya.

Sambil mendengar jawaban dari Naya, Arin mengambil tas punggung miliknya yang diselempangkan di bahu kiri, disaat Naya juga membawa tasnya sendiri di punggungnya.

"Nggak mau ihh, sendirian aku di sana. Agak gimana gitu hawanya," balas Naya bergidik ngeri.

Membayangkan harus menunggu sendirian di ruang seni yang sudah sepi. Meskipun ruangannya terang, namun lorong di luar ruangan juga agak meremang bersanding dengan suasana di malam hari.

"Ohh, gitu ya?" Arin hanya meringis mendengarnya.

Dia jadi teringat cerita-cerita mistis lingkungan sekolahnya yang diceritakan turun-temurun lewat seniornya. Seketika dia ikut merinding saat itu juga.

"Ketua kelas?"

"Aaakk?!" pekik Naya cukup terkejut tiba-tiba ada suara yang menginterupsi mereka dari arah belakang.

Arin mengelus dadanya lega melihat Jeha yang mengatakannya bukan sosok lain.

"Arinn ihh! Ngagetin ajaa!" seru Naya yang ternyata juga ikut terkejut akibat Arin yang teriak secara tiba-tiba.

"Maaff, lagian nih orang bikin kaget aja!" tuding Arin pada Jeha dengan telunjuknya.

"Astagaa Arinn, salah mulu gue perasaan. Kan gue cuman manggil doang,"

"Ngapain sihh manggil-manggil? Masih belum puas gangguinnya?"

Jeha menyeringai tak bisa menahan senyum menanggapinya.

Duh, lama-lama minta dikarungin juga ini cewek satu. Bikin geregetan mulu perasaan.

"Kamu habis ketemu Jeha, Ar?" tanya Naya yang sama sekali tidak mengerti situasi saat ini.

Sedari tadi mengamati Arin dan Jeha secara bergantian masih belum menemukan jawaban pertanyaan sepintas dalam otaknya.

Perubahan air muka Jeha berubah saat perempuan di sebelah Arin menginterupsi.

"Ohh, jadiii,"

"Jadi lo yang namanya Naya?"

Sebelum Arin menjelaskan situasinya dengan jelas pada Naya, Jeha malah melemparkan pertanyaan tiba-tiba mengenai keberadaan Naya.

Arin seolah dibuat termangu, tidak mengerti harus menanggapinya dengan bagaimana?

Pertanyaan Jeha barusan seakan selama ini sedang mencari sosok Naya. Arin sungguh tak mengerti.

"Iya," balas Naya pada Jeha dengan tatapan yang kurang bersahabat, "Aku yang namanya Naya. Kenapa?" lanjutnya.

Jeha tersenyum miring penuh arti. Dia hanya menganguk seolah sudah memahami sesuatu. Sementara pertanyaan dari Naya belum terjawab dengan jelas. Hanya cowok itu yang mengerti.

"Nggak papa," jawabnya dengan enteng.

Melihat keusilan Jeha yang tidak pernah habis membuat Arin kesal tersendiri, terlebih menyangkut teman dekatnya. 

"Apaansih? Gak jelas banget?" sungut Arin yang malah terlihat lucu di mata Jeha.

"Gue bawa balik ke rumah mau gak?" isengnya pada Arin yang makin membuat tantrum cewek itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Letter Gone WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang