Happy Reading!
Hari ini terhitung sudah hari keduanya, sejak kedatangan tamu yang hadir setiap bulannya saat sedang lancarnya. Bertepatan juga di hari Senin yang mana hari itu sangat dikutuk oleh mayoritas manusia.
Biasanya dia tidak memperdulikan hari atau tanggal, tapi entah mengapa hari ini terasa sangat berbeda. Saking kesalnya Arin, lama - lama dia ingin mencoret semua hari Senin dalam kalendernya agar tidak membuat suasana hatinya berubah menjadi sangat buruk.
Menjalani hari yang menyebalkan ini, Arin juga tetap menjalankan amanah sebagai ketua kelas dengan semestinya. Seperti saat ini. Karena guru akan menghadiri rapat, wali kelasnya yang juga sebagai guru Bahasa Indonesianya ini ingin memberikan hasil ulangan harian kelasnya untuk dibagikan dan bisa dipelajari ulang.
Dia ingatkan kembali, sebenarnya hal ini hanyalah sesuatu yang biasa dia jalani. Hanya saja nyeri menstruasi yang dia rasakan ini, rasa sakitnya menjalar hingga ke tungkainya. Membuatnya merasakan nyeri, pegal, sedikit kesemutan dalam waktu yang bersamaan. Rasanya dia sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi.
Ini masih lama kah?
Udah gak kuat aku nunggu
Lama-lama aku tinggal juga nih!
"Kenapa kamu, Rin?"
Arin terkesiap, lalu merubah seratus derajat ekspresi muramnya menjadi sangat ramah.
"Eng--gak papa kok, Pak, hehe," jawabnya dengan senyuman lebar, tapi dalam dirinya berusaha keras menahan rasa sakit.
Tuhann
Kuatkanlah hamba
"Dah, nih nanti kamu bagi. Terus pelajari kembali soal-soalnya sama materinya. Lebih bagus kalian belajar bareng buat diskusi juga. Siapa tahu ada yang mau dibahas sama bapak dipertemuan selanjutnya."
Arin menerima tumpukan kertas itu yang berisi jawaban dari ulangan harian kelasnya yang sudah dinilai.
"Siap, Pak,"
"Kalian kan udah kelas 12 juga ya?"
Baru saja Arin akan pamit untuk kembali ke kelas, ucapan dari Pak Bambang membuatnya berhenti untuk mulai mendengar kata-kata bijak yang cukup membuat telinganya pedas. Agak capek mendengarnya berulang kali.
"Banyak - banyak belajar mandiri buat masuk universitas. Nggak usah nunggu diajar gurunya kalian harusnya udah nyuri start dulu. Apalagi yang paling terpenting nih, pokoknya jangan sampe bikin masalah di tahun ini. Udah saatnya kalian tobat,"
"Hehe, siap Pak,"
"Jangan siap - siap aja kamu, Rin!" canda Pak Bambang. Dengan terpaksa Arin juga harus membalasnya dengan tertawa garing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter Gone Wrong
FanfictionMengisahkan tentang seorang remaja perempuan yang awalnya ingin membantu temannya untuk menaruh surat cinta pada loker milik cowok idamannya. Siapa sangka surat itu jatuh pada orang yang salah. Membuat dirinya harus berurusan dengan cowok berandalan...