Mengisahkan tentang seorang remaja perempuan yang awalnya ingin membantu temannya untuk menaruh surat cinta pada loker milik cowok idamannya. Siapa sangka surat itu jatuh pada orang yang salah. Membuat dirinya harus berurusan dengan cowok berandalan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- Kangen gue ga nih?
Happy Reading!
Setiap jumat sore sehabis sekolah, mereka mampir ke warung kopi bang Jar selesai bermain basket di lapangan basket sekolah. Warung kopi yang cukup dikenal oleh anak sekolahnya. Letaknya di dekat gang masuk kampung yang tidak jauh dari sekolah mereka.
Agak boros bensin sebenarnya meski dekat tetap mengendarai motor, tetapi jelas mereka lebih malas jika harus berjalan kaki. Alhasil, mereka seperti kawanan geng motor jika keluar bersama menuju warkop bang Jar.
"Es kopi bang kek biasaa!"
"Gue juga bang!"
"Gue es murtisari jeruk bang, esnya dibanyakin!"
Sahutan anak - anak sekolah saat memasuki tenda warkop milik bang Jar. Padahal si pemilik sedang berada di luar tenda, duduk bersama tukang parkir yang tempatnya persis di bawah pohon beringin.
"Lu pada bikin sendiri ae sono! Gue mau ngaso bentarrr," sahut si pemilik warkop ingin beristirahat sebentar sembari membakar daun tembakau agar mulutnya tidak terlalu asam.
"Bang, Bang, nyari duit kok males-malesan. Kasihan anak istri di rumah, Bang!" celetuk Jeha yang datang ingin menyapa bang Jar, sapaan akrab si pemilik warkop.
"Lambemu Je! Sembarangan kalo ngomong!" murka bang Jar yang gagal membakar tembakaunya gegara omongan Jeha yang selalu saja membuat orang darah tinggi.
"Rasain noh! Jangan kasih dia ngebon lagi Bang! Biar tahu rasa!"
"Ampun Bang hahaha," ucap Jeha mencoba memohon ampun dengan tawa yang masih menggelegar.
"Canda doang, Bang. Serius amat dahh," kata Jeha yang langsung lari masuk ke tenda tahu bang Jar akan melemparinya sandal.
Jeha memilih duduk di sebelah Jake yang sudah makan gorengan dengan nikmatnya.
"Je, lo ada korek gak?"
Baru saja Jeha duduk, dia sudah ditanya oleh temannya.