6. Favorite Crime

129 18 9
                                    

- Kangen gue ga nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Kangen gue ga nih?


Happy Reading!

Setiap jumat sore sehabis sekolah, mereka mampir ke warung kopi bang Jar selesai bermain basket di lapangan basket sekolah. Warung kopi yang cukup dikenal oleh anak sekolahnya. Letaknya di dekat gang masuk kampung yang tidak jauh dari sekolah mereka.

Agak boros bensin sebenarnya meski dekat tetap mengendarai motor, tetapi jelas mereka lebih malas jika harus berjalan kaki. Alhasil, mereka seperti kawanan geng motor jika keluar bersama menuju warkop bang Jar.

"Es kopi bang kek biasaa!"

"Gue juga bang!"

"Gue es murtisari jeruk bang, esnya dibanyakin!"

Sahutan anak - anak sekolah saat memasuki tenda warkop milik bang Jar. Padahal si pemilik sedang berada di luar tenda, duduk bersama tukang parkir yang tempatnya persis di bawah pohon beringin.

"Lu pada bikin sendiri ae sono! Gue mau ngaso bentarrr," sahut si pemilik warkop ingin beristirahat sebentar sembari membakar daun tembakau agar mulutnya tidak terlalu asam.

"Bang, Bang, nyari duit kok males-malesan. Kasihan anak istri di rumah, Bang!" celetuk Jeha yang datang ingin menyapa bang Jar, sapaan akrab si pemilik warkop.

"Lambemu Je! Sembarangan kalo ngomong!" murka bang Jar yang gagal membakar tembakaunya gegara omongan Jeha yang selalu saja membuat orang darah tinggi.

"Rasain noh! Jangan kasih dia ngebon lagi Bang! Biar tahu rasa!"

"Ampun Bang hahaha," ucap Jeha mencoba memohon ampun dengan tawa yang masih menggelegar.

"Canda doang, Bang. Serius amat dahh," kata Jeha yang langsung lari masuk ke tenda tahu bang Jar akan melemparinya sandal.

Jeha memilih duduk di sebelah Jake yang sudah makan gorengan dengan nikmatnya.

"Je, lo ada korek gak?"

Baru saja Jeha duduk, dia sudah ditanya oleh temannya.

"Jiahh masih pakek yang lintingan?"

"Ooo bangke! Kalo gak punya nggak usah ngatain lah!"

Jeha tertawa puas melihat ekspresi muka kesal temannya.

"Orang-orang nih hari ini kenapa pada emosian dah? Dikit - dikit marah. Heran gue," celetuk Jeha yang membuat teman-temannya kesal.

Memang siapa lagi yang bikin mereka marah kalau bukan Jeha?

"Bacott!"

"Je!" panggil Jake yang berada di sebelahnya.

"Papa lo nelpon," kata Jake memberitahunya sembari menunjuk ponsel miliknya yang tertera nama 'Papa' sedang menelponnya.

Love Letter Gone WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang