Who?

154 27 2
                                    


"Seira.."

Jantungku berdebar dengan sangat kencang.. aku sangat yakin jika manusia dihadapanku ini dapat mendengarnya juga duh..

Sorot matanya tajam dengan manik matanya yang hitam menghipnotisku..kalau bisa ku deskripsikan seperti pekatnya malam dengan banyaknya bintang yang bertaburan dengan kata lain sangat indah.

Bulu matanya lentik di bingkai dengan alis tebal dan hidungnya yang tinggi. aku mencoba menerka bagaimana seluruh wajahnya yang ditutupi sebagian dengan masker. Dari yang dapat ku amati, rambutnya hitam dengan kulitnya yang milky white seperti orang di douyin douyin china itu hiks irinya T.T

Tubuhnya tinggi mungkin hampir sama dengan Kak Leen kira-kira 180cm. dibalut dengan kaos long neck dan  jaket berwarna hitam serta dengan jeans hitam yang membalut kaki semampainya. orang ini mau ngelayat apa? 

Sepatu combat boot dan topi yang mengakhiri pengamatanku. 

"Aku akan lepas tanganku, tapi jangan berteriak okay?" Sorot matanya masih menatap ku tapat di manik mataku. Aku hanya bisa mengangguk mendengar suaranya. oh apa aku tadi sudah bilang bagaimana suaranya bisa membuat kaki ku lemas dan bulu kudukku berdiri? yasudahlah..

Jika ku rating penampilan pria ini bisa dibilang aku tidak dapat menilainya. Pria jenis ini hanya bisa kutemui di Manhwa atau manhua yang selalu ku baca... wait! apa aku sudah mati? sehingga aku bereinkarnasi ke dalam novel atau manhwa?

pikiranku di interupsi olah pria itu yang melepaskan telapak tangannya dari mulutku. Tapi matanya masih terus menatap gerak-gerikku seperti predator. aku hanya bisa diam mematung menunggu aba-aba dari manusia Manhwa di depanku ini. 

.

.

.

sudah lewat beberapa menit kami hanya saling tatap tatapan tanpa sepatah katapun.

'drrt..drrt'

kurasakan hp ku bergetar di tasku. Pria manhwa di depanku ini memecah kebisuan kami dengan meletakkan telapak tangannya diatas kepalaku saraya berlalu pergi. Sebelum itu ia sempat berbisik.. "---------"

aku menyentuh bekas ia menyentuh kepalaku dan berbalik untuk melihatnya, akan tetapi ia sudah tidak terlihat dimanapun seolah ia tidak berda di tempat ini sebelumnya.

"Seira!"

aku terkejut dan menoleh mendengar namaku di panggil. Kak Leen menatapku dengan hp nya yang masih melekat di telinganya..oh.. kuraba tas ku untuk mengambil hpku yang masih setia bergetar panggilan masuk dari Kak Leen.

.

.

.

aku berbaring di kamarku sembari menatap handphone baruku..baru beli dari kak Leen yey.. aku sempat berfikir jika Ashen itu benar seorang stalker atau apapun itu yang diucapkan kak Leen, dia pasti juga sudah tau jika handphone lamaku sudah tidak ada di dunia ini..

hmm..

aku terus menatap layar hp ku yang redup. "Kalau aku hitung sampai tiga apa kamu bakal muncul seperti biasanya?" aku bertanya pada diriku sendiri sambil mengangkat hp ku keatas.

"Satu.." deg deg  "Dua.." deg deg deg "Ughh" padahal aku cuma berandai andai tetapi jantungku berpacu bersama adrenalinku tidak karuan. Sambil menghela nafas aku mempersiapkan diriku untuk hitungan terakhir. 

"Ti-.."

drrt..ddrt  'Dhhuk'

"Ack!"

aku meringkuk mengusap wajah dan hidungku yang tertimpa handphone ku. Air mata berlinang di mataku membuatku meringis merasakan ngilu khususnya di hidungku. 

drrt..drrt

Aku menoleh melihat hpku yang masih bergetar di samping kepalaku. Jantungku berdebar kencang membuatku sejenak melupakan rasa sakit di wajahku. 

Incoming Call

Aku berlaih ke posisi duduk dan mengambil hp ku yang masih setia terus bergetar. Panggilan tersebut berhenti tepat saat aku menyentuh hp ku. Selang beberapa detik, benda tersebut kembali bergetar. Aku membalik posisi hp ku untuk melihat siapa yang menelfonku.

Facial features recognized

call connected automatically in 

3

2

1

beep

Aku dengan refleks melepaskan genggamanku membuat hpku terjatuh diatas kasur. Kutatap dengan horror benda di depan mataku. Aku tidak tau jika hpku secanggih itu bisa menerima panggilan hanya dengan mengenali wajah. Kak Leen juga tidak mungkin menginstall aplikasi aneh seperti itu.. atau jangan jangan..

Hening

Siapapun yang berada diseberang panggilan tersebut sepertinya memutuskan untuk diam beribu bahasa. Bagaimana aku bisa tau?

Tentu saja.. karena detik tanda panggilan telah terhubung terus berjalan dilayar hp ku..

Aku menelan ludah untuk membasahi tenggorokanku yang tiba-tiba saja terasa kering.

"Siapa?"





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AshenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang