5

3.3K 242 0
                                    


Aku membaca chat ku dengan Ashen berulang kali. Mungkin Ashen benar, Aku harus bicara pada kak Leen.

Aku turun menuju ruang tamu. Kudapati adikku yang baru saja masuk rumah. Baru pulang sekolah.

"Udah pulang? gak ada kegiatan eskul?"

Aku bertanya pada Sena yang sedang meletakkan sepatunya di rak sepatu.

"Aku udah izin sama pak Andri".

"Kenapa izin?"

Arsen beralih menatapku

"Kenapa?"

Dan dia balik bertanya. -_-;

"Soalnya, aku gak bisa ninggalin kakak gila ku yang lagi sakit sendirian di rumah"

Ucapnya acuh. Aku mendengus mendengarnya. Kalau aja aku dalam keadaan sehat udah aku hajar nih 'ice prince' .

"Lalu, kak Leen?"

"Kak Leen bilang dia pulang agak malem, ada yang harus di urus."

Aku hanya ber oh ria dan merilekskan tubuhku diatas sofa sembari menonton berita.

"Kenapa kak? kakak butuh sesuatu?"

Arsen berdiri di sebelah ku. Aku menggeleng menanggapinya. Anak itu beranjak meninggalkanku menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar ku.

***

Pukul 22.00

Aku menyandarkan punggungku di sofa. Ku lipat kedua lengan di depan dadaku. Aku menghela nafas.

Berkali kali ku lirik jam dinding yang semakin menunjukkan angka semakin larut malam. Lagi, aku menghela nafasku gusar. Ini sudah larut malam, dan kak Leen belum juga pulang. Apalagi saat ini sedang turun hujan lebat.

Aku mencoba menghubungi ponselnya, namun tidak aktif.

Aku berdoa dalam hati semoga tidak terjadi apa apa pada kakak ku itu. Walaupun aku kesal padanya, tetapi aku sangat mengkhawatirkannya. Hingga tidak sadar akhirnya aku terlelap di sofa ruang keluarga.

***

"Kak! Kak Seira, Bangun!"

Aku terbangun saat Arsen mengguncang guncang tubuhku. Dengan malas aku bangun dan duduk dengan mata masih terpejam.

"Kakak kenapa tidur disini?" tanyanya seraya menyentuh dahiku.

"Hm, udah gak begitu panas," gumamnya.

"Jam berapa ini, dek?" aku bertanya dengan mata masih terpejam dan nyawaku yang masih tertinggal dialam mimpiku.

"Setengah tujuh"

"Kak Leen udah pulang?"

"Kayaknya belum, aku lihat kamarnya kosong"

Aku membuka mataku lebar lebar dan mendengus kesal. Kemana sebenarnya Kak Leen pergi sampai tidak pulang? Dia bahkan tidak memberi kabar pada ku atau Sena.

Aku menatap Sena yang berdiri dihadapan ku lengkap dengan seragam sekolah dan tas yang sudah di jinjingnya.

"Kakak mau sarapan apa? Biar aku bikinin"

Aku menggeleng cepat.

"Ini udah jam setengah tujuh dek, kamu berangkat aja sekolah!"

"Tapi, kak..."

"Kamu gak usah khawatir sama Kakak. Ah! Kamu juga belum sarapan kan? Kamu sarapan aja dulu, gak usah khawatirin kakak"

Arsena menatapku ragu. "Aku bisa sarapan di sekolah, tapi setidaknya biar aku nyiapin sarapan dan obat buat kakak"

AshenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang