"What happened?!" gumamku
Aku merebahkan badanku di sofa ruang tamu dan menengadahkan kepalaku. Apa yang salah sebenarnya? Kenapa kak Leen marah? Aku tidak melakukan hal yang aneh-aneh kok.. dadaku rasanya sesak memikirkan kembali raut wajah kak Leen yang emosi.
Ku tatap layar ponselku. Kak Leen.. jariku berada di atas nomor yang sudah sangat ku kenal. Ragu-ragu ke tekan tombol call.
..Ringgg...
Ku akhiri panggilan tersebut. stupid! Apa yang akan kamu katakan ke Kak Leen kalau dia angkat telfonnya! Kutatap ponselku nanar. Apa aku harus menjelaskan mengenai Ashen? Tapi aku juga tidak tau apa-apa tentang Ashen.. aku berdecak sebal dan menghela nafasku.
Oh right! Arsena.. that boy.. ku tatap arah kamar Arsen. Anak itu tidak berbicara apa-apa..haruskah aku berbicara padanya mengenai hal ini? Aku tenggelam dalam lamunanku.
**
Aku menatap handphone kak Seira yang diberikan kak Leen padaku. Ashen? Kubaca pesan-pesan yang tertera di layar hp kak Seira. Ku sodorkan hp tersebut ke kak Seira yang masih menatap pintu depan dengan ekspresi tidak bisa tergambarkan. Kak Seira menoleh pada ku, menatap handphonenya dan menatapku kembali.
Ragu-ragu kak Seira mengambil handphone ditanganku.
Well...aku berbalik menuju kamarku tanpa sepatah katapun.
"Ar..Sena.." aku terus melangkah menu kamarku tidak mempedulikan panggilan kak Seira
Kak Leen sangat marah karena Ashen huh? Aku berhenti tepat di depan pintu kamarku. Kulirik arah dimana kak Seira masih di ruang tamu.
Kuraih gagang pintu kamarku dan membukanya perlahan. Kutatap arah ruang tamu sekali lagi sebelum masuk ke kamarku dan menelfon kak Leen.
**
Heh...
Seira tidak dapat melihat smirk yang diberikan Arsena sebelum memasuki kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashen
Teen FictionBagaimana rasanya memiliki dua saudara laki-laki yang super protective ? Di tambah dengan datangnya pesan-pesan misterius yang mengetahui segala gerak gerik mu? You've been invited to the story in Seira's World, > Yes > No Selamat datang di...