Ini hari pertamaku di boarding school SMA Garuda. SMA paling terkenal di Jabodetabek ini. Aku melirik keluar jendela mobil yang kini sudah memasuki area sekolah besar itu. Supirku menghentikan mobil tepat di depan bangunan asrama putri.
Dia turun membukakanku pintu mobil dan mengeluarkan koper besarku yang berwarna hitam itu dari bagasi.
Pria paruh baya itu tersenyum dan menepuk pundak ku dua kali. "Semangat ya non Ayaka, makan yang teratur saya pamit pulang dulu." ucap pak Zaki.
Aku mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan darinya. Kemudian pria paruh baya itu berjalan memasuki mobil dan melajukan mobil itu sampai keluar dari area sekolah ini.
Aku melambaikan tangan saat pak Zaki pergi, dan kembali menurunkan tangan ku ketika mobil itu perlahan menjauh dan menghilang dari pengelihatanku. Aku memutar tubuhku memandang bangunan megah dan cantik itu.
Aku menghela nafas panjang lalu berjalan untuk masuk kedalam gedung asrama itu, di sebelah kiri bangunan megah itu berjarak sekitar belasan meter terlihat bangunan yang sama. Aku terhenti sebentar dan memandangi bangunan itu. Kurasa itu adalah asrama putra. Saat sudah selesai aku memandangi bangunan itu aku kembali memandang lurus ke depan berjalan sampai ke dalam.
Saat aku sudah di dalam. Aku di sambut oleh ibu kepala asrama ini, wanita cantik yang mungkin umurnya sudah kepala empat itu tersenyum padaku dengan tangan yang membawa buku dan beberapa kunci dorm.
"Selamat datang Ayaka Mauri," sapanya dengan ramah.
Aku membungkukkan badanku kemudian membalas sapaannya. "Terimakasih Bu Citra," balasku dengan senyuman yang kaku. Merasa agak cangung.
Citra membuka buku berwarna kuning itu meneliti setiap tulisan dan ia terhenti lalu mengambil kunci di tangannya itu dan memberikannya padaku.
"Ini kunci dorm kamu Ayaka, kamu dapat kamar nomor 228 di lantai lima. Setiap kamar di isi tujuh sampai sepuluh orang jadi jangan kaget kalau banyak temen di kamar." katanya.
Aku menyambut kunci itu dengan sopan lalu mengangguk. "Saya ke kamar dulu ya bu. Terimakasih." ucapku sebelum beranjak pergi dari sana.
Citra tersenyum kecil dan mengangguk, saat aku di dalam dan hendak menekan tombol aku kembali membungkukkan badan ku lagi dan perempuan itu tertawa mengibaskan tangannya menyuruhku untuk terus saja pergi ke atas.
Saat aku sudah sampai di lantai lima, aku memandang setiap nomor yang tertera di pintu-pintu itu. Dan saat aku di depan pintu ruangan nomor 222 aku melihat sosok laki-laki paruh baya yang mungkin itu adalah karyawan kebersihan di sini.
"Halo nak, siswi baru ya?" Sapanya dengan ramah.
Aku mengangguk, aku sedikit merasa nyaman karena orang-orang disini ternyata ramah-tamahnya sangat baik.
"Iya pak," jawabku.
"Kamu di kamar nomor 228 ya?" tanyanya padaku dengan tangan yang menyenderkan sapunya di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO COUPLE.
Short StoryAda misteri yang harus mereka bersembilan pecahkan diasrama putri serta asrama tua yang ada di SMA Garuda. Ayaka dan Reyyan harus menyelesaikan setiap misteri di balik pintu-pintu bernomor 1-7 itu. Bahkan sampai ada yang terluka di antara mereka ber...