Aku pulang dari kelas melukis agak telat malam ini, aku berlari secepat mungkin menuju asrama. Sesekali ku lirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tidak hanya aku yang pulang telat banyak siswa siswi lain namun aku paling terakhir keluar dari kelas karena bu Liza memintaku membantunya membereskan kelas yang berantakan.
Karena aku sudah lelah dengan kegiatan hari ini, aku mau tak mau harus pergi ke dorm dengan menaiki lift, karena jika lewat tangga pastinya akan lebih lama sampai.
Aku masuk ke dalam lift menekan tombol nomor lima, namun saat lift itu mulai tertutup tiba-tiba ada seseorang yang memegang pintunya seorang gadis dengan rambut pendek dan dress terusan berwarna biru laut itu pun masuk dan berdiri di sampingku.
Aku tak memperdulikannya namun agak aneh saja rasanya aku belum pernah melihat gadis itu disini, apakah murid pindahan? Entahlah aku tidak tau.
Ku rasakan lift ini sedikit bergoyang-goyang, awalnya aku pikir karena lift ini bergerak naik tapi semakin lama semakin kurasa goncangannya semakin keras dan membuatku hilang keseimbangan.
Brakk!
Tiba-tiba lift ini terhenti lampu di atas yang menerangi pun berkedip-kedip dengan cepat. Aku yang tadinya terduduk berusaha bangkit dan berpegang pada pegangan. Gadis yang tadinya masuk bersamaku pun masih terdiam ditempatnya, aku heran kenapa dia tidak panik sama sekali.
Aku berusaha menekan tombol darurat untuk memberitahukan pada satpam bahwa liftnya rusak.
"Percuma.."
Deg!
Bulu kudukku langsung meremang ketika suara itu berbisik tepat di telingaku. Dan saat itu cahaya dilift ini sangat lah redup, aku berusaha memutar pandangan ku menatap ke arah suara yang berada di sampingku itu.
Aku kaget, membeku, saat ku lihat gadis cantik tadi berubah dan menatapku dengan mata kirinya yang terjuntai keluar, sebelah wajahnya remuk hancur bahkan saat ku lihat lagi sampai ke bawah tangannya sudah putus, hampir seluruh bagian kiri tubuhnya hancur.
"Apakah aku cantik?" tanyanya.
Aku masih membeku di tempat, rasanya jantungku sudah hampir berhenti berdetak.
Bau amis menyeruak di penciuman, benar-benar sangat amis. Aku mual mencium aroma itu.
"Apakah aku cantik?" Lagi gadis itu terus bertanya dengan suara seraknya.
"Apakah aku cantik!"
"Apakah aku cantik!"
Terus saja begitu dengan nada yang semakin kencang memaksaku untuk menjawab. Namun lidahku terasa sangat kelu dan tak mampu berbicara, jangankan untuk menjawabnya untuk berteriak meminta tolong saja pun aku sudah tak bisa.
"Apakah aku cantik?!"
Kakiku lemas, dan akhirnya aku terduduk lemas dengan hantu itu masih terus menanyakan hal yang sama berulang-ulang kali.
Dia memegang pipiku dengan tangan dinginnya.
"APAKAH AKU CANTIK!" tanyanya dengan suara yang melengking, aku menutup telinga dan mataku, aku mulai menangis, aku tidak pernah berinteraksi sedekat ini dengan makhluk astral.
"Aku tidak tau! Pergi lah! Pergi!" teriakku, namun semakin aku menyuruhnya untuk pergi, dia semakin gencar bertanya hal yang sama berulang-ulang kali lebih banyak bahkan kini suaranya sangat melengking membuat telingaku berdengung.
Hantu itu memegang kedua pipiku dan menatap ku lekat. "HAHAHA! KAMU TAKUT YA?! HAHAHA KAMU TAKUT!" katanya dengan suara mengejek.
Sesaat kemudian pandanganku berubah mengabur, sunyi. Aku pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO COUPLE.
Short StoryAda misteri yang harus mereka bersembilan pecahkan diasrama putri serta asrama tua yang ada di SMA Garuda. Ayaka dan Reyyan harus menyelesaikan setiap misteri di balik pintu-pintu bernomor 1-7 itu. Bahkan sampai ada yang terluka di antara mereka ber...