Aku dan teman-teman ku sedang berada di kelas, kami sedang beristirahat dari kegiatan di lapangan tadi. Begitu panas udara siang ini jadi kami memutuskan untuk pergi ke kelas saja, kami bertujuh duduk berkeliling membentuk lingkaran dan bercerita tentang banyak hal di sini. Kami sedang bercerita tentang kejadian horor yang kami pernah alami. Cukup menyenangkan apalagi Moa dan Eliza yang selalu menempel padaku ketika Luna menceritakan kisah horornya.
Aku tergelak dan memukul pelan paha kedua gadis itu. Tangan mereka tak henti merangkul lenganku bahkan rasanya aku akan gepeng terus terhimpit mereka berdua.
"Kalian kenapa?" tanyaku dengan tertawa melihat raut wajah mereka berdua yang kini terkejut serta kelihatan takut.
Moa menggeleng dan melepaskan tangannya dariku berbeda lagi dengan Eliza yang masih setia merangkul lenganku dengan erat.
"Eng-gak ada." jawab Moa terbata-bata.
Luna, Devita, Paula, Marcella serta aku dan Eliza tertawa mendengar ucapan Moa yang terdengar lucu di telinga kami kini.
"Kalau takut ya jangan ikutan dengerin cerita kita Mo," ucap Paula dengan tawanya yang masih terdengar renyah.
Aku merubah raut wajahku menjadi bingung dan serius, aku sedikit memikirkan tentang perilaku Tiara selama kami semua bersama di dorm, ah tidak sedikit mungkin aku agak kepikiran saja. Rasanya aneh melihat gadis itu tertawa menyeringai ke arah kami bertujuh, dia juga jika sedang mandi lama sekali padahal kami tak mendengar suara air sama sekali dari dalam toilet.
Dan juga saat aku berkaca bayangan Tiara seakan terlihat berbeda di kaca, dan juga terkadang aku tak bisa melihat bayangan gadis itu jika terkena cahaya matahari. Dan satu lagi, gadis itu sering bersenandung kecil dengan nada yang menyeramkan, membuatku merinding setiap mendengarnya apalagi dia sering bersenandung sekitar jam dua belas malam.
"Lo mikirin apaan Aya? Serius amat." tanya Paula membuyarkan lamunanku. Aku sedikit terkejut dan menatap ke arah mereka berenam secara bergantian.
"Iya, ngapain lo diem gitu?"
Aku menggeleng dan menoleh ke arah Tiara yang masih duduk di bangkunya dengan kepala yang tertunduk ke bawah, rambut panjang gadis itu terjuntai menutupi wajahnya. Seperti biasa gadis itu selalu saja terlihat pucat.
"Tiara ya?" bisik Eliza. Aku mengangguk dan menatap kembali ke arah mereka berenam.
"Dia emang gitu, sikapnya selalu aneh." Marcella menjelaskan dengan suara yang berbisik.
~•~
Aku sedang di luar sekarang, tak lagi bersama teman-teman ku di kelas, aku memilih untuk pergi ke kantin dan membeli beberapa makanan ringan seperti onigiri dan roti serta air mineral dua botol.
Aku duduk di taman, lebih tepatnya di bawah pohon cemara besar yang menaungi taman luas SMA Garuda ini. Aku menatap para anak laki-laki yang sedang bermain bola kaki di depan sana, sesekali aku memasukan onigiri kedalam mulutku dan ketika onigiri itu sudah habis aku kembali membuka bungkus roti isi selai strawberry kesukaan ku ini.
Seorang anak laki-laki yang bertubuh tinggi dan memiliki senyuman semanis madu di depan sana berjalan mendekatiku dengan rambutnya yang sedikit lepek karena keringat. Itu Reyyan, dia tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Aku membalas lambaian tangannya, kemudian cowok itu berlari mendekatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO COUPLE.
Short StoryAda misteri yang harus mereka bersembilan pecahkan diasrama putri serta asrama tua yang ada di SMA Garuda. Ayaka dan Reyyan harus menyelesaikan setiap misteri di balik pintu-pintu bernomor 1-7 itu. Bahkan sampai ada yang terluka di antara mereka ber...