Aku sedang sibuk mencatat materi-materi untuk ujian tengah semester ini. Tak terasa sudah enam bulan aku bersekolah di SMA Garuda ini, aku duduk dikursi perpustakaan berdekatan dengan jendela kaca besar yang tertata rapi di sebelah kiriku. Banyak kursi dan meja yang berjajar diruangan ini. Banyak pula murid-murid lain mulai dari kakak kelas hingga yang sekelas dengan ku duduk disini untuk belajar.
Mataku membaca setiap huruf-huruf di buku-buku yang banyak tersusun di depanku ini. Karena jendelanya ku buka jadi angin masuk dan memberantakan rambut-rambut ku yang tak ku kuncir. Tanganku bergerak menyelipkan rambut ku di belakang daun telinga.
Ku rasakan seseorang mulai duduk di depanku, aku menatap ke arahnya. Tiara, gadis itu tersenyum kecil kepadaku dengan dua buah susu pisang yang ada di tangannya. Aku melepaskan headset putihku dan meletakkan benda itu di atas meja.
Gadis itu menyodorkan satu susu pisang itu kepadaku, aku masih diam merasa bingung tak biasanya gadis itu mendekatiku.
"Ini, minum lah. Aku membelinya untuk mu, kudengar dari Rey jika kamu suka susu pisang." katanya, Tiara menyeruput susu pisangnya lewat sedotan bening itu dengan satu tangan menopang dagunya.
Aku mengambil susu pisang itu, lalu berkata. "Makasih ya," aku meletakkan susu pisang itu di samping buku-buku–ku. Aku senang, jujur saja aku senang melihat gadis itu mulai ingin berkomunikasi denganku. Tapi aku juga merasa cemburu, habisnya sejak dua bulan lalu dirinya selalu saja mendekati Reyyan dengan sengaja, mulai dari menanyakan hal-hal tentang perlombaan, meminta Reyyan mengajarinya basket, dan bahkan kemarin sore gadis itu mengajak Reyyan makan malam berdua di luar.
Aku tentunya cemburu tapi Reyyan bilang mereka hanya teman tak lebih, lagi pula Reyyan adalah pacarku terlebih lagi dia dan aku sudah menjalin hubungan sejak lama. Bahkan kedua orang tuanya dan orang tua ku sudah saling mengenal.
Hanya saja, aku terkadang merasa kesal karena banyak dari murid-murid disekolah ini mencocok-cocokkan Tiara dan Reyyan kebanding diriku. Mereka bilang. "Lebih cocokan Rey sama si Tiara ya, apalagi mereka satu iman."
Bagaimana aku tak sakit hati? Memang Tiara itu agamanya sama seperti Reyyan, sama-sama Kristen. Sedangkan aku? Ah jangan di tanya lagi.
Aku menghela nafas berat, kemudian kembali fokus pada buku-buku di hadapanku ini. Aku kembali menulis dan tak menghiraukan Tiara yang masih duduk manis di depanku ini.
"Ayaka," panggilnya padaku, aku pun mengangkat wajahku memandanginya.
Gadis itu masih tersenyum dengan manis, walaupun kulitnya yang selalu terlihat pucat itu membuatku takut tapi tidak bisa ku pungkiri dia memang cantik.
"Hm?" Aku hanya berdehem lalu meletakkan bolpoin ku.
"Mau berteman dengan ku?" tanyanya dengan nada bicara santai.
Aku mengangguk, ya jujur saja dari pertama aku melihatnya aku memang ingin berteman. Walaupun aku tak suka dirinya terus saja mendekati Reyyan, tapi ya mungkin saja dia hanya ingin berteman. Dan lagi pula Reyyan tetap mencintaiku toh? Bukan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO COUPLE.
Short StoryAda misteri yang harus mereka bersembilan pecahkan diasrama putri serta asrama tua yang ada di SMA Garuda. Ayaka dan Reyyan harus menyelesaikan setiap misteri di balik pintu-pintu bernomor 1-7 itu. Bahkan sampai ada yang terluka di antara mereka ber...