09 Cemburu

38 5 1
                                    

Reyyan membuka pintu dormnya dengan sangat keras bahkan pintu itu nyaris akan roboh. Dia kemudian masuk dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal dan marah.

Juan dan Jarrel yang melihat hal itu pun hanya bisa saling pandang dengan stick PC yang masih mereka pegang.

"Bang lo kenapa?" tanya Juan pada Reyyan.

"Iya, lo kenapa Rey? Dateng-dateng ngamuk gitu." timpal Jarrel.

Reyyan membanting tasnya di meja. Lalu mendudukkan dirinya di sofa panjang itu. "Gue lagi kesel." ucapnya dengan nada yang terkesan tajam.

Juan dan Jarrel kembali saling menatap satu sama lain. Merasa heran dengan sikap Reyyan, iya memang Reyyan sering sekali marah-marah tapi ini rasanya agak berbeda saja.

"Kesel kenap—?" Belum sempat Jarrel menyelesaikan ucapannya Hansel muncul dari arah pintu memotong ucapannya.

"Gue pulang." kata Hansel menaruh tasnya di meja belajarnya.

"Seru banget kayaknya ya nikung gue?" celetuk Reyyan dengan tatapan tajamnya yang di tujukan pada Hansel.

Hansel mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan ucapan temannya itu.

"Maksud lo apa Rey?" tanyanya.

"Cih, sok-sokan pake nggak tau lagi." Reyyan berdecih memalingkan wajahnya dari Hansel.

"Lo kenapa dah? gak jelas banget." Hansel berjalan ke arah kasurnya. Dirinya agak merasa lelah dan ingin merebahkan tubuhnya sekarang juga.

Namun, Reyyan berdiri dan menarik kerah baju Hansel. "Seneng lo ngedekitin Ayaka?! Suka lo sama dia? Heh Hans dia tuh cewek gue!" katanya dengan nada tinggi.

Hansel menyunggingkan senyuman miringnya dan melepaskan paksa tangan Reyyan yang mencengkeram kerah bajunya.

"Lo tuh yang seharusnya sadar, selama ini lo udah nyakitin Ayaka! Lo sekarang lebih mentingin Tiara! Sadar bego, kalau lo udah gak sayang sama Ayaka ya udah kasih ke gue aja kami seiman gak kek lo!" bentak Hansel.

Reyyan terdiam, apa yang di katakan Hansel ada benarnya namun dirinya tak berniat membuat Ayaka sakit hati hanya karena kedekatannya dengan Tiara.

Juan dan Jarrel dengan cepat menahan kedua temannya itu agar tak terjadi baku hantam.

"Udah bang udah.. sabar.." bujuk Juan pada Hansel.

Hansel menepis kasar tangan Juan yang memegang dirinya.

"Udah Rey, jangan kebawa emosi." Jarrel sibuk menenangkan Reyyan.

Hansel mengambil hoodie nya dan berjalan keluar dari dorm. Saat dirinya keluar Hansel berpapasan dengan Mahesa.

Mahesa yang baru saja pulang dari ruang kepala sekolah karena ada hal yang harus di urus pun agak kebingungan melihat Hansel yang terlihat kesal kini.

"Hans?" panggilnya pada Hansel, namun Hansel tak menggubris sama sekali.

———

Setelah di antar Hansel sampai di asrama aku tadi sempat beberes dulu di dorm seperti mandi dan segala macam. Lalu kini pukul setengah delapan malam aku duduk di bangku yang ada di depan asrama. Dengan buku gambar dan cat air yang di belikan Reyyan dua minggu yang lalu di tanganku. Aku sedang melukis pemandangan langit yang mulai bertabur banyak bintang.

Saat aku asik menggambar di bangku yang ada penerangan lampu itu. Terasa ada seseorang yang memeluk diriku dari arah belakang, ku rasakan dia menaruh dagunya di atas kepalaku.

"Aya," dengan suara beratnya dia memanggil nama ku. Saat aku menoleh ternyata itu Hansel. Jarang sekali aku dengar suara beratnya itu, aku lebih sering mendengar suara lucunya saja.

INDIGO COUPLE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang