~4~

1.2K 175 20
                                        

♡Happy Reading♡

Please typo tandai !!!

▪︎▪︎▪︎▪︎

"Kok kang Taxi nya pada nggak mau berenti sih" heran Rusela dengan muka cemberutnya.

"Gak tau, ini gimana nih. Mana udah mau jam lima lagi" soeba panik sendiri sambil melihat kanan dan kiri jalan.

Eisa dan jenna sama paniknya, mereka berdua berusaha menghentikan taxi tapi tidak ada dari taxi yang lewat didepan mereka mau berhenti juga.

"Yang ada bakal kena hukum kita sama ustadzah mira kalau gini modelannya" Eisa menggerutu seraya berjongkok dipinggir jalan, dia capek berdiri terus dari dua puluh menit yang lalu.

"Coba kita jalan kedepan, siapa tau nemu ojek atau angkot gitu" kata rusela mengajak ketiga temannya.

Eisa, jenna dan soeba mengangguk setuju. Mereka berempat berjalan dua ratus meter namun masih juga tidak menemui kendaraan yang bisa mengangkut mereka pulang kepesantren.

"Apes banget sih" keluh Eisa mengipas-ngipasi mukanya yang sudah memerah karena kepanasan.

"Ada yang jual ice dawet, beli yuk" ajak soeba menatap eisa, jenna juga rusela yang nampak capek.

"Ayuk.." angguk jenna setuju.

"Bapak ice dawetnya empat" pesan rusela.

Eisa merasa pegal, dia merosotkan badannya dan berjongkok didepan gerobak penjual ice dawet itu.

"Pak, mastabak manisnya dua kotak"

Mata eisa kontan cerah mendengar suara akrab itu, sontak dia menoleh dan dia dapat melihat sosok anggun yang dikenalinya.

"UMI.." pekik eisa kegirangan melihat umi zulaikha.

Umi zulaikha menoleh dan kaget melihat Eisa berlari sambil melompat-lompat kesenangan kearahnya.

"Aaa.. ya Allah makasih udah ngirim umi buat Eis" racau eisa memeluk umi zulaikha dari samping.

Umi zulaikha tertawa geli mendengar apa yang eisa racaukan, begitu juga sosok tampan yang berdiri disamping mobil yang berhenti dipinggir jalan.

"Eis.. eis" panggil rusela mendekat bersama jenna dan soeba sambil membawakan es dawet milik eisa.

"Umi, umi. Eis nebeng pulang kepesantren ya" pinta eisa memelas pada umi zulaikha.

Umi zulaikha menatap Eisa dan mengangguk setuju.

"Alhamdulillah" ucap eisa kegirangan sendiri.

Umi zulaikha mengambil martabaknya dulu lalu beralih menggandeng tangan eisa.

"Ayo ayo kemobil" ajak umi zulaikha melirik jenna, soeba dan rusela.

"Na'am umi" jenna, soeba dan rusela dengan patuh mengikuti umi zukaikha dan Eisa kemobil.

Eisa naik kemobil, melihat Dihyah duduk disamping supir. Dia pun mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Ustadz" cicit eisa menyapa.

Dihyah tersenyum tipis dan balas mengangguk ke Eisa dan juga tiga gadis lainnya yang menyapa memanggilnya.

"Eisa beli apa" tanya umi zulaikha lembut.

"Eis, beli perlengkapan sehari-hari umi" jawab eisa membuka paper bagnya dan menunjukan skincare yang dia beli.

Umi zukaikha melihatnya" Gimana? Betah dipesantren" ujar umi zulaikha bertanya lagi.

Ustadzku, Suamiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang