~12~

1.6K 126 12
                                        

♡Happy Reading♡

Please typo tandai !!!

▪︎▪︎▪︎▪︎

Sinar matahari senja menyinari seluruh sudut pesantren, Di kelas. Dihyah baru saja selesai mengajar murid-murid kursusnya, membereskan bahan-bahan ajarnya. Dihyah pun mengakhiri kelasnya dan berjalan keluar dari ruang kelas.

Langit senja menjadi pamandangan yang indah untuk dinikmati, namun Dihyah tidak punya waktu untuk menikmatinya. Pikirannya selalu tertuju pada istrinya yang ada dindalem, bergegas dia berjalan untuk segera sampai dan melihat istrinya yang dia tinggal mengajar setelah kemarin baru saja selesai menjalani operasi pengangkatan kista.

Salam terucap ketika kakinya melewati pintu, umi zulaikha yang ada didapur menjawab dengan seruan. Dihyah langsung saja pergi keatas, lantunan merdu dzikir terdengar sebelum dia sempat masuk kedalam kamar miliknya dan Eisa.

Dari cela pintu yang tidak sepenuhnya ditutup, Dihyah dapat melihat istrinya yang memakai mukena sedang duduk disamping jendela kamar sambil bibir merah mudanya yang sedikit terbuka dan terkatup melantunkan setiap lantunan kalimat Dzikir yang sangat menenangkan hati pendengarnya.

Eisa duduk menyamping, sinar matahari senja menyinari seluruh bagian dari sebelah wajah cantiknya. Sungguh pemandangan yang sangat indah bahkan lebih indah dari langit senja yang menjadi latar belakangnya.

"Assalamualaikum.." suara lembut Dihyah yang mengucap salam membuat Eisa menoleh.

Eisa tersenyum manis" Waalaikumsalam.." jawabnya lembut, Eisa mau berdiri. Dihyah bergegas mendekat dan membantu istrinya itu berdiri.

"Sudah mandi" Dihyah memeluk Eisa mencium bau harum dari tubuh istrinya.

"Heum.." senandung lembut Eisa tersenyum pada Dihyah yang tidak melepaskannya.

"Sudah mau magrib, hubby mandi dulu sana. Peluknya lanjutin aja nanti" Eisa mencicit melirik Dihyah, Dihyah terkekeh melihatnya. Dia mengangguk sedikit dan menundukkan lehernya mencium pipi Eisa.

Rona merah dengan cepat muncul dikulit pipi Eisa, Dihyah sangat senang melihat istrinya tersipu malu"maa syaa Allah" sebutnya pelan.

Eisa mengulum bibirnya, mendorong Dihyah pelan" ih, mandi sana gih" Eisa mendesak dengan mata melotot lucu, Dihyah kembali terkekeh. Kemudian dia menuruti perintah istrinya dan berbalik untuk berjalan kekamar mandi.

Matahari semakin miring kebarat, Eisa menutup jendela dan menarik hordeng. Lalu dia mengelar sajadah, usai itu. Eisa pun menyiapkan gamis pria untuk Dihyah pakai nantinya.

Dihyah selesai mandi, Eisa mengambil wudhu sementara Dihyah berpakaian" Azizi, aku berangkat kemasjid" Dihyah berseru berpamitan dengan Eisa yang kebetulan selesai berwudhu didalam kamar mandi.

"Iya Hubby" Eisa muncul dipintu kamar mandi dan melihat Dihyah yang hendak pergi

"Assalamualaikum.." ujar Dihyah mengucap salam sambil memberikan senyum lembutnya pada Eisa.

Eisa juga mengulas senyum manisnya" Waalaikumsalam " jawabnya seraya melihat Dihyah yang berbalik keluar dari kamar mereka.

Adzan berkumandang dari masjid, Eisa pergi keatas sajadah dan menunaikan kewajibannya. Selesai sholat, Eisa turun untuk menemani umi Zulaikha memasak. Namun dia hanya menamani dan tidak diizinkan oleh ibu mertuanya untuk membantu.

"Gimana, udah enakan badannya" umi zulaikha bertanya sambil menumis bumbu.

"Alhamdulillah umi" jawab Eisa membuat umi zulaikha tersenyum dan lega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ustadzku, Suamiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang