♡Happy Reading ♧
Please typo tandai !!!
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
"Aku tidak secantik aisyah.."
"Bukan pula selembut siti khadijah.."
"Ku hanya wanita yang ingin dijaga seperti mereka..."
"Aku hanya wanita biasa, yang tidak bisa memberikan segalanya."
"Bimbinglah diriku.. dengan jalan Allah menuju surganya"
Bibir ustadz Dihyah berkedut, dia diam diambang pintu dan memperhatikan gadis kecil yang tengah bernyanyi didalam ruangan kursus kaligrafinya.
"Assalamualaikum.." ustadz Dihyah memutuskan masuk dan mengucap salam.
"Waalaikumsalam" jawab semua anak-anak kursusnya yang berjumlah dua puluh orang termasuk Eisa.
"Saya tadi mendengar suara orang bernyanyi, siapa?" Tanya ustadz Dihyah sambil berjalan mendekati mej
anya dan duduk dikursinya."Eisa ustadz" beritahu Zefhina membuat Eisa menciutkan lehernya karena malu.
Ustadz Dihyah melirik Eisa sekilas" suara kamu bagus " ujar ustadz Dihyah manggut-manggut sambil mengeluarkan alat-alat untuk membuat kaligrafinya.
Eisa tersenyum kikuk apalagi saat melihat ustadz Dihyah beranjak dan menghampirinya.
" kalian semua lanjutkan meniru kaligrafi yang ustadz berikan senin kemaren" suruh ustadz Dihyah sambil memberikan alat-alat untuk membuat kaligrafi pada Eisa yang berupa kanvas, pensil, kuas, palet( wadah untuk cat), cat dan pewarna sepeti krayo juga pensil warna.
"Jangan sentuh dulu alat-alatnya"kata ustadz Dihya seraya berbalik dan meraih kursi lalu meletakannya didepan meja Eisa, diapun duduk dikursi itu dengan posisi menyamping sementara Eisa menghadapnya.
" ustadz akan menjalaskan Kiat-kiat juga tahap-tahap kaligrafi, dengarkan!" Pinta ustadz Dihyah yang mulai menjelaskan sementara Eisa tidak berkutik, dia benar-benar tepana melihat begitu tampannya fitur samping ustadz yang benama Dihyah yang saat ini duduk menyamping didepannya.
"Kamu bisa mulai tahap pelemasan. buat garis lurus, miring dan melingkar sebanyak-banyaknya sampai gerakan tangan kamu tidak kaku lagi. Setelah kamu merasa gerakan tangan kamu tidak kaku, beritahu ustadz" kata ustadz Dihyah sambil beranjak dan hendak berkeliling untuk melihat anak-anak kursusnya yang lain yang tengah meniru kaligrafi buatannya
"Ustadz, tangan saya sudah tidak kaku lagi" Eiza menghentikan ustadz Dihyah dan membuat ustadz muda itu berbalik.
"Kamu belum mencoret"sebut ustadz Dihyah mengkerutkan keningnya ketika dia melihat kertas tampa goresan tinta yang ada diatas meja Eisa.
"Na'am ustadz, saya tidak mencoret karena tangan saya tidak pernah kaku" beritahu Eisa, dia ahli menari sejak kecil jadi bagaimana gerakan tangannya bisa kaku.
Ustadz Dihyah mengangguk" kalau begitu kamu bisa langsung menulis kiat naskhi" suruh ustadz Dihyah seraya memberikan contoh dari kiat Naskhinya pada Eisa.
Eisa menerima contoh dari kiat Naskhinya dan mulai menulis, ustadz Dihyah yang melihat Eisa mulai menulis pun. Langsung berbalik lagi dan melanjutkan niatnya untuk berkeliling dan melihat bagaimana bentuk kaligrafi buatannya yang ditiru oleh anak-anak kursusnya.
"Ustadz saya sudah selesai" Eisa beranjak dan menunjukan Kiat Naskhi yang dia tulis pada Ustadz Dihyah.
" kamu punya bakat di kaligrafi, tulisan kamu bagus"gumam ustadz Dihyah mengambil kertasnya dari Eisa dan tidak mengembalikannya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku, Suamiku?
RomansaSiapa yang tau tentang jodoh?, Tentang siapa, kapan datangnya dan bagaimana rupanya. Tidak ada yang tau termasuk Gealisa Ghiharja, gadis enam belas tahun yang tidak tahu kalau dia tiba-tiba akan dijodohkan dan dinikahkan oleh Ayahnya dengan seseoran...