~7~

1.5K 197 51
                                    

♡Happy Reading♡

Please typo tandai !!!

▪︎▪︎▪︎▪︎

"Eis.." panggil bunda maya seraya membuka pintu dan masuk kedalam kamarnya Eisa.

"Ya bunda" sahut Eisa langsung saja menoleh menatap bunda maya yang berjalan mendekatinya.

Eisa bergerak duduk, bunda maya pun duduk ditepi kasurnya Eisa " bunda mau ngomong, sini deket bunda" tutur lembut bunda maya menarik pelan lengan Eisa.

"Bunda mau ngomong apa" tanya Eisa menatap bunda maya dengan mata cantiknya yang membuat siapa saja yang menatapnya terpesona.

"Bunda mau ngomong tentang rencana pernikahan kamu sama Dihyah, opung kamu dan ayah kamu sudah sepakat dengan Abah ibrahim sama Abi yusuf kalau pernikahan kamu dengan Dihyah akan dilangsungkan lima hari lagi" beritahu bunda maya sambil memperhatikan ekpresinya Eisa yang sepertinya tidak keberatan sama sekali.

"Eis ngikut aja deh bunda, bunda kekamar Eis cuma mau ngomong itu aja atau ada yang lain. Kalo nggak, Eis mau lanjut nulis lagi ni" kata Eisa menatap bundanya yang mengkerutkan kening menatapnya.

"Iya, bunda cuma mau ngomong itu aja. Kamu nulis apa ini.." tanya bunda maya seraya menjangkau kertas diatas selimutnya Eisa.

"Eh.. eh.. bunda jangan" kaget Eisa segera merebut kembali kertas yang diambil bundanya.

Kening bunda maya berkerut melihat reaksi Eisa yang begitu" kamu nulis apa, coba bunda liat sini" pinta bunda maya menadahkan tangannya kedepan Eisa.

Eisa menggeleng lucu, bunda maya melotot gemas melihat anak gadis satu-satunya itu.

"Ini tuh rahasia Eis, bunda ndak boleh liat pokoknya. Kalo bunda maksa, Eis bakalan nangis sampe Eis nikah" sebut Eis membuat mata bunda maya semakin melotot.

Tak..

"Aawssh bundaaaa...." pekik Eisa menjerit kesakitan menutupi jidatnya.

"Sakit aaaa... bunda jahat banget sih, benjol pasti" keluh sedih Eisa mengelus-elus keningnya.

"Apa? Salah sendiri. Siapa suruh ngancem bunda gitu, kamu nggak takut dosa ya. Inget! Surga kamu itu masih dibunda belum pindah sama Dihyah" omel bunda maya bergerak cepat merebut kertas ditangannya Eisa lalu dia berdiri dan mulai membacanya dengan cepat.

"Bundaaa.. iihh.." Eisa menjerit kesal, dia buru-buru turun dari atas kasur dan mengejar bundanya untuk merebut kertas miliknya.

"Astagfirullah.. kenapa ribut-ribut ini" tanya Ayah Gifar tiba-tiba muncul diambang pintunya kamar Eisa.

"Ayaaah.. bunda ni" adu Eisa cemberut.

Bunda maya tertawa-tawa, mengabaikan muka cemberut Eisa. Dia segera mengembalikan kertasnya pada Eisa sambil menatap geli putrinya itu.

"Bunda kenapa tertawa seperti itu" heran ayah Gifar menatap bunda maya dengan ekpresi kebingungannya.

"Bunda geli ayah haha.. itu Eis, masak belum juga nikah udah nulis perjanjian pranikah. Mana isi perjanjiannya lucu banget ayah, dari bait atas sampai bawah isinya gak boleh poligami semua" cerita bunda maya menggeleng-gelengkan kepalanya melirik Eisa yang semakin cemberut.

Ayah Gifar tersenyum mendengarnya" Eis, sini nak. Ayah mau ngomong" panggil ayah gifar sambil berjalan ketepi kasur dan duduk.

Eisa mengembungkan pipinya melirik bundanya lalu dia berjalan mendekati ayahnya dan duduk disamping ayahnya itu.

Ustadzku, Suamiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang