BAGIAN 5 : What happen?

68 15 1
                                    

Halo babe! 💋

- Selamat reading! ✨ -

"Gue nggak mau ngomong kasar lagi!" Winna berujar penuh tekad.

Nala menoleh. Ada apa dengan Winna? Perempuan berambut pendek itu tampak bersungguh sungguh dengan ucapannya.

"Beneran?"

Winna balas menatap Nala. Matanya terlihat tajam dengan mengintimadasi. Ia mengangguk yakin, "Gue traktir mie ayam kalau sampe ngomong kasar!"

Mie ayam? Wah. Sebagai penikmat segala jenis makanan. Nala menjadi bersemangat. Bersemangat menantikan Winna mengumpat. Winna itu tekadnya kuat, tapi masih sering oleng. Biasanya kalau sudah oleng, akan ia teruskan saja kesalahannya meski sudah melanggar janjinya. Begitu menurut pengamatan Nala.

Hal ini sering terjadi, contohnya beberapa hari lalu juga Winna berkata tidak ingin mengumpat lagi. Tapi, akhirnya ia kalah karena berdebat dengan Layla. Ia akhirnya mengumpat, ketika menyadari ia melanggar janjinya, ia tetap mengumpat. Sudah terlanjur basah katanya

Nala terkikik, ia hanya perlu menunggu Layla memancing emosi Winna. Layla selalu terlihat senang setelah mengganggu orang lain. Ia selalu berujar seolah ia adalah perempuan paling berbeda didunia. Dan tentu saja targetnya adalah perempuan, sedangkan target utamanya adalah Winna.

Setahu Nala, orang seperi Layla biasanya adalah orang yang sengaja ingin menarik perhatian lawan jenis. Tapi, Layla tidak pernah tampak berbicara dengan laki laki lain dikelasnya, selain Rai.

Layla juga terlihat lebih pendiam jika tidak ada Rai ataupun teman satu gengnya yang lain.

Oh! Kemarin, saat pulang sekolah, wajah Layla terlihat sembab. Ada apa dengan Layla?

Kemarin ...

Kemarin saat pulang sekolah, Layla dipanggil keruang guru. Kakak kelas yang memanggilnya saat itu dan tidak menyebutkan dipanggil oleh guru yang mana. Lalu, saat pulang, Layla terlihat habis menangis. Aneh.

Namun, Nala hanya bisa melihat dari jauh saja. Ia tidak berani masuk terlalu dalam, apalagi ia dan Layla tidak begitu akrab. Mereka bahkan tidak pernah berinteraksi.

Lamunan Nala terhenti saat Winna mencolek lengannya. Ia mengkode Nala untuk melihat kedepan. Didepan sana Rai berjalan sendirian dengan hoodie hitam, menuju bangkunya. Wah, Rai ditambah dengan hoodie hitam sungguh perpaduan yang menghilangkan kewarasan.

Wajah Rai datar. Setiap langkah ringannya terlihat sangat keren dimata Nala. Auranya hari ini terlihat lebih tidak bersahabat. Mungkin karena hoodienya yang gelap.

Nala jadi mengingat Rai yang semalam. Rai yang memeluknya dengan hangat dan menemaninya hingga ayah datang menjemput Nala. Rai yang Nala lihat semalam jauh berbeda dengan Rai yang ini. Apakah Rai sebenarnya dua orang?

Sesampainya dirumah, Nala tidak bisa tidur dengan cepat. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Rai. Belakangan interaksinya dengan Rai lumayan sering terjadi meskipun sangat singkat. Not bad, but not good.

Rai tiba dibangkunya, ia mengacak rambutnya pelan setelah meletakkan tasnya dan duduk.

"Rambut lo yang diacak kok hati gue yang berantakan?!"

Mata Nala memang terlihat fokus kedepan. Namun, jangan remehkan sudut pandangnya. Ia bisa melihat Rai disampingnya dengan memfokuskan pandangannya pada ujung matanya.

Astaga! Winna harus tau! Kalau tadi malam Rai dan Nala sudah bertemu. Rai bahkan memeluknya. Nala mengguncang lengan Winna, "Win! Win!"

Winna meliriknya, "Apaan?"

Nala's CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang