BAGIAN 15 : Alarm

86 11 6
                                    

Halo! 💋

- Selamat Reading! ✨ -

Nala menatap lurus kedepan. Mempertahankan kesadarannya yang sedikit tipis. Beberapa kali ia mengerjap ketika matanya nyaris tertidur. Perempuan itu menepuk nepuk kedua pipinya.

"Jangan tidur. Jangan tidur. Jangan tidur. "

Wajah Nala lempeng. Mengantuk sekali. Beberapa hari terakhir ia sedang sibuk didunia maya. Bukan menjadi konten kreator ataupun selebgram seperti Gheisha. Ia sibuk marathon series dari beberapa negara, sibuk streaming video musik boyband favorit, sibuk maraton konten bias dan kegiatan lainnya.

Sebenarnya sejak tadi, Nala merasa sedang diawasi, ditatap atau apapun itu. Ia merasa ada sepasang mata yang melihatnya dengan serius. Arahnya seperti dari sebelah kiri.

"Ini Rai lagi ngeliatin gue kah?"

"Masa iya? Nggak mungkin banget."

Nala melirik dari sudut matanya. Jantungnya berdetak cepat. Rai sepertinya memang menatapnya. Tapi, ia masih kurang yakin.

"Gila aja. Halu nih gue. Paling Rai nggak sengaja ngeliat gue."

"Tapi kok kek lama ... Bener nggak sengaja liat apa gimane nih."

Hati Nala berkecamuk. Setelah memantapkan hati, Nala menoleh sebentar. Lalu secepatnya kembali melihat kedepan.

"BENERAN NGELIAT GUEE."

"Duh, gue harus apa nih. Ngadep kedepan aja atau gegayaan dikit? Mana tadi pagi nggak sempet dandan. Aduh ...." Nala terus mengeluh dan mendadak kikuk.

Disampingnya, Rai menghadap kepadanya membelakangi matahari dan menatapnya dengan lembut. Raut wajahnya tidak datar namun tidak pula menampakkan ekspresi. Matanya tidak sinis, pandangannya teduh.

Laki laki itu menarik garis bibir melihat gadis didepannya yang sekarang malah buang muka. Rai tidak pernah tau berinteraksi dengan Nala akan semenyenangkan ini. Seandainya dia melakukannya sejak tiga tahun lalu.

"Rai? Kok ngeliatin gue? Ada yang salah kah?"

"Hm? Nggak apa apa."

Nala melipat bibir gugup. Ia mengalihkan pandangannya. Dalam hati ia masih misuh misuh.

"Ya, jangan liatin gue mulu dong! Gue salting. Gila."

Tarik nafas, buang ....

Tarik nafas lagi, buang nafas lagi ....

Nala merilekskan dirinya, berusaha mengabaikan Rai yang kian hari semakin aneh. Tidak sekali duakali Nala mendapati Nala mendapati Rai melihatnya dengan intes. Namun, Nala memilih berpikir positif, mungkin Rai sedang melamun dan tidak sengaja menghadap kearahnya.

Sungguh positif sekali.

"Nala?"

"I-IYA?"

Rai sedikit tersentak, lalu sedetik kemudian ia kembali dengan wajahnya yang selalu hangat saat menatap perempuan didepannya.

Sementara itu, Nala merutuk dalam hati atas teriakannya menjawab panggilan Rai.

"Tadi malam habis marathon lagi?"

"E-eh iya ...."

"Udah buka link yang gue kirim belum? Itu materi matematika yang kemarin. Siapa tau lo bisa lebih paham sama penjelasannya."

Nala tersenyum tidak enak, "udah gue buka, kok. Tapi nggak gue tonton sampe abis."

"Kenapa, Nala? Kurang paham?"

Nala's CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang