Halo babe! 💋
Mau nanyeaak!
Siapa yang sampe skarang blm dibikinin trend Cinderella?
SAYA 😕☝- Selamat reading! ✨-
"Paham?"
Nala mengangguk mantap.
"Oke. Coba lo kerja soal ini. Gampang kok."
Nala menerima selembaran yang diserahkan Rai. Sepuluh soal pertidaksamaan dua variabel tertera disana. Ini soal latihan pertama yang diterimanya dan ia tidak akan mengecewakan laki laki didepannya.
Perempuan itu menuangkan coretan demi coretan demi menghasilkan angka akhir yang benar. Mengikuti rumus yang sudah dijelaskan oleh Rai. Soal nomor satu selesai, nomor dua selesai, nomor selanjutnya pun begitu.
Langkah langkah yang rumit membuat Nala gerah, ia memijat kepalanya pelan. Ia berhenti dinomor empat, termenung sejenak dan melangkahinya. Tugasnya semakin sulit Nala kerjakan.
Dinomor nomor selanjutnya, Nala benar benar berhenti. Ia mengerang, "Dari awal gue udah tau, gue nggak bisa ngerjain ini!!"
Ia mendorong pelan bukunya, "Udahlah gue emang nggak bisa. Siapa juga orang yang repot repot ciptain matematika!"
Rai menoleh, "Bagian mananya yang nggak lo paham?"
"Semuanya." Jawaban dari Nala membuat laki laki itu menyipitkan mata, sedikit kesal.
"Sini gue jelasin ulang." Rai menarik lengan Nala mendekat, "Dengerin dan pahamin baik baik."
Nala mengangguk pasrah.
"Kalo lo dapat 100 pas ulangan harian selanjutnya. Lo dapat reward dari gue."
"Apa reward-nya?"
"Lo mau apa?"
"Gue mau apa?" Nala memegang dagunya berfikir, kali ini ia sedikit bersemangat. "Gue pengen apa, ya ...."
"Gue pengen Rai jadin pacar gue?"
"Ya, masa gue ngomong gitu anjir!"
"Minta martabak aja?"
"Jangan! Ini kesempatan sekali seumur hidup! Masa cuma buat martabak? Lagian Rai udah janji beliin gue martabak."
"Menurut lo gue pengen apa?" Nala balik bertanya.
"Gue nggak tau, Nala." Rai mengacak rambut Nala. "Liat buku lo, ingat baik baik, X sama Y itu nggak bisa dijumlahin karena beda variabel. Nah, liat soal yang ini, ini dua angkanya sama sama bervariabel X. Artinya itu bisa dijumlahin. Selanjutnya ...."
Rai menjelaskan perlahan. Dan mengulang dibeberapa bagian agar Nala mengingatnya. Ia menandai bagian bagian penting dengan stabilo. Setelah itu ia kembali memberikan latihan soal untuk Nala.
Ditengah menjawab soal, ia melirik catatan resume yang diberikan Rai untuk ia pelajari. Catatan itu ringkas, rapih dan jelas.
"Lo pinter banget Rai!"
Rai yang sedang membaca menjawab cuek, "Biasa aja."
"Biasa aja gimana? Lo pinter banget. Nilai lo bagus disemua mapel. Lo juga sabar ngajarin gue. Hebat! Gue seneng diajarin sama lo!"
Rai tidak menjawab, tapi seandainya Nala sedikit memundurkan kepalanya ia bisa melihat kuping Rai yang memerah.
"Lo seneng baca, ya?"
"Nggak juga."
"Gue sering liat lo baca buku. Nggak capek? Gue kalo baca buku suka mabok. Pusing gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala's Crush
Random"Confes? Apa itu? Martabak varian baru kah?" Nala ingin move on, setelah bertahun tahun menyukai Rai, tapi tidak pernah ter-notice. Terlebih ditahun ajaran baru nanti, Nala yakin 100% tidak akan satu sekolah lagi dengan Rai. Tapi keyakinan Nala run...