BAGIAN 16: Layla's problem

48 10 1
                                    

Halo babe! 💋
Setelah sekian lama, akhirnya saia update hehe

- Selamat Reading! ✨ -

"Tau nggak? Ternyata Nathan itu sepupunya ketua Geng Phantera."

"Lah? Masa? Hoax bukan?"

"Kemarin gue denger sendiri, anjir! Kak Morgan ngenalin Nathan ke anggota inti!"

"Astaga ... Nggak nyangka banget gue."

"Katanya, dia juga suka numpang tidur di markas Phantera. Bahkan, dari smp dia udah nongki disana." Perempuan dengan rambut dicepol itu memelankan suaranya, tapi Nala masih bisa dengar.

Perempuan satunya memekik, "Gila! Ini si Nathan satu circle keren semua anjay. Javier kalem kalem anak donatur, Shaka kalo udah megang gitar ... Beuhh jantung gue merosot sampe usus. Kalau Rai ... Rai cakep juga sih, pinter juga, tapi bukan tipe gue ah."

Nala yang sedari tadi menyimak pembicaraan dua orang perempuan disampingnya memutar bola mata malas, "Dipikir Rai mau kali sama dia."

"Iyakan ... Rai tuh kek gimana ya? Kek terlalu biasa gitu, emang cool sih anaknya, tapi lebih cool Javier, ganteng tapi gantengan Nathan, suara juga enakan suara Shaka."

Perempuan ketiga yang tadinya menyimak ikut nimbrung, "Menurut gue malah Rai, yang paling keren. Kek misterius gitu aura nya. Apalagi pas SMP katanya dia langganan peringkat satu. Cowok pinter tuh vibe nya mahal!"

Dua temannya tampak tidak setuju, "Dih, apaan? Keren Javier kemana manalah!"

"Ho'oh! Nathan apalagi! Shaka kalau nggak deket sama si cewe benalu itu, udah pasti gue gebet."

Nala mencibir dalam hati. Sering ia dapati orang orang seperti ini, membicarakan keburukan orang bersama sama. Hanya saja, sedikit tidak menyangka ada yang tidak menyukai Rai. Beberapa kalo ia dapati gunjingan yang tertuju pada Rai, ia tidak mengerti kenapa ada orang yang bisa membenci padahal hanya melihat dari jauh. Berinteraksi pun tak pernah, tiba tiba nama beterbangan kemana mana dengan reputasi jelek.

"Siapa cewek benalu yang lo maksud?" Nala tersentak, ia menoleh mendapati Shaka berjalan paling depan diikuti Javier dan Rai.

"Siapa yang ngomong cewek benalu? Lo salah denger kali." Perempuan pertama mengelak.

Begitupun yang kedua, "I-iya! Hahaha, mana ada dari kita yang nyebut cewek benalu, iya kan ya?"

"Iya! Dia kali tuh."

Nala menganga saat ia ditunjuk secara tiba tiba oleh si perempuan satu yang tampaknya adalah pemimpin dari dua perempuan lainnya.

"E-eh—"

"Iya! Dia tuh. Kita duluan, ya."

"Lala nggak ngejek Gheisha cewe benalu, kok!" perempuan ketiga langsung angkat kaki menyusul teman temannya.

"Lah? Ngaku dia?" Javier menahan tawanya.

Shaka yang sedang mode kalem, menggeleng tidak habis pikir, "ada ada aja."

Nala mengalihkan pandangannya, menemukan bahwa Rai juga menatapnya. Nala tersenyum, "Kalian kenapa kesini? Motor kalian parkir diluar?"

"Gue kesini karena lo kelihatan keganggu pas ada tiga cewek tadi." Rai menjelaskan.

"Gue ngikut sih," ujat Shaka.

"Mau liat orang tolol, udah lama suka tapi nggak dipacarin," cetus Javier.

Nala mengangguk ngangguk paham, "Kenapa nggak coba nembak dulu? Siapa tau diterima?"

"Emang iya?"

"Iyalah, Rai. Menurut gue Gheisha juga suka sama Shaka kok. Pasti diterima sih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nala's CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang