BAGIAN 10 : Masalah kecil

73 11 0
                                    

Halo Babe! 💋

- Selamat reading! ✨ -

Koridor kelas 10 sekolah ramai seperti biasa. Beberapa murid berlari kejar kejaran, padahal masih pagi. Nala nyaris tertabrak untungnya sang pelaku langsung menghindarinya dan langsung pergi tanpa menoleh. Nala menghela napas lega.

Dia mengelus rambutnya yang ia kepang hari ini. Beberapa hari terakhir rambutnya memang dikepang. Selain karena rambutnya mulai panjang dan mengganggu, tentu saja juga karena Rai. Nala mengambil cermin disakunya, tersenyum dan merapikan poninya.

"Sok cakep banget, lo!" Cermin Nala direbut. Nala mendapati kakak kelas yang awal masuk sekolah sempat mengganggu Gheisha dikantin. Nala memproses sejenak, kakak kelas ini tidak memakai nametag, siapa ya namanya ....

Ah, Trisha. Kakak kelas yang sering mencari masalah dan langganan ruang BK. Orang ini terkenal karena keburukannya yang senang menindas dan visualnya yang menawan, rumornya dia nyaris jadi putri sekolah. Namun, gagal karena attitude nya yang minus.

"Lo pikir cakep lo begitu? Ngapain rambut lo diginiin? Mau caper ke siapa?!" koridor masih ramai, namun tidak seramai sebelumnya. Nala dan kakak kelasnya menjadi pusat perhatian karena suara keras kakak kelas itu.

Nala tidak tau salahnya dimana? Memangnya kenapa kalau rambutnya dikepang? Ia bercermin untuk merapikan poninya. Apa yang salah? Kenapa dia harus jadi pusat perhatian untuk hal yang tidak jelas?

"Kenapa lo diem aja? Ngeremehin gue lo?!" Kakak kelas itu mendorong bahu Nala sehingga mundur satu langkah.

"Maaf, kak. Gue nggak ngerti salah gue dimana."

"Masalahnya itu, lo sok cantik! Ngapain kesekolah pake dandan segala? Adek kelas nggak usah banyak gaya!"

Seandainya Nala punya keberanian lebih seperti Layla dan Gheisha. Namun, Nala hanya bisa merutuk dalam hati.

"Maaf, kak." Nala menunduk, "kalau gitu, gue duluan, kak. Permisi."

Trisha menyentak Nala, "Kata siapa lo boleh pergi?!"

"Mau apa lagi lo?" suara itu mengalihkan perhatian keduanya. Rai berjalan santai, satu tangannya memegang ponselnya yang tersambung kabel headseat. Dibelakangnya, Layla berjalan santai.

"Lo nggak malu? Ngapain keliaran dikoridor kelas 10?" Nala berdebar begitu nada datar meluncur, Rai dan Layla tiba dihadapan mereka berdua.

"Hai Rai!" Trisha berubah menjadi ramah dalam sekejap, "Hai juga Layla! Lo apa kabar?"

Layla memutar bola mata malas, "Nggak usah sok asik, kak."

Nala merasa tidak nampak. Ia seolah transparan yang ditembus angin angin dingin yang dilalui oleh aura kebencian yang dilempar Layla.

"Sekarang apa lagi yang lo lakuin?"

"Gue nggak ngapa ngapain, Rai. Cuma nyapa aja tadi." Trisha tersenyum manis menanggapi Rai.

"Balikin cermin Nala."

"Nggak bisa."

Nala mau protes, pasalnya cermin tersebut barusaja dibelinya. Tapi, mau bagaimana lagi? Nala takut dengan Trisha. Bermasalah dengan pelaku bully pasti akan membuat kehidupan sekolah tidak tenang. Nala tidak mau diganggu terus menerus. Dalam hati, perempuan itu berjanji akan menghindari Trisha sekuat tenaga.

"Eh, nggak apa apa. Gue yang salah, kok." Nala menyela.

"Tunggu. Nama lo Nala?" Trisha melongo, ia melirik nametag perempuan didepannya dan mengangguk angguk, "Dia aja nggak masalah, Rai. Nggak apa apa kan kalo gue sita cermin lo?"

Nala's CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang