BAGIAN 6 : Rai and historical

69 15 1
                                    

Halo Babe! 💋

- Selamat reading! ✨-

Setelah dua hari absen, hari ini Layla sudah duduk manis dibangkunya. Ia bertingkah seperti biasa seolah tidak pernah terjadi apa apa. Padahal Nala sudah overthinking tingkat tinggi pada perempuan itu. Nala pikir Layla dibully atau diteror sehingga tidak masuk sekolah. Mungkin memang tidak separah yang Nala pikirkan. Nala menghela napas lega, beginilah kalau terlalu sering baca novel.

Ah, bicara tentang novel. Ternyata selama ini Rai tidak membaca novel. Laki laki itu seringnya membaca buku sejarah dari kerajaan atau kesultanan terdahulu. Nala baru sadar akhir akhir ini. Sepertinya Rai suka sekali dengan ilmu sejarah.

Nala melirik Rai. Yang masih pagi sudah mencuci matanya dengan buku sejarah. Headseat yang biasa ia pakai digantikan oleh earphone. Duh, Nala tidak kuat.

Rai + earphone + buku sejarah.

Duh ....

"Rai cakep banget, ya." pernyataan itu Nala layangkan pada Winna.

Winna mendengus, "Rai mulu."

"Iya, dong. Lo cari pacar, gih. Biar nggak keliatan jomblo banget."

"Mirror please."

"Setidaknya gue punya orang yang gue sukain. Lah, lo?"

"Dih? Lo punya orang yang lo sukain, tapi nggak mau ketauan sama orangnya. Mending gue lah. Young, beauty and classy."

"Apasih. Winna cringe banget." Itu bukan suara Nala. Layla berbalik dan mengejek Layla. Winna merespon cepat, "Dih, lo tuh nggak diajak."

"Kalo nggak laku mah bilang aja." Layla mengejek sahabat Nala lagi.

Winna mencibir, "Kek lo punya pacar aja."

"Ngapain punya pacar kalau ada Rai?"

Loh? Apa tadi katanya? Nala tergugu. Ia melirik Rai dan Layla bergantian. Jadi ... Rai dan Layla memang ada hubungan. Tidak heran lagi, bagaimana mungkin ada pertemanan yang murni antara laki laki dan perempuan. Apalagi ini sudah berteman sejak kecil, Nala sudah menduganya. Tapi ... Kenapa rasanya agak mendebarkan? Bukan mendebarkan yang manis, tapi ... Seperti ada yang patah tapi bukan kayu.

Nala mengingat kembali quote yang pernah lewat diberanda sosmednya:
'Sebesar apapun effort lo. Lo tetap akan kalah sama orang yang dia suka'

Nala yang tidak pernah berusaha di notice, mau berharap bagaimana? Rai bahkan baru mengenalnya baru baru ini. Ya, pasti Nala kalah. Apalagi kalau saingannya sama Layla. Layla meski menyebalkan begitu dia termasuk siswa yang pintar. Dia juga cantik. Dia baik meski sering pamrih. Dan yang paling utama, dia dekat dengan Rai. Kalah telak. Nala terbanting jauh olehnya.

Winna mengguncang lengan Nala, "Lo tuh emang seneng ngelamun, ya?"

"Gue tuh lagi mikir!"

"Mikir mulu idup lo."

"Kalo nggak mikir, gila dong gue."

"Dih?"

Perdebatan mereka terhenti saat guru mata pelajaran pertama masuk. Sejarah minat. Masih pagi sudah sejarah saja. Nala menguap malas. Berbanding terbalik dengan Rai yang terlihat bersemangat mengeluarkan buku paketnya. Nala tidak suka belajar sejarah. Tidak, Nala memang tidak suka belajar. Sebenarnya Nala lebih suka praktik daripada teori, tapi Nala tidak terlalu tertarik juga pada praktik olahraga. Melelahkan. Bagi Nala, satu satunya pelajaran yang menyenangkan adalah senibudaya. Baik teorinya maupun praktiknya.

"Hari ini mari kita akan membahas Manfaat sejarah." Bu Rini segera membuka pelajarannya setelah kelas disiapkan.

Nala berusaha menyimak dengan seksama. Mata pelajaran ini masuk didaftar kelemahan Nala. Terakhir, Nala mendapat nilai dibawah kkn, membuatnya mendapat teguran dari ayahnya.

Nala's CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang