PART 3: next time

3.4K 631 189
                                    




notes: maaf nunggu lama yaaah... semoga udah kangen Gala sama mia jadinya semangat baca, vote, sama komennya. now push VOTE and read, yang! muah!!



3.

Mungkin Gala pikir Mia tak tergapai, tapi apa dayanya ketika semesta menginginkan mereka untuk saling beririsan?

Seperti siang ini saat ia berada di shift jaga café, entah Mia yang terlalu sering datang kesana akhir-akhir ini, atau memang Gala berjodoh untuk terus bertemu dengan perempuan itu, tapi denting di pintu kaca membawa Mia masuk.

Disusul oleh laki-laki tampan yang beberapa hari lalu Gala lihat memeluk Mia.

Kempis hati Gala seperti ban yang bocor.

"Hello, Mia." Ia tetap tersenyum lebar.

"Oh, you remember?" Tanyanya ceria.

Semakin Mia tersenyum, makin ga karuan hati Gala, tapi Gala mengangguk ramah, sudah jadi salah satu SOP perusahaan bahwa ia harus ramah pada siapapun. "the only customer asking for marshmallow on top of her hot choco? Cuma lo dan anak umur lima tahun."

Mia tertawa saat Gala melontarkan candaan sampai Logan berdehem, "double shot latte, no sugar, no syrup." Ujar Logan. "hot chocolate for her."

Gala langsung diam dan menginput pesanan customernya itu sambil dalam hati belajar untuk tahu diri.

"Hot chocolatenya mau pakai marshmallow?" Tanya Gala kemudian.

"Ma—"

"Engga." Potong Logan, "you just had ice cream before we come here."

Mia langsung cemberut lalu ia menoleh kearah Gala, "dikit aja kali ya?"

Logan menggeleng, "no marshmallow or forget the hot chocolate, and drink some unsweetened juice instead."

"Want some cakes?" tawar Logan pada adiknya sembari menunjuk display kaca berisi aneka kue.

Mia menggeleng. "Marshmallow ga boleh tp nawarin cake manis, gak mau!"

"Ngambek..." Logan tersenyum kecil sembari mengusap rambut Mia yang membuat dada Gala agak nyeri.

"That'd be nine dolar." Ujar Gala datar.

Logan mengangsurkan 20 dolar dari kantongnya, "keep the chance."

Gala mengangkat alis lalu memasukan uang kembalian kedalam toples tip, "thank you, sir."

Mia dan Logan duduk disebuah kursi didekat kaca, banyak mahasiswa yang sedang berada disitu semua berusaha mencuri pandang kearah Logan. Ketampanan turunan Journey Lee memang ga perlu diragukan.

"Nala masih lama ga?" tanya Logan.

"Katanya udah mau sampe. Brie kenapa ga ikut sih?"

"Dia ngurus pindah tiket dulu." Jawab Logan, "gara-gara kamu ga bolehin aku pulang hari ini."

"Ya lagian, masa mau jengukin adeknya dua hari doang? Lagian papa juga lagi ga di Singapur, kamu bisa bolos hari senin."

"Tapi ada Mara." Ujar Logan.

"Galakan Mara yah daripada papa?" Mia terkekeh.

"Iya tuh..." Logan menghela nafas, "udah kaya CEO nomer 2."

"Orang kepercayaan papa nomer 1 tuuh..."

"Bener..." Logan mengangguk.

"Menurut kamu Brie udah sejago Mara belum?" tanya Mia.

"We're not comparing people, Mia... Brie sekretaris yang terbaik yang aku punya."

"Karena sekretaris Logan cuma satu, Brian doang." Mia terkekeh, "dan ga ada yang bisa ngalahin Mara."

Sky and Satellite (bluesy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang