one day

34 3 0
                                    

" jinan artan j."




Ctak...
Ctak...
Ctak...
Suara ikat pinggang yang bersentuhan dengan kulit terdengar nyaring bersamaan dengan rintihan kesakitan

" Kenapa kamu jadi anak bodoh sekali! Bisa gak sekali saja banggain papa" sentak jeriko

"Maaf pa ampun" pinta jinan yang terus menangis

" Kenapa setiap olimpiada yang kamu ikuti kamu selalu kalah, apa kamu gak pernah belajar?" Jeriko berjonkok lalu menekan kuat rahang jinan

" Kamu memang anak tak berguna! Sia sia saya sekolah kan kamu tinggi tinggi" jeriko berdiri lalu keluar dari kamar sang anak yang masih menangis

" Nan!"bunda masuk dan langsung memeluk tubuh sang putra

" Bunda sakit" adu jinan

" Janggan pernah benci papa ya nak..." Bisik bunda pelan, jinan menggeleng lemah

" Sini bunda obati luka kamu"

                            🏆🏆🏆

Seorang cowok baru saja memasuki area sekolah, luka di wajahnya tak mengurangi kadar ketampanan di wajahnya

Banyak yang mengira kalau dia adalah ketua geng, nyatanya dia hanyalah murid biasa

" Nannn" panggil cakra sambil mengikuti langkah jinan

Ya...cowok tadi adalah jinan

" Muka lo kenapa lagi?, Perang sama bokap?" Tebak cakra ,adipati cakra karta wijaya, sahabat sekaligus sepupu jinan

Jinan hanya menaikan alis tanda'iya'

"Maaf gue gak bisa bantu"

" Santai aja, udah biasa kok" setelah itu jinan mengajak cakra ke kelas





Pelajaran sudah berlangsung namun pikiran jinan tak fokus, ucapan papa semalam membuat jinan kepikiran

" Jadi manusia bodoh sekali"
" Anak gak berguna"
" Sia sia saya sekolahkan kamu tinggi tinggi"

Jinan menutup telinganya refleks

" Nan...kenapa?"kaget cakra

" Gak papa cuma lagi capek aja" balas jinan, jinan  memang sering terbuka dengan cakra, karena memang teman jinan hanya cakra

Bukan karena tidak di temani,hanya saja jeriko alias papa membatasi garis pertemanan jinan



















Next...

surat untuk abang (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang