rest in peach

22 3 0
                                    


"Jinan artan juanda"

Bughh...satu pukulan berhasil melayang ke rahang jeriko

"Puas lo!"sentak cakra,

Awalnya jeriko terlihat marah, namun sedetik kemudian ia baru sadar kesalahan nya

"Puas lo bikin jinan mati, puass!, Itu mau lo kan?" Cakra terus memukuli jeriko membabi buta, jeriko tak melawan hingga tersungkur

"Papa!" Bunda membantu jeriko berdiri sedangkan cakra sudah di amankan oleh karta

"Cukup cakra kamu gak boleh pukul orang yang lebih tua"inggat karta

"Tapi dia udah bikin jinan gak ada pa!" Protes cakra sambil menatap sengit jeriko

"Ini takdir cakra, jinan kecelakaan!" Karta memeluk cakra memberi ketenangan

"Jinan gak bakal kecelakaan kalo dia gak stres karena kelakuan dia" cakra menunjuk jeriko

"Jangan salahkan om kamu nak, ini sudah takdir, ikhlas ya..." Perlahan cakra mulai tenang

🏆🏆🏆

Rumah keluarga jeriko terlihat ramai dengan pelayat, kebanyakan dari teman teman jinan, teman kolega jeriko,dan lain lain

Di pintu depan ada karta yang menyambut para tamu ,sedangkan sang pemilik rumah sedang kacau di dalam

Bunda tak berhenti menangis di kamar jinan di sebelahnya ada cakra yang berusaha menenangkan bunda

Sedangkan jeriko menangis di pinggir tubuh jinan yang sudah kaku, ia terus meminta maaf, ia sangat terpukul saat ini

Benar kata orang 'penyesalan datang di akhir'

Di tempat lain....

Nares baru saja sampai di jakarta, ia telah menyelesaikan kuliahnya
Harus nya hari ini ia wisuda tapi nares memilih tak ikut, ia tak sabar bertemu dengan adik nya

Nares kesini tak sendiri ada dua pengikut setianya novan dan hilal

"Lo udah kasih tau cakra kalo udah sampai?" Tanya novan, nares mengeleng

"Sengaja gak gue kasih tau, biar surprize buat orang rumah" balas nares

🏆🏆🏆

Jeriko masih setia menangis di samping jasad jinan

"Maaf, maafin papa nan, papa salah, maafin papa"parau jeriko

"Assalamualaikum!" Sapa jinan degan penghuni 'disana', semua menoleh ke pintu

"Jinan boleh masuk?"

"Apa pasword nya?"

"Ashhadu alla ilahaillallah ,waashaduanna muhamadar rosullulah"balas jinan

Kemudian ia masuk dan tak akan pernah kembali

Suara tahlil bergema dari sebuah ruang tamu tempat jinan di doa kam

surat untuk abang (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang