nanres

15 2 0
                                    

"aku sudah menemukannya"




Setelah pintu terbuka jinan langsung terkejut bukan main

"Eh, ini artan ya" hilal menunjuk jinan

Namun tatapan mata jinan tertuju pada sosok di belakang hilal

"B..bang"

"Ji..nan?" Orang itu juga menyadari tatapan jinan

Jinan langsung berlari dan memeluk daksa sang kakak yang telah lama meninggalkan nya

"Abang!, Nan kangen...nan rindu abang, abang kenapa gak pulang?" Jinan menangis, ia memeluk tubuh kakaknya erat seakan tak inggin kehilangan nya lagi

"Maaf, maafin abang nan, abang juga kangen" balas nares ikut menangis

Cakra mengusap airmata nya yang terjatuh, cakra bahagia ketika melihat jinan bahagia

Novan dan hilal juga langsung paham dengan kejadian ini

Sedangkan bulik dan morland hanya ikut tersenyum karena belum tau apa apa

🏆🏆🏆

Setelah momen mengharukan tadi ,kini jinan berada di kosan bersama nares dan yang lain, sementara cakra berada di rumah morland

Mereka bercerita tentang keluh kesahnya, tidak!, Hanya jinan tepatnya

"Bang, kenapa abang gak pulang sampai tiga tahun ini?" Tanya jinan

"Abang di..."ucapan nares terpotong dering ponsel jinan

"Papa" gumam jinan melihat nama kontak itu, kemudian ia langsung menolak panggilan itu

"Kenapa di matiin hp nya, padahal abang pengen lihat papa"

Jinan menggeleng sambil tersenyum, perlahan jinan menunduk lalu jari jarinya memilin ujung baju yang ia kenakan

Nares langsung tau apa yang jinan rasakan sekarang

"Cerita sama abang" titah nares, tanpa menolak jinan langsung bercerita dengan air mata yang berderai

Jinan tidak cengeng, hanya ia butuh tempat untuk bersandar, bukankah menangis di perbolehkan?, Tak apa kan kalau jinan rapuh sebentar?

Setelah mendengar cerita jinan, nares mulai menggeram kesal, bisa bisanya kejadian dulu terulang kembali, dan kini dialami oleh adiknya

Nares tidak benci jeriko, hanya ia kecewa dan kesal dengan kelakuan orang yang ia panggil papa itu

"Yaudah, sekarang kamu tidur ya, janggan nangis terus" nares mengusap rambut jinan

Jinan menganguk

"Abang peluk!" Pinta jinan, nares menganguk tanpa membantah

Tak lama jinan sudah terlelap, nares kembali bangun lalu mengusap sisa air mata jinan, tangan kanan nya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah jinan yang tertidur dengan damai

" Gak kerasa ya dek, kamu udah gede sekarang, maaf abang gak bisa liat kamu sampai se besar ini"

"Makasih udah jagain papa bunda selama abang gak ada, makasih udah berusaha bikin papa bahagia, kamu hebat nan, gak kayak abang" selesai mengucapkan itu mendadak tenggorokan nares serasa tercekat

Nares inggin menangis...

"Maaf belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu, abang sayang kamu, selamanya abang akan tetap sayang kamu, janggan pernah tinggalin abang lagi, kamu penguat abang nan" tangis nares pecah begitu saja

Setelah tangisnya mereda ia langsung mengecup kening jinan sayang

"Abang janji bakal segera pulang setelah kuliah abang selesai"batin nares kemudian ikut berbaring di sebelah jinan

🏆🏆🏆

Paginya nares mengajak jinan ke kampus, jinan cukup tertarik hingga ingin kuliah di sini, alasan lain juga karena cakra

"Bang res tau gak, hampir tiap hari jinan ngeluh kangen abang , kadang jinan juga nangis" adu cakra, jinan langsung menutup mulut cakra dengan tanggan

"Sstt....diem kra, gue malu" semua yang ada di sana terkekeh melihat kelakuan dua sahabat ini

"Cakra, makasih ya udah jagain jinan, abang gak tau nasib dia kalo gak ada kamu" ucap nares

Cakra menunduk, ' ia tak sebaik itu, cakra itu jahat'

"Gak selamanya aku jagain jinan, kadang aku juga jadi luka buat jinan" lirih cakra, nares yang mendengar itu menyerit, namun ia tak inggin membahasnya lagi

Malamnya jinan membuka ponsel yang sedari kemarin ia matikan, setelah itu banyak panggilan tak terjawab dari papa, sedangkan hampir ada 80 pesan tak terbalas

Namun hanya satu pesan yang membuat jinan takut

Papa❤️:
Pulang jinan, kalo kamu gak mau pulang papa bakal seret kamu paksa, papa tau kamu lagi di jogja kan?, Segera pulang sekarang!!!  {08,30}

Melihat dari waktu yang papa kirim membuat jinan semakin takut, ia meremas kuat ponselnya

"Gue takut"gumam jinan pelan






Next...

surat untuk abang (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang