psikosomatik

14 3 0
                                    

"aku lemah ya?"

Nares mengeliat gelisah, entah kenapa dari tadi perasaanya tak enak sejak tadi pagi, ia teringat jinan
"Apa dia baik baik saja"

Nares terus mondar mandir sambil menghubungi cakra, namun ia sedang tidak aktif
'ck', nares mendecak sebal sambil mengusap wajahnya kasar

"Dek, kamu gak papa kan?"

🏆🏆🏆

Disisi lain cakra tak kalah cemas, ia kini berada di depan UGD dengan baju yang sudah kotor terkena darah jinan
Jinan sudah di tangani dokter....

"Nan lo harus kuat!" Gelisah cakra sambil terus berdoa agar jinan tak kenapa napa

25 menit telah berlalu, dokter baru saja keluar dari ruang ugd
Cakra langsung mendekat

"Dok, gimana Keadaan jinan"tanya cakra, dokter itu terdiam

"Bisa saya bicara dengan orang tua pasien?" Balas dokter itu

"Ngomong sama saya aja dok, saya juga saudaranya"balas cakra panik

"Tapiii...."

"Tinggal ngomong apa susahnya sih!" Sentak cakra

Dokter itu menimbang lagi permintaan cakra

"Tolong dok, orang tua nya juga gak bakal dateng kalo saya kasih tau" alibi cakra tak sepenuhnya bohong

Akhirnya dokter itu menganguk dan mengantar cakra ke ruangan nya

Cakra menatap kertas hasil pemeriksaan jinan, cakra menyerit karena tak tau penyakit ini

"Psikosomatik, apa itu dok?"tanya cakra bingung

"Psikosomatik terdiri dari dua kata yaitu, pikiran (psyche) dan tubuh (soma).
Penyakit ini menyatakan keluhan fisik yang di duga disebabkan atau di perparah oleh faktor psikis, mental seperti depresi, takut/ cemas" jelas dokter itu panjang

Cakra secara tak sadar menitikan air mata nya

"Apa penyakitya bisa di sembuh kan?" Tanya cakra lagi

Dokter menggeleng sebentar

"Bisa sembuh namun prosesnya cukup lama, asal pasien bisa mengontrol stres nya"jawab dokter

"Terimakasih dok, saya boleh lihat keadaan teman saya?" Dokter itu menganguk

Di depan pintu ruang inap jinan cakra menangis, ia tak menyangka nasib jinan jadi seperti ini

"Jeriko bangsat!, anak lo sekarat anjing!" Umpat cakra kesal

Setelah memantapkan niat cakra baru masuk ke ruang jinan, ia menatap wajah yang tengah berbaring lemah di brangkar lengkap dengan infus dan alat bantu pernafasan yang menempel di tubuhnya

"Nan, bertahan ya!" Cakra memegang tangan jinan yang dingin dan masih dalam pengaruh obat tidur

Cakra meneteskan air matanya karena tak tega, cakra takut kehilangan jinan

surat untuk abang (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang