tolong

13 3 0
                                    

"apakah ini awal hari buruk


Sesampainya di rumah tubuh jinan langsung di hempaskan begitu saja, jinan merintih namun tak dihiraukan oleh jeriko

Jeriko membanting tubuh jinan kasar, hingga jinan menangis

"Kamu niat ya gak pulang ke rumah!" Atau udah gak inggat rumah?" Tanya jeriko

"Ohh, kamu mau kabur dari rumah!" Lanjut jeriko sambil menekan rahang jinan kuat

Jinan menggeleng kuat, jeriko terkekeh kecil

"Kamu gak akan pernah bisa keluar dari rumah ini, kamu itu putra dari jeriko juanda, papa butuh kamu buat jadi penerus papa"

"Tapi masih ada abang, papa masih punya abang" parau jinan

"Abang?, Abang kamu itu beban, dia itu lemah,dia gak pantas jadi penerus papa, bahkan kamu juga gak pantas dapat posisi itu" jawab jeriko

"Tapii, sayang nya kamu adalah putra saya!" Jeriko menjambak rambut jinan

"Janggan coba coba kabur lagi" jeriko berbisik lalu pergi meninggalkan jinan

Jinan menunduk segala bentakan yang jeriko lontarkan serasa berdengung di kepala nya
Jinan merebahkan tubuh nya diatas lantai, untuk menetralkan rasa pusing nya

🏆🏆🏆

Paginya jinan kembali bersekolah dengan kantung mata yang terlihat jelas di mata, bajunya juga terlihat berantakan

"Kak jinan kenapa?, Kok kantung matanya jelas banget, bukannya kak jinan habis libur bareng kak cakra" cerocos nara yang juga baru datang

"Gak papa kok, kemarin begadang nonton film horor" balas jinan

"Nanti mau belajar bateng lagi?" Tanya jinan, nara menganguk

"Iya kak nsnti aku telfon kalo aku udah selesai pelajaran

"Gue gak bawa ponsel, nanti gue samperin lo di kelas, yaudah lo ke kelas dulu sana!" Nara mengangguk lalu segera pergi

Jinan baru inggat kalau ponselnya masih berada di kos an, jinan mendecak pasrah, setidaknya mengajari nara bisa jadi pelampiasan saat ini

Kemarin setelah diamuk jeriko jinan langsung di hukum belajar hingga jam 2 dini hari

Jinan bejalan menuju kelasnya, namun langkahnya terhenti karena melihat keramaian di depan mading, jinan mendekat dan melihat apa yang mereka baca

Ikutilah olimpiade matematika se-*****

Jinan terkejut, mungkin bagi mereka itu hanys kertas biasa, namun di mata jinan itu seperti selebaran penyiksaan

Jinan menutup telingganya ketika suara suara jeriko tiba tiba berdengung di telinga, jinan berjongkok saking sakitnya

"Begini saja kamu kalah!"

"Kamu harus ikut olim ini!"

"Kamu harus menang!"

"Anak tak berguna! Lebih baik cakra yang jadi anak saya!"

Suara suara itu terus memenuhi pikiran jinan,kepalanya berdengung kuat

Hingga siswa lain menatap aneh pada jinan

🏆🏆🏆

Setelah selesai mengajari nara, jinan beranjak untuk pulang,
Emmm mungkin langsung les

"Jinan!"panggil seseorang, jinan berbalik dan mendapati cakra tengah berlari ke arah nya

"Kra, dahi lo kenapa?" Tanya jinan begitu cakra berada di depan nya

"Kejedot setir mobil"santai cakra

"Pasti gara gara gue ya!" Sesal jinan

"Bukan masalah serius, oh iya, lo gak papa kan, om jeriko apain lo?" Tanya cakra

Padahal kondisi cakra juga tak bisa di katakan sudah membaik, namun dia lebih khawatir dengan jinan

"Kalo gue jawab pasti lo bakal muak dengernya"
Cakra mengerti jawaban jinan, selalu sama

"Nih ponsel lo, sengaja gak gue kasih nomor bang nares Takut nya papa lo tau, jadi lo kalo mau hubungin bang nares bilang gue ya

Jinan mengangguk

"Makasih kra"

🏆🏆🏆

Di sisi lain...

Nares menatap kertas gambar jinan lalu membaca tulisan di atasnya

"Semoga kita terus bersama bang"

Baca nares, ia mengamini dalam hati

Nares menyerit ketika gambar itu belum selesai di buat, tepat di kaki jinan yang masih mengambang

Nares menyerit ketika gambar itu belum selesai di buat, tepat di kaki jinan yang masih mengambang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf  gambar nya jelek😢




Next...

surat untuk abang (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang