10 || Jambret

11.2K 618 21
                                    

Good evening.

Have fun..




Bel pulang berbunyi menandakan akhir dari sekolah hari ini. Para murid berhamburan memenuhi koridor sampai halaman sekolah.

Deruman kendaraan mulai meninggalkan sekolah.

Kanaya, Maudy dan Chika saat ini tengah berjalan menuju halaman depan.

"Ay, tadi waktu habis dari kantin lo kemana sih?" Tanya Maudy.

"Hmm, kita nyariin tau." Timpal Chika.

"Gak kemana-mana."

"Gak kemana-mana dia bilang, kita nyariin sampe pusing gak ketemu."

"Tau tuh tiba-tiba udah ada di kelas." Kanaya diam tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan mereka berdua.

"Btw, pipi lo masih sakit gak sih, Ay?"

"Lumayan."

"Gila banget si Farrel."

"Kurangajar emang! Gedeg gue." Kata Maudy kesal.

"Chik, lo di jemput?" Tanya Kanaya mengalihkan pembicaraan. Dia terlalu malas membahas kejadian tadi.

"Taksi online aja si kayaknya."

"Bareng gue aja, gue bawa motor." Tawar Kanaya.

"Jangan mau Chik, Aya gak bisa naik motor, nanti lo di bawa nyungsep." Kanaya memutar bola mata jengah. Baik Maudy ataupun Chika, mereka masih tidak mempercayai Kanaya yang bisa mengendarai motor.

Jelas bisa ini bukan Kanaya.

"Yes! Gue juga gak mau. Masih sayang nyawa gue."

"Gue pembalap. Gimana mungkin gak bisa naik motor."

"Ye.. halu." Ledek Maudy.

"Ini beneran lo gak mau ikut gue?" Tanya Kanaya lagi pada dua sahabatnya saat mereka sampai di parkiran.

"Enggak, jemputan gue udah nunggu tuh." Kata Maudy.

"Iya, ini taksi online gue juga udah otw, deket dia." Kanaya mengangguk mengerti.

"Kita duluan deh." Maudy dan Chika berlalu dari parkiran.

Kanaya memakai jaketnya, leggingnya juga sudah dia pakai. Ia menaiki motornya dan memakai helm, kemudian ia melajukan motornya meninggalkan parkiran.

Kegiatannya itu tak lepas dari beberapa murid yang berada di sekitarnya. Mereka masih memandangnya kagum.

Saat akan melewati gerbang sekolah, ia melihat ada Arsenio dan kawan-kawan yang tengah duduk diatas motornya masing-masing, jangan lupakan Helena yang berada di boncengan Arsenio. Entah sedang menunggu apa, ia tidak peduli.

Kanaya melewati mereka begitu saja. Ia tahu bahwa mereka melihatnya sampai keluar dari gerbang. Saat sudah benar-benar keluar dari gerbang Kanaya langsung melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Suara motornya yang nyari membuat ia menjadi pusat perhatian walaupun keberadaannya sudah jauh.

"Gila keren banget." Kata Arditto yang sedari tadi melihat Kanaya.

"Gue baru tau kalo dia bisa naik motor." Timpal Bastian.

"Ingin bisa naik motor juga, biar keren kayak Aya." Kata Helena.

"Ngapain? Kamu bisa keren bareng aku." Ucap Arsenio pada kekasihnya itu. Helena memeluk Arsenio.

"Gue tuh heran kenapa si benalu bisa naik motor. Kalo dia bisa kenapa harus ngerusuhin si Arsen sama Farrel tiap mau pulang." Kata Arditto mengeluarkan pendapatnya.

KANAYA OR KANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang