27 ||Amarahnya dan Janji di 31 Mei

9.6K 506 38
                                    

Hello

Happy reading..




Elbara menatap frame foto yang tersimpan apik dalam bingkainya. Foto yang selama ini selalu ia sembunyikan, foto yang hanya akan ia pajang di meja kerjanya. Karena hanya di ruang kerjanya lah yang tidak akan ada orang masuk tanpa seizinnya.

"Sudah selama itu tapi gue masih belum bisa buat lupa sama lo." Elbara mengusap lembut bingkai foto itu. Dalam frame itu terdapat ia dan seorang gadis yang tengah tersenyum manis. Gadis yang baru saja lulus SMA.

Saat tengah mengingat kembali masa-masa mereka bersama tiba-tiba saja ingatannya membawa ia pada kata-kata yang membuatkan marah dan kecewa.

"Kak El, setelah sekian lama akhirnya aku berani buat confess!"

"Confess? Ke siapa?"

"Ke iam, cowok yang selama ini aku suka."

"Argh!" Elbara menyimpan dengan kasar bingkai foto itu.

"Kenapa harus dia Flo? Kenapa harus dia orang yang lo suka Flower!?" Perasaan marah itu kembali menghantui dirinya.

Elbara kembali mengambil bingkai itu, mengelusnya lembut. "Harusnya gue Flo. Harusnya gue bukan dia!" Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang menyakitkan.

Perhatian Elbara teralihkan pada handphonenya yang berdenting. Tangannya terulur mengecek handphonenya.

"Nomor baru?"

Karena penasaran Elbara akhirnya memilih untuk membukanya. Saat ia buka, matanya membulat dan bingkai foto yang masih berada di tangannya terjatuh.

Nafasnya tercekat melihat pesan yang nomor itu kirimkan.

Elbara gelisah, nomor itu sudah tidak aktif.

"Bagaimana bisa?"

✯✯✯

Marina berjalan menuju kamar Kanaya dengan nampan berisi sandwich dan susu di kedua tangannya.

"Gue harus ngebuktiin ini." Katanya yang sudah berdiri di depan pintu kamar Kanaya.

Marina mengetuk pintu itu sampai mendapat sautan dari si pemilik kamar.

"Siapa?" Tanyanya dari dalam kamar.

"Marina."

"Sebentar."

Di luar, Marina menunggu cukup lama sampai gadis itu mempersilahkan Marina untuk masuk sendiri.

Awalnya Marina merasa curiga, namun saat pintu ia buka Kanaya hanya tengah duduk di meja belajarnya.

Marina perlahan masuk dan hal yang selalu membuatnya penasaran adalah kaca yang di tutupin kain hitam oleh Kanaya. Kaca yang sempat ia baca beberapa hal di dalamnya.

"Kenapa?" Tanya Kanaya memecah fokus Marina.

"Ini makan malam buat lo, tadi lo gak turun 'kan untuk makan malam?" Marina menyodorkan nampan yang ia bawa.

Kanaya menerimanya, namun ia sedikit bingung dengan makan malam itu. "Sandwich? Mereka makan malam pake sandwich?" Bingungnya.

"Enggak, bi Inah bilang kalo lo lagi diet makanya di kasih makanan yang sehat?"

"Diet? Gue gak pernah diet."

"Lo sering diet Kanaya. Lo masih lupa? Gue kira udah ingat semuanya." Sindir Marina.

KANAYA OR KANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang