17 || Playing victim

10.6K 612 4
                                    

Good evening, all

Met malming semuwah,
Tmi hari ini dari aqoh, disini ujan. Mampus gak sie buat yang mau malmingan? Mana hujannya deras lagi. Ha.ha.ha tertawa jahat.

Dah ah ngejametnya

Enjoy for reading..



Kanaya menuruni anak tangga, ia sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Rumah besar ini terasa sepi setelah kejadian dimana Wiliam kambuh soal depresinya.

Ada tidak ada seluruh anggota keluarga rumah ini, ia tidak peduli. Yang ada di rumah ini hanya dirinya dan Farrel, namun sejak malam dimana ia balapan dan Farrel melarangnya, mereka sama sekali tidak pernah bertemu lagi kendati demikian mereka tinggal serumah.

Elbara yang tidak pernah pulang karena sibuk di kantor menggantikan Erlangga. Sedang Erlangga sendiri tengah menemani William untuk terapi bersama dengan Clarissa di luar negeri.

Di rumah ini hanya ada mereka berdua, bi Inah, bi Narti, satpam dan tukang kebun yang hanya akan datang seminggu sekali.

Setelah menyelesaikan sarapannya Kanaya segera berangkat ke sekolah. Di parkiran sudah tidak ada motor Farrel yang artinya dia sudah berangkat.

Kanaya mengendarai motornya dengan santai, masih banyak waktu sebelum gerbang di tutup.

Setelah beberapa menit akhirnya ia sampai di sekolah. Seperti biasanya masih banyak yang suka memperhatikannya memarkirkan motor, masih banyak yang mengaguminya dan masih banyak yang heran dengan perubahannya.

Kanaya merapikan rambutnya yang berantakan karena helm.

"Sumpah sebenernya nih rambut ganggu." Katanya seraya berkaca pada spion. "Kalo gue potong gakpapa kali ya? Dia gak akan marah 'kan? Lagian rambut gue dulu pendek."

Setelah merapikan rambutnya, ia berjalan di koridor kelas. Saat ia lewat, banyak siswa-siswi yang berbisik tentangnya. Entah berkomentar tentang sifat, sikap, seragam yang kurang rapi atau pun gaya berjalannya. Semua kena, namun ia tidak peduli dan mengabaikannya.

Mereka berkomentar karena Kanaya yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu.

Kelas Kanaya harus melewati kelas XII dulu terutama kelas Arsenio. Kelas mereka terletak di lantai dua, tidak ada jalan lain selain itu.

Kanaya mengisir rambutnya kebelakang menggunakan jari.

"Beneran gue potong aja lah nih rambut, ganggu." Kesalnya.

Sampai di depan kelas XII IPS 1 ternyata Arsenio dan kawan-kawan tengah duduk di depan kelas. Ia melewati mereka begitu saja tanpa menoleh apalagi menegur mereka sampai membuat Arditto menutup mulutnya seraya memperhatikan Kanaya yang sudah berbelok.

"Beneran berubah ternyata."

✯✯✯

"Udah beres? Kantin yuk." Ajak Maudy. Bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Yuk."

Ketiganya berjalan keluar kelas menuju kantin, seperti anak-anak lainnya.

Kantin cukup ramai dan terlihat lumayan penuh namun dengan mata elangnya, Maudy melihat ada satu meja kosong di dekat tembok.

"We.. we.. we.. itu disana masih ada meja kosong. Cepet isi sana sebelum ada yang tempatin."

"Kalo gitu gue kek biasa aja Dy, baso sama es jeruk."

KANAYA OR KANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang