Gadis jangkung itu menuruni anak tangga menuju meja makan. Lisa mendudukan tubuhnya dikursi menatap meja makan yang masih penuh."selamat pagi nona lisa"
"ahjuma untuk siapa makanan itu?" tanya lisa kepada nam ahjuma yang sedang menata bubur dan juga sup bening tidak lupa segelas susu.
"untuk nona jennie"
"uhuukkk... " lisa tersedak susu coklatnya.
"ada apa dengan jennie eonni. Kenapa eonniku tidak makan dibawah? "
"nona jennie badannya sedikit panas dan dia mengeluh perutnya sakit. Mungkin karena tadi malam"
"ahjuma sebenarnya apa yang jennie eonni lakukan tadi malam, mengapa mengadakan acara barbeque mendadak seperti itu dan tanpa mengajakku? "
Nam ahjuma menatap anak bungsu majikanya, tersirat kekhawatiran namun juga ketidaktahuan.
Dia tidak mungkin mengatakan bahwa eonninya itu menunggu adik kesayangannya dari langit yang berwarna merah jingga hingga hitam pekat.
~~~
Lisa membuka kamar eonninya dengan sebuah nampan ditanggannya.
Dia melengkungkan bibirnya kebawah saat melihat eonninya yang terbaring dengan kerutan didahi dan bibir pucatnya yang meringis namun dengan mata terpejam.
Lisa meletakan nampan itu diatas meja. Tangannya terasa panas saat memeriksa dahi eonninya.
Jennie mengerjapkan kedua matanya saat merasakan sesuatu yang sangat dingin menempel didahinya. Karena lisa memasangkan plester demam.
"lisa..." ucap jennie parau.
"eonni kenapa begini, jangan tingalkan aku. Aku tidak suka melihat eonni seperti ini"
" Lisaya eonnimu ini hanya sakit biasa kenapa berlebihan sekali. Seperti akan mati saja"
Lisa segera mengusap air matanya dengan kasar.
"yak... Eonni jangan bicara seperti itu"
Jennie terkekeh melihat adiknya yang sepertinya kesal.
"eonni ayo makan dulu kau harus cepat sembuh. Kau tidak boleh sakit meski hanya demam"
Jennie memutar bola matanya. "kau pikir aku ini apa aku manusia lisa"
"hehe.. Ayo eonni buka mulutmu"
"Biar aku saja terakhir kau menyuapiku malah membuat semuanya berantakan "
"eonnii... Jangan mengingat itu lagi"
rengekan lisa bagaikan alunan indah untuk jennie karena dia bisa melihat sosok lisa sebagai adik kecilnya bukan lisa yang ada dikampusnya.
"pokoknya eonni tidak boleh melakukan apapun sampai suhu tubuhmu kembali normal"
Lisa menumpuk bantal dibelakang jennie agar eonninya itu bisa bersandar dengan nyaman.
Membantunya untuk bangun meluruksan kaki jennie menaikan selimut dan meletakkan tangan jennie diatas selimut.
"yak... Lalisa aku hanya demam bukan lumpuh" jennie geram dengan tingkah adiknya yang berlebihan ini.
"eonni sudahku bilang ak... "
"kau pasti belum sarapan jugakan"
Kalimatnya menguar entah kemana karena jennie tiba-tiba memasukan satu sendok penuh bubur ke mulut lisa. Lisa mengerucutkan bibirnya dengan pipi yang penuh makanan.
"eonni kau yang harusnya mak..."
Jennie menyuapkan kembali bubur itu."eonni ka..."
lisa menatap tajam kearah jennie dengan mulut yang kembali penuh. Sedangkan jennie hanya membalas tatapan adiknya itu dengan gummy smile andalannya. Lisa menelannya dengan kasar.
"yak jennie kim"
"yaa... Beraninya kau adik nakal tidak sopan"
"hehe... Maaf eonni tapi eonni sangat menyebalkan sungguh"
"lalisaaa... " jennie menggeram.
tok... Tok.. Tok...
"kenapa harus mengetuk pintu ahjuma kenapa tidak langsung masuk saja" ucap jennie.
Walau jennie dan lisa sudah menganggapnya sebagai orang tuanya tetap saja sebagai orang yang bekerja dirumah itu nam ahjuma tetap harus menjaga privasi kedua anak majikannya.
"ini sarapan yang nona lisa pesan. Apa ada yang dibutuhkan lagi? " tanya nam ahjuma.
"tidak ahjuma terimakasih "
"Bagaimana keadaan nona jennie apakah sudah sembuh"
"sepertinya aku akan cepat sembuh karena adikku yang konyol ini ahjuma"
Nam ahjuma tersenyum lega melihat kedua kaka beradik itu. Bagaimanapun dia adalah saksi bagaimana keduanya saling menyayangi walau terkadang perbedaan membuat mereka sedikit jauh.
"Eonni kau memakan sarapanku... "
Lisa menatap sarapannya yang tinggal setengah lagi."sarapanmu lebih enak lisaya... Sepertinya sekarang aku sudah sembuh jadi tidak memerlukan bubur itu lagi "
"eonni tetap saja kau harus memakan bubur ini" ucap lisa penuh penekanan.
"lisaya bahkan aku belum sama sekali mencobanya. Ayo adik kecilku kamu yang memakannya sedari tadi. sayang jika tidak dihabiskan "
"ya itu karena ulahmu eonni"
"hehe... Buka mulutmu bayi besarku kita akan menghabiskan ini bersama-sama"
Benar jika obat tidak selamanya berbentuk pil dan lisa adalah bukti nyata untuk jennie.
• • •
Hallo guys chibi kembali lagi.
Thank you untuk yang udah vote & comment 🙏
Comment next aja udah bikin aku semangat 🤗
Jangan lupa follow tiktok @shiper9697 untuk spoiler
Hope you like it guys
Jangan lupa untuk vote & comment
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF SISTER
Short StoryPOSESIF SISTER jennie dan lisa sering ditinggalkan orangtuanya untuk perjalanan bisnis. Lisa si jahil, sedikit tomboy dan friendly kadang membuat jennie cemburu dengan teman-teman lisa. Kenapa lisa tidak mau menunjukan rasa sayangnya kepada jenni...