24. Trauma

2.1K 310 28
                                        

"eonni apakah kamu didalam? " lisa menyembulkan kepalanya dipintu kamar jennie.

"ada apa? biasanya kamu masuk tanpa bertanya"

Lisa menghampiri jennie dia ikut menyandarkan dirinya diheadboard kasur jennie.

"kamu sudah makan malam? "

Pertanyaan jennie membuat lisa sedikit merasa bersalah, sudah beberapa hari ini dia melewatkan makan malam bersama eonninya.

"eonni maaf tadi aku tidak menjawab panggilanmu"

Lidah lisa terasa kelu seharusnya bukan masalah yang besar jika hanya mengabaikan sebuah panggilan. Namun jika berhubungan dengan eonninya hal sepelepun terasa berat untuk lisa ungkapkan.

"sangat sibuk ya... " tanya jennie

Lisa membisu sejak masuk kedalam kamar jennie. Lisa merasa kamar eonninya itu tidak sehangat biasanya.

"apa sangat susah menjawab panggilan dari eonnimu sendiri? Bahkan tidak sampai lima menit"

"eonni marah padaku? "

Jennie menggeleng.

"eonni kamu tau, aku hanya pergi ke agency saja dan aku akan pulang lagi. Kita bertemu setiap harinya dan berada diatap yang sama. Jadi tidak perlu khawatir "

"lisaya... Kamu tau appa dan eomma pergi untuk perjalanan bisnis. Mereka juga pasti akan kembali lagi ke rumah. Lalu kenapa appa dan eomma, kamu dan aku selalu menghubungi mereka?" tidak peduli seberapa jauh dan dekatnya jarak kita. Memastikan orang yang kita sayang baik-baik saja. Apa itu salah? "

Lisa tidak menyangka bahwa jennie akan bertanya sejauh itu. Biasanya eonninya itu hanya akan marah-marah dan merajuk seperti anak kecil. Tapi kali ini justru sangat berbeda.

"kenapa kamu malu mempunyai eonni seprtiku? "

Lisa tersenyum miring.

"aku mengerti jika kamu marah padaku eonni, tapi selalu berkata seperti itu bukankah itu kekanak-kanakan eonni! "

"mwo? Bahkan JLshiper mereka selalu bertanya-tanya kenapa kamu tidak pernah merepost unggahanku, atau menunjukan rasa sayangmu kepadaku"

"seriously eonni? Sejak kapan kamu mempedulikan itu. Bahkan kita bukan seorang idol. Kamu tau aku sangat sayang kepadamu! "

"aku tidak tau, aku tidak mengerti kamu selalu mengabaikanku. Lisa! "

"aku sangat lelah eonni, bahkan dulu appa dan eomma selalu menutup wajah kita jika berada dikeramaian. Kamu tau aku sangat melindungimu. Kenapa selau berkata seperti itu, disaat kamu sudah tau alasannya. Kamu menyakitiku eonni"

"lisaya... Itu terjadi saat kita masih kecil. Bahkan sekarang appa dan eomma tidak mempersalahkannya. Saat kita berdua banyak dibicarakan oleh media selagi itu hal yang positif . Appa dan eomma selalu menjaga keselamatan kita. Hilangkan ingatanmu tentang itu lisaya... "

Lisa memejamkan matanya kejadian s dia dan jennie saat kecil tiba-tiba muncul dikepala lisa.

"lalu bagaimana denganmu eonni? Kamu selalu tidak menyukai teman-temanku, dan selalu berlebihan saat mengkhawatirkanku"

Suasana hening, jennie dan lisa kalut dengan pikirannya masing-masing. Lisa meraih tangan jennie dengan lembut. Jennie menoleh dengan air mata yang mengalir.

"sebenarnya kita mempunyai ketakutan yang sama. Walau dengan cara yang berbeda "

Nada suara lisa terdengar lemah, jennie yakin adiknya itu tidak makan dan beristirahat dengan baik karena jadwalnya yang padat.

Brakkk!!!

Jennie menutup matanya mendengar suara pintu yang dibanting. Ia menoleh kearah pintu kamarnya namun tidak terjadi apa-apa. Ternyata lisa membanting pintu kamarnya sendiri.

"apa aku telah menyakitinya? " gumam jennie

Jennie meremas dadanya terasa sesak dan nyeri didalam sana. Menahan tangis yang ingin pecah justru membuat perasaannya semakin sakit.

Jennie lelah dengan perasaannya sendiri tapi dia juga merasa lisa tidak adil dengan dirinya.

                                 ~~~

Didalam kamar lisa mencoba untuk tidak terpengaruh. Meski disudut hatinya terasa sangat kesal dengan jennie yang selalu mengatakan hal yang membuat lisa sakit dan marah disaat bersamaan.

Lisa membuka ransel dan memasukan beberapa barang miliknya.

  
                               ~~~

Jennie menuruni anak tangga dengan cepat tidak peduli mungkin dia akan terjatuh kapan saja.

"lisaya...! "

Teriakan jennie bergema dilantai bawah, begitu dia sampai ditangga terakhir. Mobil lisa dengan cepat keluar dari gerbang.

Nam ahjuma menghampiri putri sulung majikannya itu.

"nini tidak ingin sendiri. Nini takut sendirian"

Nam ahjuma merengkuh bahu jennie yang kini terduduk dengan tangan yang memeluk kedua lututnya. Pemandangan itu membuat hatinya teriris. Terbayang seorang gadis kecil yang memeluk kedua lututnya dengan wajah yang ketakutan.  Dan itu adalah Jennie.

                             • • •

Hallo guys.!!
Siapa yang sejujurnya udah lupa sama jalan cerita ini hahaha akupun sama 😅 sebelum lanjut ini cerita. Baca dari awal lagi saking udah lama gak up 😁

Thank you untuk yang udah vote & comment 🙏
Comment next aja udah bikin aku semangat 🤗

POSESIF SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang