Bianca sedang berbaring di tempat tidurnya sambil menggulir layar ponsel. Tidak ada yang spesial hari ini. Sekolah terasa membosankan, dan tugas-tugas yang menumpuk mulai membuatnya pusing. Namun, segalanya berubah ketika sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.
Bletting...
Pesan resmi dari sekolah muncul di layar. Bianca membacanya dengan saksama.
------
Undangan Resmi
Kepada Yth.
Saudari Bianca sifanggiDengan hormat,
Dalam rangka merayakan Dies Natalis sekolah kami yang ke-25, kami dengan bangga mengundang Anda Saudari Zoey Bianca untuk mengisi acara pentas seni pada tanggal 15 September mendatang. Acara ini merupakan kesempatan istimewa bagi siswa-siswa berbakat untuk menunjukkan kemampuan mereka dan berkontribusi pada perayaan tahunan yang telah menjadi tradisi di sekolah kami.
Kami berharap Anda dapat mengisi acara dengan penampilan yang akan memperlihatkan bakat dan kreativitas Anda. Mohon konfirmasi kehadiran Anda dan persetujuan Anda untuk berpartisipasi dalam acara ini kepada panitia paling lambat tanggal 10 September.
Kami sangat menantikan partisipasi Anda dan berharap acara ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi kita semua.
Hormat kami,
Panitia Dies Natalis
Sekolah Menengah Kejuruan Merdeka.------
Matanya membelalak. "Hah?! Pentas seni? Gue,?" gumamnya dengan nada tak percaya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Rasa kaget bercampur bingung mulai memenuhi pikirannya.
Tanpa berpikir panjang, Bianca langsung menelepon dua sahabatnya, Kala dan Nana.
"Kalian tau nggak,? Gue dapet chat apaan,?" ucap Bianca dengan nada setengah panik begitu panggilan tersambung.
"Apaan? Dapat beasiswa ke luar negeri?" Jawab Kala santai, disusul tawa kecil dari Nana.
"Bukan itu, bodoh! Gue dapat undangan dari sekolah buat tampil di pentas seni Dies Natalis!" Bianca hampir berteriak.
"Serius?!" Nana terdengar sangat antusias. "beneran lo terpilih? Wah, keren sih."
Kala, seperti biasa, ikut menyela dengan nada menyebalkan. "Ya ampun, Bianca. Pasti lo nge-lobby guru ya biar kepilih? Kalau nggak, siapa sih yang mau milih lo,?"
"Pe'ak siapa yang mau mengajukan diri buat tampil di acara itu, sinting kali ya!" Kesal Bianca.
"Terus lo mau nampilin apa,?" Tanya Nana.
Pertanyaan itu membuat Bianca terdiam sejenak.
"Nah itu dia. Gue nggak tahu harus tampil apa. Makanya gue nelpon kalian""Eummm…" Nana berpikir keras. "Dj-an aja njir. Party kita" kata Nana.
"Lo bisa sulap nggak,? Sulap aja Bianca" saran Kala.
"Bapak lo sini gue sulap biar ilang" timpal Bianca.
"Bapak dia udah di sulap jadi ubi sama Tuhan, Ca" sahut Nana.
"Astagfirullah,,, berdosa kamu!" Kata Bianca mendengar dark joks dari Nana.
"Bapak dia juga udah di sulap sama tuhan jadi dua" balas Kala.
"Heh,,, mulut kamu, sayang. Di fitrahin dulu." Kata Bianca. "Udahh ih,,, gue butuh saran"
![](https://img.wattpad.com/cover/313359836-288-k724183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Teen Fiction⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa