Kertas berserakan dimana mana disertai dengan lirikan beberapa murid yang terkejut. Rina menaruh tenaga lebih pada tubuhnya terutama pada kakinya menopang nya untuk berdiri, dilihatnya seorang pria yang cukup tinggi menggunakan seragam khas akademi sedang pingsan di depannya. Rambut hitamnya yang sedikit berantakan, kulit putih bersih. Rina bisa melihat lingkaran hitam dibawah kelopak matanya yang dapat disimpulkan sepertinya ia tidak tidur beberapa hari ini.Setelah memperhatikan pria di depannya itu kembalilah Rina pada kenyataan. First dia pria tidak di kenal pingsan setelah menabrak Rina second ada banyak orang yang melihatknya sekarang.
Situasi macam apa ini !!!!
Mari kita kembali pada 3 jam sebelumnya.
° ° ° ° °
Bangun pagi, sarapan, merapikan diri dan barang barang sekolah, pergi bersama orang tua ke akademi itulah yang Rina harapkan, namun ternyata itu hanya ekspetasi Rina saja keinginan belum tentu menjadi kenyataan, kenyataan belum tentu keinginan itulah hidup. Kulit Rina begitu kusam, terdapat dua buah lingkaran hitam dibawah kelopak matanya atau yang sering di sebut mata panda. Kulit pucat nya dengan rambut coklat berantakan sungguh pemandangan yang mengerikan melihat dirinya berdiri di depan cermin.
Jika saja Rina menggunakan baju tidur vintage putih bisa saja dia dikira hantu. Yah semua itu terjadi dikarnakan semalam setelah makan malam Rina yang ingin segera tidur mengurungkan niatnya karna melihat buku barunya yang baru ia beli tergeletak samping tempat tidur dan kekacauan ini pun terjadi . Tanpa memikirkan hal lain Rina langsung mengambil handuk dengan cepat dan segera bersiap siap sebelum ibunya memanggil. Rina tahu ibunya pasti akan marah jika melihat dia sekarang maka sebagai salah satu langkah mengantisipasi perang antar ibu dan anak lebih baik Rina bertindak segera.
15 menit kemudian
Rina melihat dirinya kembali di depan cermin, karna belum mendapat seragam ia menggunakan pakaian bebas dengan balutan kemeja putih polos berdasi hitam . Menggunakan rok hitam dibawah lutut tak lupa stoking hitam dan sepatu sport abu abunya Rina siap pergi ke akademi. Rambut coklat panjangnya ia putuskan menggerainya seperti biasa, bola matanya yang berwarna hijau terlihat lebih cerah setelah Rina meneteskan obat mata , dalam diam dia merenung sepertinya ia harus mengurangi jumlah waktu membacanya. Rina mengerutkan kening melihat tinggi badannya yang masih terlihat sama seperti tahun sebelumnya. Agar dirinya tidak semakin insecure akan tingginya Rina memutuskan meninggalkan cermin tak lupa dengan kopernya dan menuju meja makan.
Clak
Tak..tak....
Suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring mengisi kekosongan di meja makan. Lia mendorong kursinya membawa piring kotor bekas pakainya menuju tempat mencuci piring, Rina yang sejak tadi diam menguyah sarapannya memperhatikan tindakan ibunya.
" Bagaimana Rin? Apa kamu merasa bersemangat hari ini? "
Lia membasuh piringnya bertanya kepada putrinya Rina, tak lama suaminya Richard mendekati Lia menyondorkan piring kotor.
" Nampaknya Rina sangat bersemangat pergi ke akademi sampai tidak bisa tidur semalaman "
Richard menjawab pertanyaan istrinya sebelum Rina, dengan sepucuk senyum di bibirnya.
" Hahaha... "
Rina tertawa paksa, ini benar - benar suatu kesalahpahaman besar pikirnya dengan keringat yang membasahi dahi. Dan lagi ayahnya ini memiliki mata yang sangat tajam padahal Rina sudah menutupinya segala macam bukti tentang ia yang tidak tidur semalaman karna membaca buku. Mulai dari lampu kamar yang ia matikan, suara lembaran buku yang dia balik dengan hati hati , mata hitamnya yang sudah ditutupi sedikit sentuhan make up , dan beberapa cookies yang dia makan pada malam hari lain, kali Rina harus lebih hati - hati dengan komandan militer yang satu ini. Tak lama setelah sarapan Richard dan Lia menghantarkan putri mereka ke Emerland Academy dengan menggunakan mobil mereka .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Evans
FantasyRina Evans seorang gadis berusia 15 tahun merupakan cucu perempuan satu satunya keluarga Evans.Ayahnya yang merupakan seorang komandan militer dan ibunya seorang diploma pengurus hubungan internasional negaranya membuat Rina bertekad untuk tidak mau...