04

23 9 0
                                    

Rambut  hitam lebat  lurus menutup sedikit matanya , struktur wajah yang tampan disertai kulit putihnya yang terlihat pucat, mata merahnya dengan aura mengintimidasi namun indah secara bersamaan membuatnya menjadi pusat perhatian beberapa murid di kafetaria akademi.

Ketua Osis yang menjadi panutan banyak orang Alver De Lux memakan sarapannya di bangku tengah seorang diri, anggota Osis lainnya mengatakan padanya bahwa mereka sudah sarapan karna itu dia makan sendirian.

Beberapa orang sejak tadi ingin sekali bergabung dengannya namun gelagat Alver yang terlihat sangat kelelahan membuat mereka tidak ingin mengganggu sarapannya. Ulang tahun akademi yang sudah beberapa minggu lagi membuat anggota Osis kewalahan, terlebih lagi acara tahun ini dibuat sangat spesial karna dibarengi sekaligus dengan ulang tahun Kepala Akademi. Alver yang selaku ketua Osis tentu sangat sibuk dengan pekerjaanya, ia bahkan hanya tidur 1 sampai 2 jam beberapa terakhir.

Di umurnya yang ke 16 Alver memiliki banyak hal yang harus di lakukan mulai dari jabatannya sebagai ketua Osis , nilai sempurna yang harus di dapatnya, dan beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk penobatannya sebagai putra mahkota kerajaan Ingarsia.

Alver memiliki dua orang adik laki laki dan
Satu adik perempuan yang merupakan anak terakhir. Terdapat beberapa faksi bangsawan yang menjadi pengikut setia dari kedua adik laki lakinya itu yang tidak jarang melakukan tindakan yang bermaksud menyingkirkannya dari calon penerus tahta. Dengan menggunakan otaknya Alver menyingkirkan mereka semua yang pada akhirnya penobatannya sebagai putra mahkota akan segera dilaksanakan.

Fokus pada sarapannya Alver mulai menyadari kedatangan seseorang yang sedang berjalan ke arahnya . Kepala Alver menoleh melihat orang yang sangat familiar baginya, dia adalah Teo Bleis teman dekatnya yang saat ini duduk berhadapan didepannya.

"Hei Al! , kemarin ku dengar kau pingsan!?"

Nada bicara yang semangat menjadi ciri khas dari Teo yang sudah sering Alver dengar sejak mereka kecil. Keluarga Bleis salah satu keluarga bangsawan yang menjadi pengikut Alver sebagai Pangeran pertama, keluarganya yang merupakan saudara jauh dari Ratu Annalis ibu kandung Alver yang telah meninggal sejak Alver menginjak usia delapan tahun. Teo yang selalu menemani Alver sejak kepergian ibunya membuat hubungan pertemanan yang erat diantara keduanya, karna itu tak heran Teo memanggil Alver dengan nama kecilnya.

Rambut merah dengan mata biru, berwajah tampan hampir menyaingi Alver, tinggi keduanya yang sama dan otaknya yang cukup pintar ( dalam pelajaran) menjadikan Teo banyak digemari para gadis akademi.

"Iya, tapi sekarang tubuhku baik baik saja"

Alver tersenyum meyakinkan Teo

"Itu pasti karna kau kelelahan kan? Kenapa kau masih mempertahankan posisi ketua osis itu sih! Terlebih sebentar lagi acara ulang tahun akademi dan juga kepala akademi dibarengi tentu saja pekerjaanmu sangat banyak ...."

"Huff dasar Alver, setidaknya jagalah kesehatan tubuhmu"

Lanjutnya

Meninggalkan Alver sendirian di mejanya Teo pergi mengambil sarapannya , setelah itu dia kembali duduk didepan Alver kembali.

"Ku kemarin mendengar saat menyelesaikan tugasku di perpustakaan umum akademi , para perempuan bergosip tentangmu yang menabrak seorang murid pindahan lalu pingsan didepannya "

Mencoba mengingat kejadian kemarin Alver memasukan buah anggur ke dalam mulutnya. Memang benar dia menabrak seseorang namun yang dia ingat hanya beberapa surai rambut coklat indah yang tergerai mendekatinya.

"Itu memang benar si.... setelah itu aku hanya mengingat surat rambut coklat yang terurai mendekatiku dan saat aku sadar kembali aku mendapati diriku yang sedang terbaring di ruang kesehatan"

The Last Evans Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang