10

14 4 0
                                    

Heiyo!

Intinya bla bla bla bla... sampai aku lupa update

Jadi, langsung aja..

~~~ Happy Reading ~~~










~ ~ ~ ~ ~

Mengapa Gilbert memberitahuku tentang ini?

Apa jangan jangan ...

Sarah memandang Gilbert meminta penjelasan,ia tidak mau dugaannya benar.

"wh-what the hell is this Gilbert......."

Melontarkan pertanyaan pada Gilbert tangan Berrly yang memegang koran bergetar hebat. Itu membuat Gilbert tak berani memandang nona didepannya, ia hanya menundukan kepalanya.

"Hasil autopsi dari tim penyelidik menunjukkan dua dari kerangka itu adalah milik tuan dan nyonya....."

Dengan perlahan Gilbert memberi penjelasan pada Berrly meskipun ia tahu bahwa nonanya itu sudah menduga apa hubungan berita itu dengan orang tuanya, hanya saja ia tidak mau menerima kebenarannya. Sesungguhnya kebenaran itu melegakan dan juga menyedihkan di saat yang bersamaan.

Sunyi

Berrly  hanya diam menundukkan kepalanya, Gilbert menatap khawatir pada nonanya.

"Oh, i see....... Gilbert siapkan mobil kita pergi ke pelabuhan sekarang"

Mata hitam Berrly menatap kosong ke depan,ia bangun dari kursinya pergi meninggalkan ruangan, Gilbert  berjalan  mendahuluinya menyiapkan mobil yang Berrly perintahkan.

° ° ° ° °
Sling

Bruk !!!

Potongan kayu berjatuhan, Leandro berlatih pedang di halaman belakang mansion. Menggunakan kemeja polos dengan celana panjang Leandro berlatih pedang sendiri karena pelatihnya sekarang sudah tidak bisa mengajarkan teknik apa pun lagi padanya.

Kemampuan berpedang Leandro merupakan talenta yang jarang ditemukan terlebih lagi usia Leandro yang kini berusia 6 tahun. Keringat Leandro jatuh bercucuran membasahi bajunya, setelah melakukan banyak tebasan memotong potongan kayu tangannya terasa perih.

Menghentikan latihannya Leandro membuka sarung tangan hitam yang dikenakannya.

Tangan anak laki laki berusia 6 tahun itu merah dipenuhi dengan luka akibat latihan pedangnya. Leandro memandang lengannya, baginya hal itu merupakan kebanggaan tersendiri untuknya. Ingin sekali dirinya menyombongkan hasil kerja kerasnya pada kedua orang tuanya jika mereka sudah kembali pikirnya.

Kita kira apa yang akan ayah katakan ya saat melihatku menggunakan pedang? Tapi Mungkin saja ibu marah

Leandro tersenyum membayangkan reaksi kedua orang tuanya.

"Lean ...."

Berrly berjalan mendekati Leandro yang berada di halaman belakang

Hm? Apa yang kaka inginkan? Bukankah seharusnya ia bekerja? Apa aku latihanku mengganggunya?

Menyamakan tingginya dengan Leandro Berrly berjongkok, dirinya tidak tau ekspresi apa yang kini ia tunjukan pada adiknya.

"Ada apa kaka....."

Leandro menatap Berrly sekarang  yang sejajar dengannya, tapi tatapannya kosong.
Kakanya terlihat frustasi, meskipun Leandro mengabaikan kakanya membuat hubungan mereka tidak sebaik dahulu bukan berarti dia tidak menyayangi kakanya.

The Last Evans Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang