Hallo~
Kalian tah-..lupakan.
Langsung saja tanpa basa basi
~~~Happy Reading~~~
.
.
.
.
.
.
Tes..Tes..
Air menetes dari wajah Rina, setelah meninggalkan kelas profesor Sarah ia pergi membasuh wajahnya di toilet terdekat.
Rina melihat wajahnya melalui kaca yang ada didepannya, wajah putihnya yang sangat pucat tadi kini terlihat lebih baik. Rambut depannya yang basah ia sisir ke belakang dengan tangannya, namun saat itu gerakannya terhenti. Rina dengan sengaja menghentikan tangannya yang memegang rambutnya mengeraskan pegangan pada poni basahnya.
Ia bergumam pelan lirih
Sepertinya ujian tadi cukup memusingkan ya...
Berhenti memegang poninya Rina pergi menuju kelas selanjutnya membawa tas hitamnya yang berat penuh dengan buku paket.
° ° ° ° °
Menatap malas pemandangan di depannya Rina melihat pria bersurai putih itu lagi yang entah kebetulan atau apalah itu sekelas dengannya lagi.
Kelas sudah dipenuhi oleh murid murid sedangkan bangku yang terlihat kosong adalah bangku pria itu. Rina mau tidak mau duduk di sampingnya. Sebelum Rina datang pria itu sudah menenggelamkan wajahnya di atas meja, Rina tidak mau repot repot mengganggunya hanya untuk sekedar meminta izin duduk disampingnya.
Sejak duduk di bangku pria itu Rina merasakan terkadang para murid perempuan melirik ke arah pria disampingnya.
Oh sepertinya dia populer di kalangan wanita
Pikir Rina menebak, kemudian tak lama Profesor yang mengajar pun datang. Rina melirik ke orang disampingnya pikiran memberitahunya tentang kedatangan profesor sempat terlintas di kepalanya tapi dia memilih diam tidak peduli.
Materi pelajaran kali ini yang diambilnya berasal dari pelajaran asramanya sendiri yaitu tentang sejarah. Beliau menjelaskan mengenai sejarah perkembangan manusia purba yang diawali dengan munculnya meganthoropus peleojavanicus sampai akhirnya berkembang menjadi homo Sapiens.
Penjelasannya cukup panjang membuat Rina sedikit bosan, melirik ke pada pria disampingnya Rina melihat pria dengan surai putih itu menutup kepalanya dengan buku yang terus oleng sejak tadi seakan akan jatuh tertidur kapan saja. Dari pada melihat pria yang kapan saja itu akan segera tidur Rina mengalihkan pandangannya fokus pada buku paketnya dan suara profesor didepannya. Pelajaran akhirnya telah berakhir selama dua jam penuh dimana hampir semua murid dalam kelas meletakan kepala mereka di atas meja, sebagai murid perempuan pendiam biasa Rina sangat berusaha agar tidak meletakan kepalanya juga di atas meja.
° ° ° ° °
Setelah istirahat pertama dilanjutkan dengan pelajaran jam ketiga, kali ini Rina merasa lebih segar beban di tasnya telah berkurang namun sebagai balasannya ia juga kelelahan harus naik turun tangga asrama. Pada waktu istirahat pertama Rina pergi meletakan sebagian besar buku paketnya, ia hanya membawa buku paket yang dipergunakan pada pelajaran hari ini saja.
Lagi lagi saat masuk kelas ketiganya kelas sudah dipenuhi oleh para murid dan Rina melihat ke kanan kiri mencari bangku kosong. Menemukan bangku dengan yang terlihat tidak terlalu penuh dipojok belakang Rina cukup senang dan tidak suka di saat yang bersamaan karna lagi lagi ia harus duduk dengan pria bersurai putih itu yang sudah menundukkan kepala di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Evans
FantasyRina Evans seorang gadis berusia 15 tahun merupakan cucu perempuan satu satunya keluarga Evans.Ayahnya yang merupakan seorang komandan militer dan ibunya seorang diploma pengurus hubungan internasional negaranya membuat Rina bertekad untuk tidak mau...