Hi!
Be Healty guys
~~~Happy Reading~~~
.
.
.
.
."Nona Evans memang sangat hebat ya, bahkan sebuah dimulainya pelajaran pertama anda menyempatkan diri melakukan olahraga untuk menjaga imunitas tubuh, saya sangat tersentuh akan kegigihan nona Evans "
Orang ini.....
Rina mengarahkan matanya kepada Alver de Lux yang dengan tiba tiba mendekatinya menjauhkan Teo yang dimana awalnya posisi Alver ada dibelakang Teo.
Surai hitamnya yang cukup panjang hampir menutupi mata merahnya. Tapi rambut hitamnya tidak menenggelamkan matanya sebaliknya membuat mata merah Alver semakin merah menyala indah. Kulit putih nya sangat kontras dengan warna rambut dan matanya semakin membuat dirinya bercahaya.
Bagi sebagian gadis mungkin ketampanannya ini mirip dengan pangeran dalam novel romantis. Dari sudut pandang Rina sosok Alver didepannya ini adalah orang berbahaya, terutama saat mata hijau Rina bertemu dengan mata merahnya, aura penguasa yang dipancarkan Alver sangat lah luar biasa.
Rina yakin saat melihat mata merahnya Alver akan adanya sesuatu rahasia dibalik mata merah dari keluarga kerajaan Ingarsia ini. Ditambah lagi orang di depannya ini sangat pintar mengontrol ekspresi yang wajahnya tunjukan. Meskipun tadi Rina dapat melihat celah dalam kemampuan kontrol ekspresi nya namun tetap saja jika Rina tidak lebih teliti bisa saja dia juga tidak menyadarinya.
Pada saat dia melakukan basa basi memujinya, Rina sekilas melihat kilatan di mata merahnya. Membuat kewaspadaan Rina pada dirinya semakin meningkat.
"Begitupun anda yang mulia, sejak awal merupakan suatu kehormatan bagi saya dapat melihat sosok anda yang sangat agung dan bijaksana ini dari dekat, untuk saya yang hanya putri dari keluarga bangsawan kecil ini bukan apa apa jika dibandingkan dengan yang mulia"
"...Tunggu non-"
Alver sedikit terkejut mendengar Rina yang kini menyerangnya balik, ia berusaha menghentikan lidah licin Rina yang tidak disangka sama sepertinya. Belum selesai dirinya menjawab kembali ucapan Rina, Rina tidak menghentikan mulutnya itu untuk berbicara.
"Hal ini pasti akan selalu terkenang dalam hati terdalam saya dan akan saya berjanji akan menceritakan mengenai kehebatan yang mulia pada semua orang orang selama hidup saya"
Mengangkat tangannya ke atas sebagai tanda untuk Rina agar menghentikan dirinya berbicara lebih jauh, Alver menatap Rina dengan mata merahnya yang menggelap dan sepucuk keringat diwajahnya.
Aku menang!
Rina tersenyum membawa kemenangan atas dirinya yang menang melawan kefasihan berbicara dengan pengeran ingarsia ini.
Tak jauh Seorang profesor wanita yang terlihat tampak masih muda tak jauh dari profesor Sarah mendekati ketiganya. Memakai setelan kemeja dan rok panjang merah putih juga dilapisi oleh blazer putih panjang. Rambut hitam panjang dan bola mata putih unik membuat pandangan ketiganya berpindah pada profesor yang datang mendekat. Senyum lembut terlukis diwajahnya.
"Selamat pagi yang mulia dan tuan bleis, sebelumnya maaf mengganggu perbincangan kalian, namun kelasnya nona Evans akan segera dimulai"
Alver sedikit mengangguk menjawab salam dari profesor wanita itu. Rina juga sangat takjub dengan waktu kedatangan profesor yang datang di timing yang paling tepat untuknya pergi dari kedua orang di depannya, ia memandangnya dengan hormat.
"Maaf ya profesor Hills"
Teo menyatukan kedua tangannya meminta maaf pada profesor Hills.
Profesor Hills tersenyum hangat pada Teo.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Evans
FantasyRina Evans seorang gadis berusia 15 tahun merupakan cucu perempuan satu satunya keluarga Evans.Ayahnya yang merupakan seorang komandan militer dan ibunya seorang diploma pengurus hubungan internasional negaranya membuat Rina bertekad untuk tidak mau...