Lassitude-Bagian 19

1.4K 83 7
                                    

Mobil sedan putih itu melesat di jalanan yang mulai sepi. Napas yang tidak teratur itu mengiringi suara mobil yang melaju kencang menuju rumah Elina.

Dengan rasa marah dan mata yang basah Karina fokus menyetir. Dia tidak bisa lagi menahan perasaannya. Selama ini ia selalu mencurigai Jane memiliki hubungan dengan Bramasta, apalagi Elina juga menyaksikannya sendiri. Ternyata sama saja, wanita itu juga sama jahatnya dengan Jane. Karina tidak habis pikir teman baiknya itu bisa sedekat dengan suaminya.

Menicum kening? Mampir ke rumah Elina tanpa aku?

Batin Karina meringis. Ia menggigit bibir bawahnya membayangkan bagaimana bibir Bramasta-suaminya itu-mendarat di kening wanita lain. Setan apa yang merasuki Bramasta sehingga bisa berbuat seperti itu? Bukankah itu sudah termasuk perselingkuhan?!

Tubuh Karina terdorong ke depan sepersekian detik ketika kakinya menekan pedal rem. Ia melirik ke arah jendela kanan mobil, melihat rumah Elina yang tertutup.

Karina menatap dirinya di cermin mobil itu. Matanya sembab, bahkan maskaranya sudah luntur dan membuat dirinya semakin terlihat berantakan.

Karina langsung mengetuk pintu berwarna hitam itu. Tidak lama ia menunggu hingga Elina membukakan pintu untuknya.

"Aku kira kau tidak jadi dat-" ucapan Elina terputus saat melihat yang datang ternyata Karina.

"Oh, ada apa Kar?!" tanya Elina terlihat kuatir saat melihat penampilan Karina yang berantakan.

"Boleh aku masuk?" tanya Karina datar.

Elina hanya mengangguk lalu menepi memberikan jalan untuk Karina. "Tumben datang semalam ini. Sebenarnya ada apa, Kar?"

Karina langsung duduk lalu menatap Elina dalam-dalam. Elina yang semakin bingung ikut duduk di sisi Karina lalu mengusap lengan Karina.

"Kenapa Ka-"

Kalimat Elina terputus saat Karina menepis tangannya. Karina langsung menangis lalu menangkup wajahnya.

"Kalian jahat, El," lirih Karina dalam tangisnya.

Dahi Elina mengernyit semakin kebingungan. "Hah? Maksudnya?"

Karina langsung mengangkat wajahnya dan menatap Elina dengan penuh amarah. "Aku!"

"Aku El," telunjuk Karina menunjuk ke arah dirinya. "Aku yang baca pesan yang kau kirim pada Bramasta tadi pagi!"

DEG!

Elina menelan ludahnya kaget. Jantungnya yang berdetak normal menjadi berdegup kencang. Hal yang ia anggap sudah selesai dan akan terkubur malah terkuak dan menjadi masalah seperti saat ini.

"Tega ya kalian, El!" sinis Karina menahan sakit hatinya.

"Kar, jangan salah paham dulu..."

"SALAH PAHAM APA?!" suara Karina meninggi.

"Kau sukakan pada Bram? Kau menyukai laki-laki yang sudah beristri itu? Kau suka pada suamiku, kan?!"

Elina merasa terpojok. Benar kalau ia menyukai Bramasta, dan perasaan itu memang sudah ada sejak lama. Tidak pernah seharipun rasa itu hilang, namun Elina masih waras untuk tidak menuruti perasaan itu. Bahkan selama 10 tahun ini dia mampu memendam itu semua.

Elina menelan ludahnya, "Aku... Iya aku suka pada Bram. Tapi kalau memang kau yang membaca pesanku tadi pagi, kau harusnya tahu kalau aku tidak akan mengganggu kalian lagi."

Karina tertawa kecil lalu menyibak rambut yang menutupi wajahnya. "Kau yakin?"

"Apa kau yakin tidak akan mengganggu Bram lagi? Atau jangan-jangan kau akan menjadi perempuan jalang yang merebut suami orang?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lassitude (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang