#1

112 6 0
                                    

Sejak kecil, ia selalu merasa bahwa malam terasa lebih lama daripada siang. Seperti kelelawar, ia akan terjaga sepanjang malam dan tertidur ketika matahari bersinar. Ayahnya, seperti seorang vampir yang menghisap darah manusia, selalu menghabiskan malam dengan berbagai kegiatan yang seringkali menguras tenaganya.

Ibu Rey adalah sosok yang tangguh dan penuh pengorbanan. Meskipun hidup dalam ketidakpastian dan seringkali terjebak dalam situasi yang sulit, dia tetap bertahan dan berjuang untuk menjaga keluarganya. Ia selalu memberikan contoh positif bagi Rey dan saudaranya tentang pentingnya bertahan dan berusaha dalam menghadapi kesulitan.

Rey belajar banyak dari pengalaman hidupnya bersama ibunya. Ia belajar tentang kekuatan dan keteguhan hati, tentang cara menghadapi rintangan dan mengatasi masalah. Setiap kali Rey merasa lelah atau putus asa, ia selalu teringat akan perjuangan ibunya yang tak kenal lelah. Itulah yang membuat Rey semakin kuat dan berkembang lebih cepat dari anak-anak lainnya.

Saat anak-anak seusianya tertidur lelap di malam hari untuk memastikan pertumbuhan yang baik, Rey justru terjaga untuk menjaga adiknya yang masih bayi. Ia harus mendengarkan cacian, umpatan, tangisan, serta suara benda-benda yang terjatuh di rumahnya, baik benda mati maupun benda hidup. Tidak ada dongeng pengantar tidur untuk Rey, hanya suara-suara yang membuat hatinya gelisah.

"Rey" panggilan lemah ibunya menandakan malam yang panjang telah berakhir. Tangan lemah dan kurusnya membuka kedua pintu lemari di mana Reynold dan Arnold bersembunyi.

"Ibu, istirahatlah sebentar" bisik Rey menarik tangan ibunya agar berbaring dengan nyaman di sudut kamar. Ibunya menarik kembali tangan Rey, dia menggeleng.

"Ayahmu belum tidur" katanya lantas menangkup kedua pipi Rey dengan lembut. "Ini tidak berakhir seperti biasanya, maka bawalah adikmu dan lari dari sini. Rumah nenekmu tidak jauh dari sini, kamu bisa 'kan?"

Rey merasa tidak nyaman dengan perkataan ibunya, karena itu bukan berita yang baik untuk didengar oleh anak kecil berusia 6 tahun. Namun, ia terbiasa dengan situasi seperti ini dan memahami apa yang harus dilakukan.

Ia tahu arti dari sebuah pengorbanan dan kini, ia harus mengambil tindakan untuk melindungi adiknya, ibunya, dan dirinya sendiri.

Adiknya yang masih berumur 3 tahun membutuhkan sosok ibu untuk menemaninya tumbuh besar dan dewasa. Dibanding dia, ibunya yang biasa mengorbankan diri untuk melindunginya dan sang adik tiap malam lebih pantas untuk pergi meninggalkan tempat ini.

Namun dia yakin ibunya tidak akan setuju.

Ia tahu meskipun ibunya seringkali terlihat lemah dan rentan, namun semangat untuk melindungi keluarganya tidak pernah padam. Ia yakin bahwa ibunya akan tetap bertahan dan berjuang demi keluarganya, meskipun harus menghadapi rintangan yang sulit.

Rey merasa sedih dan takut kehilangan ibunya, namun ia harus kuat dan tangguh seperti ibunya. Dia harus menjadi pendamping adiknya dan melindunginya dari segala bahaya di luar sana. Rey merenung sejenak dan memutuskan untuk mengikuti saran ibunya dan membawa adiknya ke rumah nenek mereka.

Suara pintu yang tiba-tiba ditendang mengagetkan ketiganya yang tampak lemah dan tak berdaya. Arnold langsung terbangun dari tidurnya dan mulai menangis kencang. Ibunya dengan cepat memeluk dan menenangkannya sambil mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Rey merasakan detak jantungnya semakin cepat, berusaha menghalangi ayahnya mendekati ibu dan adiknya dengan tubuh kecilnya.

"Ah...gue hampir lupa muka anak-anak gue" ujar ayahnya setengah mabuk. Dari aromanya, dia pasti baru saja menikmati minuman favoritnya setiap malam.

"...Ibu, pergilah"

"Rey?"

Dengan tubuh kecilnya, dia menghadap ayahnya yang sedang dalam keadaan sadar dan tidak dapat menjamin keamanan Rey. Dia sama sekali tidak takut, dia sudah bertekad untuk berkorban kali ini.

[✓] Leeknow | LimboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang