#4

8 2 0
                                    

"Lo mau ke mana?" tanya Ammy mencegah Rue untuk beranjak dari tempat tidurnya.

Rue yang susah payah menjaga kesadarannya mengulurkan tangannya yang memegang erat benda persegi berwarna putih yang tadi baru saja berbunyi. "Rey telpon gue, dia butuh gue"

"STOP IT, RUE! YANG BUTUH PERTOLONGAN SEKARANG ITU LO, BUKAN REY!" bentar Ammy. Dia sudah tau rahasia Rey seminggu yang lalu, saat Rue untuk pertama kalinya bertengkar hebat dengan Rey. Sama seperti Rey yang merasa dihianati oleh pacarnya sendiri, Ammy merasakan hal yang sama. Namun kemudian dia lebih merasa simpati pada temannya ini yang harus menanggung semuanya sendiri sejak lama.

Telinga Rue serasa berdengung saat Ammy berteriak yang berdampak rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. Ammy yang menyadari bahwa temannya ini kesakitan, bergegas berlari keluar kamar Rue. Untungnya Zion dan Ben masih ada di depan baru bersiap pergi.

"Bantu gue bawa Rue ke mobil, sekarang!"

......

.

.

.

.....

"Dia gak dateng..." gumam Rey mengecek jam tangannya. Sudah seminggu semenjak perkelahiannya dengan Rue, dan hari ini dia memutuskan untuk meminta maaf dan membicarakan semuanya pada perempuan yang masih berstatus pacarnya itu.

Pegawai café tempat Rey menunggu memandang Rey ragu. Di tangannya, dia sudah membawa nampan kecil berisikan segelas air putih untuk kesekian kalinya. Tidak enak dengan pegawai tersebut, Rey memilih pergi setelah memberikan tips untuk pegawai tersebut. Lagipula dia sudah harus pergi bekerja sebelum Zeus mengamuk.

Baru saja dia masuk ke dalam mobilnya, hp yang sejak tadi dia nantikan untuk berbunyi itu akhirnya mengeluarkan suara juga. Namun dia harus merasa kecewa saat melihat yang menghubunginya bukan Rue, melainkan Arnold adiknya.

"Halo?" sapanya dengan malas dan lelah.

["Di mana lo kak?"]

"Café deket bengkel gue, kenapa?"

["Ke rumah sakit sekarang, kak"]

Tidak biasanya Arnold menggunakan nada kesal seperti itu. Dia selalu merasa segan pada Rey dan berusaha menjaga sikapnya di depan Rey. Mungkin karena pertengkaran Rey dan Rue seminggu yang lalu membuat Arnold yang juga merupakan sahabat Rue ikut merasa kesal padanya.

"Kenapa lo?"

["Rue gak akan bisa tenang sebelum ketemu lo kayaknya"]

Mendengar nama Rue yang disebut adiknya, Rey tanpa ragu menyalakan mesin mobilnya. "Rumah sakit mana?"

["Rumah sakit umum dekat rumah Rue"]

Tidak sampai 15 menit, Rey sudah berlari memasuki rumah sakit. Dengan bantuan Arnold yang menunggunya, Rey dapat sampai di depan ruang operasi dengan cepat. Tubuhnya bergetar melihat Rue terbaring lemah dan memberikan senyum padanya.

"Anda yang bernama Rey?" tanya seorang suster yang bertugas mengantarkan Rue ke ruang operasi.

Rey mengangguk tanpa suara. Dia ingin jatuh dan menangis saat ini, tidak sanggup menghampiri Rue dan mengatakan apapun yang ingin Rue dengar saat ini.

"Kak" panggilan lemah itu membuat Rey mengangkat kepalanya. "Gue gak apa-apa, tenang aja"

Ammy yang mendengar itu mendengus namun bergegas menutup mulutnya saat Ben dan Zion sama-sama menyikut lengannya.

"...maaf"

Begitu Rey mengatakan itu, Rue akhirnya mengangguk pada suster untuk melanjutkan perjalanannya. Sementara Rey yang ditinggalkan berdiri dengan canggung dengan tatapan semua orang kecuali Arnold yang terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka padanya.

Rasanya dia ingin berteriak sekencang mungkin, mengatakan bahwa ini bukan salahnya dan dia tidak salah apapun. Namun dia hanya bisa menelan semua kata-kata itu dan berusaha berdiri kuat menunggu Rue.

......

.

.

.

......

"Seminggu semenjak kalian putus, sebenernya dia masih datang menemui kak Rue"

Arnold bercerita, bahwa selama seminggu itu Reynold benar-benar mengusik ketenangan Rue. Dia terus-terusan berkata bahwa dia akan mengambil alih tubuh Rey dan berbuat onar jika Rue menolak bertemu dengannya. Rue yang merasa kasihan dan juga bersalah menyetujui itu, meskipun sebenarnya perempuan itu sedang tidak baik-baik saja.

Kegiatan kuliah yang sibuk, tugas yang menumpuk karena Reynold tidak mengizinkannya untuk mengerjakannya dan hanya fokus padanya secara egois hingga akhirnya Rue harus merelakan waktu tidurnya untuk menyelesaikan semua tugas itu. Arnold dan yang lain akan membantunya membawa pulang tubuh Rey jika akhirnya Reynold pergi, terutama Arnold yang harus selalu memastikan kakaknya pulang dengan selamat.

Ini terdengar tidak nyata, tidak akan ada yang bisa benar-benar mempercayai cerita ini dan hanya akan menganggap semua orang gila.

Namun nyatanya di sini, hanya Rey lah yang merasa telah menjadi gila.

.....

.

END OF PART 3

.

.....

[✓] Leeknow | LimboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang