Sam menyandarkan tubuhnya di meja, tangannya disilangkan depan dada dengan jari tangan kanannya terus mengetuk-ngetuk lengan kirinya dalam tempo cepat. Semua orang yang berada di sekitarnya merasa tegang dengan kehadirannya, kecuali Ben yang masih asyik membuat poster dengan headphone menutupi kedua telinganya.
Pria itu baru berhenti mengeluarkan aura mematikannya dan terlihat lebih bersahabat ketika Rue datang menghampirinya.
"Ngapain kakak di sini?" tanya Rue santai. Sekali lagi, semua orang di sana menahan nafas kecuali Ben.
"Nungguin lo?" balas Sam berdiri dan memberikan ruang agar Rue dapat duduk. Sejujurnya, daritadi Sam berada di tempat kerja Rue.
"Ada kerjaan gue yang belum kelar?" tanya Rue memeriksa semua sticky note yang ada di papan di belakang komputernya. Tidak ada projek atau pekerjaannya yang mendesak untuk Sam datang ke meja kerjanya.
"Gue denger lo bawa mobil sendiri hari ini" kata Sam dengan raut cuek namun nadanya terdengar sekali khawatir. Rue dapat merasakan ketertarikan semua orang di ruangan ini terhadap percakapannya dengan Sam.
"Apa gunanya gue punya SIM plus mobil pribadi kalo gak gue bawa?" balas Rue. Sam menghela nafas. Bukan itu jawaban yang dia inginkan, tapi dia tidak ingin membuat suasana semakin canggung.
"Sore ini, lo balik sama gue" perintahnya lalu pergi.
Ben yang sejak tadi berusaha tidak peduli akhirnya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Dia mengawasi raut wajah sahabatnya itu. "Lo ngerti 'kan sebenernya?"
Rue menatapnya sejenak kemudian mengalihkan pandangan. Ben baru akan kembali bekerja ketika Rue menariknya untuk berbisik, "Haruskah gue mulai move on?"
Bukan rahasia lagi jika Sam menyukai Rue, semua orang di kantor terutama yang dekat dengan keduanya sudah tau akan hal itu. Banyak yang mendukung, mengatakan mereka akan menjadi pasangan yang serasi apalagi Rue dan kembaran Sam berteman baik.
Namun mereka tidak tau mengapa Rue sampai saat ini belum menerima perasaan Sam itu. Tidak ada yang mengetahui tentang Rey selain Ben dan Felix karena Rue dan Rey putus ketika Rue masih kuliah, dan mereka tidak pernah mengungkit tentang Rey di kantor.
"Gak" balas Ben. "Sebelum masalah lo sama Rey kelar, gak ada namanya move on" tambahnya.
Rue tersenyum tipis. "Oke"
Memang sebaiknya begitu. Semuanya harus jelas berakhir jika dia ingin memulai yang baru. Jujur, dia lelah jika hanya menunggu seperti ini. Rasanya ingin menemui Rey dan meminta untuk berhenti menyiksa diri sendiri dan benar-benar melupakan Rue atau memintanya untuk kembali bersama sambil mencari jalan keluar untuk masalahnya.
Ben menyikut lengan Rue saat pikiran perempuan itu sedang kalut. "Lo boleh balik sama Sam hari ini tapi"
Mengerti apa maksud Ben, Rue memberikan kunci mobilnya pada pria itu. "Lo bisa taruh di rumah lo dulu, tapi tiap pagi jemput gue"
"Sore kita gak akan pulang bareng?"
"Coba tanya kak Sam. Dia mau nganter gue pulang hari ini aja atau sampe Felix dateng?"
Alasan mengapa Rue jarang membawa mobilnya sendiri adalah karena Ben yang lebih sering menggunakannya, dan Felix yang sering memberikan tumpangan karena mereka di kompleks perumahan yang sama. Jika Felix izin seperti ini, Sam biasanya akan mencoba mengajak Rue pulang bersama. Dia sebenarnya ingin berangkat kerja bersama juga, namun karena arah rumah yang berbeda dan pastinya Rue akan menolaknya dengan alasan tidak ingin merepotkannya, dia tidak melakukannya.
"Bener juga" ucap Ben dan melanjutkan pekerjaannya.
.....
.
SKIP
.
.....
Sebelum waktunya pulang, Sam sudah duduk di samping Rue. Dia tidak peduli dengan kehadirannya yang membuat semua orang tidak nyaman dan fokus bekerja. Ben sudah angkat tangan untuk menegurnya, begitu juga dengan Rue yang memiliki pemikiran lain selain Sam yang berusaha menarik perhatian darinya.
Jika hari ini Sam akan menyatakan cinta lagi, maka Rue harus memberikan alasan yang jelas lagi untuk menolaknya. Sam tidak akan menerima jika Rue hanya mengatakan bahwa dia masih menyukai Rey, dia pasti akan berkata dia rela menunggu Rue membalas perasaannya dengan membiarkannya menjadi pacar Rue dibandingkan menolaknya dengan alasan yang sudah pasti itu.
Sudah pasti Rue masih menyukai Rey, semua orang mengetahui itu. Tapi itu bukanlah alasan yang dapat Sam terima untuk menolaknya. Bagaimana bisa melupakan jika Rue tidak pergi terlebih dahulu?
"Gue gak bisa pergi" jawab Rue tenang dan terkesan dingin. "Lebih tepatnya, gue gak berhak buat pergi duluan"
"Kenapa? Rey sendiri yang putusin lo. Dia udah pergi, cuma lo yang masih diem di tempat kalian dulu berada" desak Sam. Dia ingin meraih tangan Rue namun perempuan itu menolaknya, memberikan jarak pasti antara mereka berdua.
"Karena gue udah janji" kata Rue melihat di luar sana hujan mulai turun. Apakah malam ini dia akan diizinkan untuk bertemu dengan Rey?
"Janji?"
"Janji bakal nunggu, selama apapun itu, sampai dia sendiri yang dateng lagi ke gue dan benar-benar mengakhiri semuanya"
Saat ini, Rey masih berjuang memaafkan dirinya sendiri, berusaha menjadi lebih baik agar dia merasa pantas untuk bertemu kembali dengan Rue yang sudah dia sakiti selama ini. Karena janji antara dia dan Rey itulah, Rue tidak bisa lebih dulu menemui Rey. Karena jika dia duluan yang menemui Rey, maka dia telah mengingkari janjinya begitu saja dan penderitaan mereka selama 5 tahun ini hanya menjadi sia-sia.
"...dan dia yang lo maksud itu bukan Rey?" tanya Sam.
"Dia Rey, tetap Reynold yang selama ini kita kenal. Hanya dia adalah Reynold yang berada di sisi berbeda"
Sam diam, mengerti maksud Rue. 5 tahun lalu, yang memutuskan hubungan antara Rue dan Rey hanyalah Rey yang berada di alam sadarnya, bukan Rey yang berada di alam bawah sadarnya. Salah satu rahasia yang Rue miliki dan penyebab mereka putus, adalah Rey yang memiliki penyakit bipolar yang dia sendiri tidak mengetahuinya.
"Rey janji dia akan pergi sendiri jika gue masih setia nunggu, sebagai bentuk tanggung jawab dan penebusan kesalahan gue ke dia"
"Rey yang punya bipolar, gak ada kaitannya sama lo"
"Ada" balas Rue cepat. "Karena gue, Rey bisa punya bipolar"
.....
.
To the next part >>>>
.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Leeknow | Limbo
Fanfiction"Bahkan setelah 5 tahun berlalu, perasaan itu masih sama" Cerita tentang Rey yang belum bisa memaafkan dirinya sendiri dan Rue yang masih menunggu Rey untuk kembali.