Masa kecilnya selalu mendambakan keluarga harmonis.
Masa kecilnya selalu bertanya apakah nanti akan ada orang yang mencintainya tanpa syarat seperti ibunya.
Masa kecilnya selalu bertanya apakah dia nanti akan bersikap jahat seperti ayahnya.
Satu persatu harapan masa kecilnya itu terwujud dan dia menyaksikannya sendiri. Namun kemudian dia takut. Apakah dia pantas menerima ini semua?
Bukan perkara mudah baginya untuk menerima semua hal baik dalam hidupnya yang datang begitu saja tanpa perlu dia berusaha keras.
Karena itu dia takut, karena itu dia selalu lari dari kenyataan dan bersembunyi di balik seseorang lain bernama sama dengannya dan tinggal dalam tubuhnya.
"Lo pantes buat dapet ini semua, stop mikirin hal gila lagi" kata Reynold yang dia temui di alam bawah sadarnya. "Gue udah janji ke Rue bakal pergi setelah gue liat setulus apa dia sama lo, dan 5 tahun dia udah buktiin kalo dia emang setulus itu sama lo. Jangan sampe lo sia-siain"
"Tapi gue udah nyakitin dia"
"Bukan lo. Tapi gue, makanya gue yang pergi"
"Lari dari tanggung jawab"
"Karena yang dia butuh itu lo, bukan gue. Meskipun dia bilang dia cinta lo tanpa syarat, tapi gue tau kalo yang dia suka itu sisi rapuh lo, bukan sisi sok kuat gue"
"Gue suka sama lo, kok"
"Rue juga bilang dia suka sama gue, dan itu udah cukup"
Rey akui, dia pernah sempat membenci sisi lain dari dirinya ini. Tapi jika dipikirkan lagi, kasihan pula Reynold yang hanya melakukan apa yang dia inginkan namun dibenci oleh semua orang. Memang karena caranya yang salah, namun dia hanyalah wujud dari masa kecil Rey yang penuh akan keegoisan jika diberikan satu kebaikan.
Tanpa banyak kata, Rey memeluk sisi lain darinya itu.
"...lo harus bahagia mulai sekarang, jangan lupa selalu lindungin mama dan Arnold. Dan...jangan pernah buat sedih Rue lagi" nasihat Reynold yang enggan membalas pelukan Rey. Jika mengingat ucapan Rey, dia ingin dirinya tetap dibenci agar semua orang masih terus mengingatnya.
"...makasih" bisik Rey. Dia tidak bisa jelaskan mengapa dia berterima kasih pada Reynold, kata itu keluar begitu saja. Dan memang hanya satu kata itu saja yang dapat menggambarkan perasaannya pada Reynold. Sisi lain darinya ini mungkin akan marah jika Rey meminta maaf, seolah telah mengambil semua milik Reynold.
.....
.
END OF GOODBYE
.
.....
Hampa.
Hal pertama yang dia rasakan setelah terbangun dari tidurnya. Reno sudah berada di atas pangkuannya, mengeluarkan suara meminta perhatian darinya. Namun Rey hanya duduk termenung dengan perasaan kosong yang membekas di hatinya.
Sama seperti hari pertama setelah dia putus dengan Rue, dia merasakan kembali perasaan itu.
Felix sedikit mengintip dari celah pintu yang terbuka. "Rey?" panggilnya.
"Hm?" yang dipanggil hanya menyahut setengah niat. Felix lantas melangkah masuk memastikan kondisi sepupunya. "Semalem gue ketemu Rue?" tanya Rey.
"Reynold" ralat Felix.
Miris memang. Dulu dia tidak suka jika orang-orang menganggapnya dan Reynold adalah orang yang sama. Namun sekarang dia tidak suka jika orang-orang membedakannya dengan Reynold.
"Ya, tapi itu tetep gue" kata Rey. Felix mengerutkan keningnya, kebingungan sendiri dengan sikap sepupunya ini.
"You okay, right?" tanyanya sekedar memastikan.
"Kalo gue bilang gue kangen Reynold, apa itu artinya gue gak baik-baik aja?"
Lama Felix tidak menjawab. Dia terlihat berhati-hati memilih kata-katanya. Mau bagaimanapun, Reynold adalah bagian dari Rey juga. Jadi wajar saja jika Rey merasa hampa setelah kepergian Reynold ini.
"Lo gak perlu jawab" kata Rey meraih Reno dan mulai memberikan perhatian yang diinginkan kucing burma itu.
Felix mendelikkan bahunya. "Jadi bisa gue tanya hal lain?"
"Apa?"
"Lo sama Rue, kalian gimana jadinya?"
Rey melihat keadaan di luar rumahnya yang tenang seperti biasa. Sama seperti perasaannya saat ini yang sudah berdamai dengan dirinya sendiri.
"Cuma satu kata, tapi memiliki makna dan jalan cerita berbeda" gumamnya. Felix di belakang dengan setia menunggu penjelasan dari ucapannya yang abstrak itu. "Keputusan itu ada di tangan kita berdua. Percuma gue bilang kalo gue mau lanjut kalo Rue bilang dia mau berhenti"
Rey menoleh ke belakang, tampak Felix ingin protes. Firasatnya berkata bahwa tidak ada kata akhir dari hubungannya dengan Rue. Meskipun dia ingin mengakhiri semuanya, dia rasa Rue tidak akan mengizinkannya dengan mudah. Karena perempuan itu mencintainya tanpa syarat.
Sama sepertinya yang juga mencintai Rue tanpa syarat.
.....
.
To the next part >>>>
.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Leeknow | Limbo
Fanfiction"Bahkan setelah 5 tahun berlalu, perasaan itu masih sama" Cerita tentang Rey yang belum bisa memaafkan dirinya sendiri dan Rue yang masih menunggu Rey untuk kembali.