Mereka tidak sengaja mengulur waktu, tapi memang waktu berlalu tanpa ada pergerakan apapun dari mereka. Seolah sudah setuju untuk melanjutkan hidup masing-masing. Hanya teman-teman mereka yang merasa geram melihat tidak ada perubahannya setelah perpisahan malam itu. Mereka kira, setelah akhirnya Reynold pergi, semua akan kembali seperti seharusnya.
Atau memang seharusnya seperti ini?
Di saat teman-teman mereka sudah hilang harapan pada hubungan mereka, Rey dan Rue justru sudah siap untuk bertemu kembali setelah lima tahun berpisah.
Rey melihat pantulan dirinya di cermin. Hanya celana jeans biru muda dipadukan hoodie abu-abu yang lebih besar dari tubuhnya, sneaker berbahan kanvas berwarna hitam dengan lace putih. Rambut coklatnya yang sudah panjang hingga menutupi area lehernya dan matanya dia biarkan tanpa dia tata rapi, terlalu malas untuk mengulur waktu lebih banyak dari ini.
"Mau ke mana lo?" tanya Zeus yang melihat tingkah aneh sahabatnya di ruang kantor Rey sendiri. Biasanya jam segini Rey akan berbaring di sofa dengan masih mengenakan pakaian bengkel tanpa peduli jika ruangannya jadi beraroma bensin dan oli, tapi sekarang Rey sudah mandi dan lebih rapi dari biasanya.
"Jam pulang kantor itu jam empat 'kan?" tanya Rey balik lantas menunjuk jam dinding yang menunjukkan pukul empat kurang.
"Tergantung" jawab Zeus. "Ada kantor yang punya aturan jam kerja yang bisa lebih awal atau lebih lambat. Tapi memang jam 4 jam standar pulang anak kantoran" tambahnya.
Rey mengambil hp nya yang dia letakkan di atas meja, membuka salah satu aplikasi yang ada di sana dan tersenyum. "Kantor Rue kantor standar jam pulangnya" kata Rey menepuk pundak Zeus dan bergegas pergi sebelum Zeus mencegatnya dan mulai menginterogasi sedangkan dia sedang dikejar waktu.
.....
.
.
.
.....
Ben menoleh mendengar begitu ributnya meja Rue. Dilihatnya sang pemilik meja sedang sibuk membereskan meja sambil tidak berhenti tersenyum. Penasaran, Ben mengambil kalender kecil di mejanya, tanggal di kalender masih menunjukkan waktu pertengahan bulan, bukan waktu mereka menerima upah hasil kerja keras mereka. Lantas pria itu melihat papan jadwalnya, tidak menemukan jadwal yang bisa membuat bahagia, yang ada jadwal deadline yang membuat kepala pusing.
Menyerah menebak, Ben bertanya langsung pada Rue. "Kenapa lo?"
Rue menoleh, sekedar mengedipkan matanya pada Ben yang bergidik ngeri melihatnya. Sepertinya karena tekanan pekerjaan, sahabatnya ini mendadak gila.
"Gue balik duluan, ya" pamit Rue setelah selesai dengan pekerjaannya membereskan meja. "Kak Rey udah nunggu di bawah" tambahnya dan bergegas lari, persis seperti yang Rey lakukan barusan.
Rey langsung berdiri tegap melihat Rue berlari sekuat tenaga ke arahnya. Terlihat sekali betapa bahagianya perempuan itu, begitu juga dengannya yang tidak sabar untuk memeluk erat sosok perempuan yang sangat dia rindukan itu.
"Kak, gue mau lompat!" teriak Rue masa bodoh dengan tatapan semua orang. Yang penting adalah pria di hadapannya ini, yang mengangguk dengan senang hati merentangkan kedua tangannya, tampak siap menangkap Rue.
Rue melompat setelah memperkirakan jaraknya dengan Rey, dan pria itu langsung berhasil menangkapnya seolah mereka sudah sering melakukannya. Rue memeluk erat leher Rey, sedangkan kedua kakinya melingkar di pinggang Rey. Pria yang sangat dicintainya itu membalas dengan memeluk pinggang Rue erat, menenggelamkan wajahnya di pundak Rue.
Tampak sekali mereka sangat bahagia saat ini. Semua beban yang menyiksa mereka selama ini hilang begitu saja ketika mereka saling berbagi kehangatan kembali setelah sekian lamanya mereka berpisah.
Ben tersenyum melihat momen indah namun sebenarnya memalukan itu, Felix membantu mendokumentasikan momen berharga itu, sedangkan Sam meninggalkan kantor ke arah lain, tidak kuat untuk melihat pemandangan di depannya lebih lama.
Begitulah cinta. Penuh misteri. Penuh teori. Penuh pertimbangan.
Namun, pada akhirnya, semua ada di tangan kita. Karena akhir dari cinta itu tetap sama, berasal dari keputusan kita.
.....
.
-END-
.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Leeknow | Limbo
Fanfiction"Bahkan setelah 5 tahun berlalu, perasaan itu masih sama" Cerita tentang Rey yang belum bisa memaafkan dirinya sendiri dan Rue yang masih menunggu Rey untuk kembali.