Bagaimana rasanya jika kamu terbangun di rumahmu yang berantakan seolah baru saja terjadi perampokan?
Namun karena tidak adanya barang berharga yang hilang, ditambah pintu dan jendela rumah dalam keadaan aman, itu tidak bisa dikatakan sebagai perampokan. Jika Rey percaya akan hal-hal berbau supranatural, maka dia akan mengira bahwa roh-roh penunggu rumahnya ini yang membuat onar.
"Rumah lo abis dirampok?" tanya Zeus melihat rumah yang berantakan dan sang pemilik terduduk lemas di tengah rumah dengan laptop dalam pangkuannya.
"...depan rumah lo baik-baik aja" ucap Joel menangkap keanehan yang terjadi. Zeus dengan terkejut menatap Joel yang baru saja mengungkapkan fakta.
"Lo jangan nakut-nakutin gue, ah" gerutunya. Joel mengabaikan gerutu yang lebih mirip rengekan itu dan mendekati Rey. Sahabatnya ini seperti memerlukan bantuan. Sangat.
"Jadi kenapa rumah lo bisa gini?"
"...karena gue"
"Hah?"
Rey memberikan laptopnya tanpa banyak bicara. Kepalanya terasa ingin pecah saat ini juga, sehingga dia berbaring di atas sofa setelah menyingkirkan berbagai macam barang yang ada di atasnya. "Selama ini gue cuma curiga, tapi gue gak nyangka ternyata yang selama ini gue curigain itu bener" katanya.
"Apa maksud-" Joel menarik tangan Zeus sebelum sahabatnya itu semakin membuat kepala Rey terasa sakit dengan ocehannya. Dia memutar video yang ada di laptop, dan Zeus ikut menonton di sampingnya.
"Lo-" sekali lagi Joel menahan Zeus untuk mengoceh setelah video itu mereka putar.
"Dan selama ini Rue tau dan sembunyiin ini dari gue" kata Rey yang sadar jika dia tidak boleh kehilangan kesadarannya saat ini. Masih banyak hal yang harus dia lakukan, salah satunya adalah menyelesaikan masalahnya dengan Rue.
Dia harus mengakhiri hubungannya dengan Rue. Karena dengan itu, maka dia dapat merasa tenang dan Rue tidak akan terganggu lagi hidupnya.
"Oke, bisa lo cerita sekarang?" tanya Joel tenang. Rey memberikan tatapan memelas, enggan sekali menjelaskan semuanya secara detail karena itu membuatnya harus mengingat setiap ekspresi lelah Rue yang berusaha berjuang sendiri menyembunyikan rahasia Rey, melakukan pekerjaannya sebagai seorang mahasiswi, dan menemani siapapun yang ada dalam tubuh Rey.
"Kita harus tau detailnya baru kita bisa bantu lo, Rey" desak Zeus mencoba terdengar santai dan tanpa terlalu menekan sahabatnya.
Akhirnya Rey mengangguk, dia mulai menceritakan asal kecurigaannya, rencananya untuk membuktikan kecurigaannya, dan kemungkinan asal muasal dia bisa mendapatkan gangguan bipolar.
......
.
.
.
.....
Hujan deras di luar sana tidak menghalangi Rue untuk pergi ke rumah yang lebih sering dia kunjungi dibandingkan universitasnya. Tanpa perlu membunyikan bel ataupun mengetuk pintu, dia langsung membuka pintu rumah seolah dia pemiliknya.
"Kak?" panggilnya pelan.
Rumah Rey yang sebelumnya berantakan kini sudah rapi seperti semula. Sebelum mereka pergi, Zeus dan Joel sudah membantu Rey membereskan semuanya.
Tidak mendengar sahutan yang dia inginkan, Rue mengambil hp nya di saku depan ransel dan langsung menelpon sang pemilik rumah yang juga merupakan pacarnya. Samar-samar di antara suara hujan di luar, Rue menangkap suara telpon Rey di ruangan yang dikatakan sebagai ruangan pribadi Rue khusus dibuatkan oleh Rey.
Tanpa pikir panjang, perempuan itu berlari ke ruangan tersebut. Namun senyumnya menghilang saat melihat Rey berdiri di tengah ruangan dengan seringai di wajahnya. "Reynold?" panggilnya.
"Kenapa? Lo kaget gue bukan kakak yang lo cari itu?"
Rue menggelengkan kepalanya. Dia menatap Reynold dengan curiga. Biasanya jika dia keluar, dia akan merusak seluruh isi rumah ini dan tidak akan berhenti menghubungi Rue. Namun sejak kemarin, tidak ada telpon apapun yang Rue terima.
"Lo bisa tanya, dan gue akan jawab" kata Reynold tertawa melihat Rue masih waspada terhadapnya. "Atau perlu gue jelasin semua yang lo pengen tau?"
"Jadi, kakak sialan lo ini sengaja sembunyiin hp dia di sini, tau gue gak akan berani rusak atau dateng ke tempat ini. Dan tadi pagi, temen si sialan ini dateng ke rumah dan beresin semua mahakarya yang gue buat di rumah ini" Reynold berhenti berbicara melihat Rue tampak ketakutan.
"Bener. Gue udah tau semuanya, Rue"
.....
.
Breaking Up Story
.
....
Jadi ini ada di Episode 3 Part 1
Suara hujan deras di luar sana menggambarkan bagaimana suasana di ruangan yang biasanya memberikan kehangatan kini terasa dingin menusuk padahal mereka tidak basah oleh hujan maupun terkena hembusan angin dingin di luar sana.
Rey menundukkan kepalanya dalam diamnya. Dia tidak mengatakan apapun selama satu jam terakhir dan Rue dengan sabar menunggunya.
"Aku akan pergi, agar aku bisa membencimu" kata Rey mengangkat kepalanya agar dapat beradu pandang dengan Rue. Dengan tenang Rue mendengarkan perkataan Rey tersebut meskipun dia merasa sesak dan sakit akan salam perpisahan ini.
"Aku bisa menerimanya. Selama ini aku telah bersalah padamu, aku minta maaf" kata Rue dengan tenang. Tangannya terangkat mengusap pipi Rey yang sudah basah oleh airmata.
"Jangan membenciku" kata Rue lagi.
"Kau tau 'kan bagaimana hidup seseorang yang memiliki kebencian terhadap orang lain dalam hidupnya? Dia tidak akan pernah lupa dan terus mengingatnya, melupakan hal baik tentangnya dan mengingat hal buruknya saja. Aku tidak ingin dibenci seperti itu olehmu, dan aku lebih tidak ingin melihatmu menderita karena mengingat hal buruk tentang kita yang pernah bersama"
Rey menggenggam tangan Rue di pipinya, merasakan kehangatan itu untuk terakhir kalinya. Dia memejamkan matanya, mengeraskan hatinya untuk melepaskan tangan Rue dari genggamannya.
"Aku akan membencimu" kata Rey keras kepala.
"Lalu apa? Untuk balas dendam padaku?"
"Untuk bertahan hidup"
"...ah"
Rue lupa. Bagaimana dia telah menjadi segalanya bagi Rey. Ungkapan jujur Rey barusan membuat dia akhirnya tidak mampu bertahan lagi dan menangis kencang. Malam itu, semuanya berakhir bagi mereka. Dunia mereka telah berhenti di malam itu.
.....
.
To the next part >>>>
.
.....
![](https://img.wattpad.com/cover/339048513-288-k26221.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Leeknow | Limbo
Fanfiction"Bahkan setelah 5 tahun berlalu, perasaan itu masih sama" Cerita tentang Rey yang belum bisa memaafkan dirinya sendiri dan Rue yang masih menunggu Rey untuk kembali.