part 29-30

207 24 0
                                    

Setelah merayakan hari ulang tahun, mereka langsung beristirahat di kamarnya masing-masing kecuali abikara yang menemani kian santang

"Rai, aku ikut denganmu"

"Raka, kenapa kau selalu saja mengikuti?"

"Krn aku tidak ingin kehilanganmu untuk ke dua kalinya rai"

"Jangan bahas masa kecil itu lagi, raka tidak salah"

"Tapi aku masih saja merasa bersalah rai"

"Raka, kau tidak bersalah, aku yang bersalah krn menghiraukan perkataan raka"

"Yasudah klu raka ingin tidur bersamaku, silahkan raka"

"Aku tidur denganmu saja"

Akhirnya kian santang dan abikara langsung tidur di ranjang milik kian santang

Abikara tampak tertidur pulas dan kian santang seperti gelisah

Alam bawah sadar kian santang on

"Pedang apa ini?"

"Hei kian santang, cabutlah pedang itu"

"Bagaimana aku bisa cabut pedang itu sedangkan aku saja masih terluka"

"Cabut saja pedang itu dengan merendahkan hatimu dan berdoalah!"

Kian santang merendahkan kemudian ia berdoa kepada allah SWT agar di permudahkan pencabutan pedang itu

Akhirnya kian santang bisa mencabut pedang tersebut

"Akhirnya kian santang, apakah kau ingin memiliki pedang zulfikar? Jika ya kau harus ke tanah arab untuk mendapatkan pedang zulfikar, nanti ku tunggu kau kian santang" paman itu langsung pergi

"Paman!!" Teriak kian santang

Bawah sadar kian santang off

"Kau kenapa teriak-teriak malam-malam seperti ini rai? Apa kau bermimpi buruk?"

"Aku tidak bermimpi buruk, aku bermimpi ada orang bernama paman cacing, dia menyuruhku untuk mengambil pedang zulfikar dari tanah suci mekkah"

"Pedang zulfikar?"

"Ya raka"

"Pedang itu tidak bisa di ambil oleh siapapun rai, aku sudah mencobanya dan gagal mengambilnya"

"Pedang itu memang sangat sulit raka, pertama kali mencoba mengambil memang tak bisa, setelah aku berdoa pedang itu bisa aku kuasai"

"Rai, klu kau ingin mengambil pedang zulfikar, nanti pagi saja kita berangkat bersama, kebetulan aku juga mempunyai urusan dengan seseorang di tanah suci mekkah"

"Iya raka, mari kita tidur lagi, ini masih jam setengah sebelas"

"Mari rai, apakah kau tidak melaksanakan shalat tahajud?"

"Nanti saja raka, masih lama juga"

"Yasudah rai"

Kian santang dan abikarapun tidur lagi

[Part 1]

kisah keluarga padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang