bab 41

202 25 1
                                    

Kian santang langsung bersemedi

7 hari kemudian

Kian santang tak kunjung mengakhiri bersemedian itu, entah dia tidak merasa lapar ataupun haus dari dalam tubuhnya

Kian santang mendapatkan firasat jika ibundanya subang larang dalam bahaya

"Ibunda"

"Putraku tolong ibunda nak, pulanglah putraku"

"Ibunda" tangis kian santang

Di saat kian santang hendak menghentikan pertapaannya tiba-tiba ada suara

"Janganlah engkau hentikan pertapaanmu, cobalah fokus jangan memikirkan hal-hal lain"

"Ibundaku bagaimana? Ibundaku dalam bahaya"

"Jika kau ingin menghentikan pertapaanmu maka kau harus tau akibatnya dan akan menyesal kian santang"

"Kenapa ujian ini sangatlah berat, ibundaku bagaimana?" Cemas kian santang

(Fyo : suara kian santang itu suara di dalam hati)

Kian santang cepat-cepat kepadjajaran, tak peduli akibat yang terjadi kepadanya karna sudahi bertapaan ini

___________

Sementara di padjajaran

Subang larang yang sedang tidur tiba-tiba ada yang menculiknya

"Habis kau hari ini subang larang!"

"Hentikan" ucap kian santang yang berada di gua penculik itu

"Ha kian santang? Kenapa dia berada disini" gumamnya

"Lepaskan ibundaku cepat"

"Tidak akan"

"Maafkan aku jika kau terluka"

Kian santang langsung menyerang penculik itu

Keduanya konflik dengan berbagai ilmu kanuragan sampai akhirnya teman si penculik itu menyandra subang ralang

"Ibunda"

"Serahkan tubuhmu maka aku akan melepaskan ibundamu"

Subang larang yang terbangun langsung terkejut krn ia ada di gua

"Putraku kian santang?, dimana aku?"

"Ibunda tenanglah aku akan menjaga bunda"

"Cepat atau ibundamu akan mati"

Kian santang lengah akhirnya penculik itu langsung membawa kian santang ke markasnya

"PUTRAKU KIAN SANTANG" panik subang larang

"Silahkan kau pergi subang ralang, aku hanya menculik putramu itu!"

"Dasar licik kau, mau apakan putraku"

"Diam! Pergi sana sebelum aku berubah fikiran"

"Aku tidak akan pergi sebelum kau lepaskan putraku"

"Ibunda" panggil rara dan walang

Penculik itu langsung kabur

"Putraku putriku"

"Apa ibunda baik-baik saja?"

"Ibunda baik-baik saja putriku tapi raimu kian santang"

"Rai kian santang kenapa bunda?" Tanya rara santang

"Raimu kian santang, dia di culik"

"APA"

"Kita harus menyusulnya rai kian santang raka"

"Jangan, jika kita menyusul pasti sudah jauh"

"Tapi raka"

"Hussss sudah kita bawa ibunda ke kerajaan"

"Iya raka"

Mereka langsung pulang ke padjajaran
______________

Beralih ke kian santang dan penculik tersebut

Kian santang sedang di gua yang ada sungai di sampingnya, ngerti gak? (Fyo di tempat tersebut seperti gua dan airnya sangat dingin)

[Sungai]   [kian santang]

Sekilas bayangannya seperti itulah

"Lepaskan aku cepat"

"Hei kian santang, kau menjadi pahlawan kesiangan?"

"Kau boleh melukaiku tapi jangan lukai ibundaku!" Gertak kian santang

"hah kau tidak berubah-rubah ya rai kian santang"

"Siapa kau? Mengapa engkau memanggilku rai?" Tanya kian santang/alis kanan kian santang meninggi

Penculik kian santang langsung membuka aslinya 

"Raka"

Hah gimana² raka? Siapa penculik itu? Penasaran kan? Langsung aja ke pantangin akun SaraFasita

kisah keluarga padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang