part 37-38

272 36 6
                                    

Kian santang mengerang kesakitan yang luar biasa, tangannya memegang selimut dengan kencang

"Putraku" cemas subang ralang

"Tabib ada apa dengan rai kian santang?"-walangsungsang

"Racunnya sudah menyebar di dalam tubuh raden kian santang"

"Astagfirullah aladzim putraku" tangis subang ralang

"Apa yang harus kita lakukan raka, cepatlah lakukan sesuatu" desak rara santang kepada walangsungsang

"Kita harus bilang kepada ayahanda rai"

"Iya raka"

"Bunda kami permisi dulu, assalamualikum"

"Walaikum salam"

Walangsungsang dan rara santang berlari kearah sidang istana

Mereka sudah sampai di sidang istana

"Hormat kami ayahanda"

"Ada apa putraku?"

"Rai kian santang ayahanda, rai kian santang butuh obat secepatnya"

"Ada apa dengan rai kalian? Bukankah sudah ia terkena jurus brajamusti dan jurus dewa harimau?"

"Bukan hanya itu ayahanda, rai kian santang terkena racun anggrek hitam"

"Jagat dewa batara, yasudah mari kita mencari obat bersama-sama, obat itu bernama lawesa kan?"

"Iya ayahanda, mari"

Prabu dan anak-anak subang ralang langsung mencari obat untuk kian santang

________________

"Dimana obat itu, kenapa aku hanya berjalan disini terus?"

Tiba-tiba saja ada kakek-kakek yang menghampiri abikara

"Sampurasun"

"Rampes , ada apa kek?"

"Kau kesini mencari apa anak muda?"

"Aku mencari obat untuk raikku kek, apakah kakek tau?"

"Obat lawesa?"

"Ya obat itu, apakah kakek tau dimana keberadaan obat itu? Tolong kasih tau aku kek aku mohon"

"Klu kau tau dimana obat itu maka kau harus bertarung denganku dulu"

"Maaf kek, aku benar-benar tak punya waktu lagi, raikku akan bertahan hanya esok pagi kek"

"Tak ada alasan anak muda" kakek itu langsung menyerang abikara

Abikara bisa mengalahkan kakek itu

"Maaf kek krn aku telah melukaimu, tolong kasih tau obat itu dimana"

"Ada di rumah kakek anak muda, mari kakek antar"

Abikara mengganguk sebagai jawaban

Abikara langsung pergi kerumah kakek itu

___________

Kian santang sudah tidak mengerang lagi, ia matanya terbuka dan berbicara kepada subang ralang

"Bunda"

"Iya nak"

"Ibunda jangan nangis, aku tak suka jika ibunda menangis" kian santang langsung mengelap pipi subang ralang yang basah

"Aku tidak suka jika bunda menangis"

Subang ralang tersenyum

"Ibunda, aku sangat sayang kepada bunda"

"Ibunda juga sangat sayang kepadamu nak"

Tiba-tiba saja mata kian santang tertutup

"Tabib, ada apa ini"

"Mohon maaf gusti ratu, mohon bersabarlah"

"Ada apa tabib?"

"Raden kian santang telah tiada gusti ratu"

Hati subang ralang telah hancur krn ucapan tabib itu

"Putraku bangunlah! Ibunda mohon putraku, kau pasti kuat, ayolah bangun nak"

____________

Abikara sudah dapat obat lawesa itu

"Terimakasih kek krn sudah memberikan obat itu, aku mohon pamit, sampurasun"

"Rampes"

Abikara langsung pergi ke padjajaran

______________

Abikara sudah sampai di padjajaran, ia melihat ibundanya menangis sangat terisak

"Bunda, lihatlah aku sudah menemukan obat lawesa ini"

"Putraku, raimu kian santang telah tiada"

"Tidak tidak, tabib ayolah kau pasti bisa, ini obatnya cepat obati rai kian santang"

"Sandika raden"

Abikara memberikan obat lawesa kemudian tabib langsung meracik ramuan untuk kian santang setelah obatnya di racik, tabib langsung meminumkan ramuan itu kepada kian santang

Setelah di minumkan tangan kian santang bergerak

"Bunda, lihatlah rai kian santang tangannya bergerak"

"Iya nak, alhamdulillah"

"Syukurlah dewa yang anggung masih melindungi rai kian santang"

"Dimana raka walangsungsang dan yunda rara santang bunda?"

"Mereka sedang mencari obat sepertinya, mereka mencari dengan ayahandamu"

"Aku sudah menemukan obatnya lalu kenapa mereka mencari obat?"

Abikara langsung berkomunikasi kepada mereka agar mereka tak perlu mencari obat untuk kian santang

Gatau kapan update lagi, baca aja cerita author yang lainnya biar gak lama nunggu, sama² gak ada ide beneran

Gatau kapan update lagi, baca aja cerita author yang lainnya biar gak lama nunggu, sama² gak ada ide beneran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira² siapa yang meninggal ya?

klu vote di cerita di atas udah 150 otw update lagi, janlupa vote di cerita ini sampai 600 vote biar author semangat untuk lanjutin ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

klu vote di cerita di atas udah 150 otw update lagi, janlupa vote di cerita ini sampai 600 vote biar author semangat untuk lanjutin ceritanya

kisah keluarga padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang