bab 42

217 18 1
                                    

"Raka layang kusuma?"

"Bagus rai kau akhirnya tau" /layang kusuma menepok-tepok tangannya

"Apa yang raka lakukan, ada apa ini"

"Sudahlah rai jangan berdusta kau kan yang membunuh adik kesayanganku Geulis"

"Tidak raka, aku baru saja bertapaan mana mungkin aku membunuh adikmu"

"Ssss diam lah kian santang jangan banyak mengelak, kau ingin selamat kan? Cepat katakan kenapa kau membunuh adikku" bentak layang kusuma

"A K U T I D A K M E M B U N U H A D I K M U"
(Aku tidak membunuh adikmu)

"Jangan berdusta rai"

"Itu aslinya raka, aku tidak membunuh adikmu!"

"Kau berani berdusta" / layang kusuma langsung membawa kian santang ke sungai di sebelahnya lalu mencelupkan kepala kian santang sampai merasa puas

"Bagaimana rai? Kau bisa jahat maka akupun sama"

"Raka" lirih kian santang| kian santangpun pingsan

Layang kusuma yang melihat itu bukannya kasian tapi ia langsung mencabuk badan rainya tersebut hingga daging milik kian santang terlihat

________________

Bayang-bayangan tentang putra bungsunya menghantui subang larang dan prabu sliwangi

"Putraku kian santang Dimana kamu nak? Mengapa firasatku mengatakan bahwa putraku seperti di siksa oleh seseorang, siapa orang itu yang berani berbuat macam-macam dengan putraku kian santang" batin sliwangi/ prabu sliwangi langsung memanggil maung bodas dan antek-anteknya untuk mencari kian santang

Sedangkan subang ralang hanya menangis sepanjang malam karna ia merasa sangat bersalah mengapa harus putranya yang di siksa bukan dirinya saja?

"Hiks hiks putraku kian santang kau berada dimana nak? Ibunda adalah ibu yang gagal melindungi dirimu kan putraku, bertahanlah Putraku" /subang ralang langsung membuka al qur an untuk menangkan pikirannya

Di sisi lain

Walang dan rara juga bermimpi klu kian santang dalam bahaya

"Rai" teriak keduanya

Keduanya terbangun mereka sama-sama mencemaskan rai kesayangannya itu, keduanya melihat jam yang ternyata sudah seperempat malam, mereka langsung mengerjakan shalat sunnah tahajud berserta shalat witir

__________

Beralih ke kian santang

Kondisinya sudah sangat memperhatinkan dengan sekejur tubuh yang penuh dengan darah

"Raka" satu kalimat yang bisa ia ucapkan dengan begitu rasa sakit yang ia miliki

"Jangan panggil aku raka, kau bukan adikku lagi"

"Sakit raka" rintihnya

"Diam!" /layang kusuma langsung mencambuk dengan cambukan api yang membuat tubuh kian santang panas

"Raka hentikan sakit"

"Ya allah hamba memohon pertolonganmu supaya raka layang kusuma hentikan siksaanku ya allah" batin kian santang| menangis

"Hei yang ada disana, kau berbuat apa dengan anak itu!" Ucap seseorang dengan nada tinggi

"Alhamdulillah" ucap syukur kian santang di dalam hati

"Jangan ikut urusanku kisanak" | layang kusuma langsung menyerang seseorang itu

Seseorang anak kecil juga membawa kian santang ke pendoponya

"Kisanak istirahat saja disini biar kami obati luka-luka kisanak"

"Terimakasih kisanak"

Dengan segala kekuatan anak kecil itu langsung menyembuhkan kian santang seketika, entah kenapa anak kecil di usia sepantaran kian santang yang berusia 14 tahun bisa sesakti itu

"Kau sangat hebat kisanak, tubuhku sama sekali tidak sakit" puji kian santang

"Allah yang hebat kisanak"

"Kau beragama muslim?"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Akupun sama kisanak seorang muslim, namaku jaya sanggara"

"Namaku dasa"

"Salam kenal dasa, ini rumahmu sangat mewah"

"Tidak kisanak, ini hanya rumah yang di bangun oleh santri-santri disini"

"Aku tidak melihat santri disini, dimana mereka?"

"Mereka sudah pulang kerumahnya, banyak hal yang mungkin sanggara tak perlu tau"

"Maafkan aku karna sudah penasaran"

"Tidak masalah"

"Assalamualaikum" salam seseorang yang menyerang layang kusuma

"Walaikum salam ayahanda" jawab keduanya | dasa menyalimi ayahandanya begitu juga dengan kian santang

"Bagaimana kondisimu kisanak?"

"Alhamdulillah baik-baik saja paman"

"Alhamdulillah klu begitu, namamu siapa?"

"Namaku jaya sanggara paman, klu paman sendiri siapa?"

"Namaku yaja, kau boleh panggil aku dengan sebutan ayahanda"

"Baik ayahanda"

Shalat subuh mengundangkan

"Waktunya untuk shalat subuh mari"

"Mari ayahanda, dasa"

Selanjutnya

"Lepaskan aku, kau siapa" ucap dasa dan kian santang secara bersamaan

"Xixixi kau tak perlu tau aku, aku akan membunuhmu"

Pemuda itu langsung menukar jasad keduanya

Ternyata dasa mati sedangkan kian santang tidak, kian santang jasadnya berada di tubuh dasa

Setelah melakukan itu pemuda tadi langsung pergi

(Mari kita buat seperti kamandaka / walangsungsang yak wkwk)

Pantengin terus lah akun

kisah keluarga padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang