part 35-36

252 28 1
                                    

Peperang telah terjadi, banyak pasukan musuh yang mengikuti peperangan, ada seorang prajurit dari kerajaan gandura yang tewas akibat panglima perang padjajaran yaitu banyak catra

"Berdebah kau banyak catra"

"Serang!!" Titah yudakara kepada pasukannya

"Serang mereka" titah gagak nampar

Peperangan terjadi dengan begitu besar

__________

Kian santang dan abikara baru saja pulang, ia sangat terkejut ketika mendengar subang larang bilang padjajaran tengah berperang

"Bunda, aku harus kesana"

"Rai, kau sedang terluka, jangan paksakan dirimu"

"Raka, aku harus membela keluargaku"

"Putraku, ibunda tidak mengizinkan kalian pergi"

"Tapi bunda, aku ingin sekali pergi berperang, aku pamit dulu assalamualikum" ia akhirnya pergi dengan pakaian biasanya untuk melawan pasukan musuh

"Walaikum salam" subang ralang sangat bersedih krn putranya sendiri acuh dengan perkataannya

"Bunda, aku izin pergi berperang ya, ibunda tidak usah khawatir denganku, aku mohon pamit sampurasun"

"Rampes"

"Ya allah, tolong kau lindungi keluargaku yang berada di medan pertempuran dan juga prajurit yang mengikutinya" doa subang ralang

__________

Abikara dan kian santang telah datang, para pasukan musuh sangat takut dengan kedatangan mereka tapi sandang lawe lah yang bisa menguatkan keberanian mereka

"Janganlah takut, pedang samsirku akan meratakan semuanya!"

Kian santang dan abikara menantang sandang lawe untuk mengeluarkan pedang samsyir itu

"Raka, katamu kau punya pedang samsyir? Cobalah keluarkan"

"Jadi kau menantangku kian santang?, aku bukan rakamu!!!"

"Hei, jaga omonganmu wahai berdebah, aku tau kau ini raka layang kusuma kan!!, kau berani berkhianat kepada keluargamu sendiri, kau tega" Bentak abikara

"Tega katamu? Apakah jika kau di buang begitu saja apakah kau diam saja atau balas dendam?"

"Di buang? Kau sendiri yang tak ke padjajaran raka, kau aneh sekali"

"Ah jangan banyak omong kalian!!" Sandang lawe langsung mengeluarkan pedang samsyir itu

Langit tiba-tiba saja bergemuruh, pertanda ada hawa yang sangat kuat terjadi

"Jagat dewa batara, kekuatan dari siapa ini? Kenapa sangat kuat sekali" batin prabu

"Jagat dewa batara" -gagak nampar

"Matilah kalian berdua"

Sandang lawe langsung menebaskan pedangnya kearah kian santang dan abikara, mereka berdua langsung terpental jauh

"Arghhhh sakit sekali" rintih abikara

Kian santang langsung ke abikara untuk memeriksanya walaupun rasa sakit yang luar biasa ada di tubuhnya "Raka, maafkan aku raka"

"Rai, kau lawan dia pakai pedang zulfikar saja, cepat lawanlah jangan takut"

"Tapi pedang zulfikar sangatlah berbahaya bagi siapapun raka"

"Sudahlah rai, cepatlah lawan"

"Baiklah raka"

Akhirnya kian santang langsung menyerang sandang lawe dengan pedang zulfikar, perlawanan sangat sulit krn kedua pedang itu kekuatannya sangat dahsyat, akhirnya kian santang menang dari sandang lawe

kisah keluarga padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang